Dunia Call of Duty sedang sedikit bergejolak. Kabar kurang sedap datang dari Activision, yang memutuskan untuk menghentikan pengembangan Warzone Mobile, game yang diharapkan membawa era baru bagi battle royale di platform mobile. Apakah ini pertanda era mobile gaming yang semakin kompetitif? Mari kita bedah lebih dalam.
Warzone Mobile Ditutup: Apakah Akhir dari Dominasi Call of Duty di Mobile?
Setelah beberapa waktu berjuang, Activision akhirnya menarik Warzone Mobile dari app store iOS dan Android. Server memang masih akan aktif untuk sementara waktu, tetapi tidak ada konten baru atau update yang akan dirilis. Yang lebih menyakitkan lagi, pemain tidak lagi bisa melakukan pembelian in-game. Jadi, bagi yang sudah berinvestasi banyak di skin dan battle pass, siap-siap saja.
Activision mengakui bahwa Warzone Mobile tidak memenuhi ekspektasi mereka, terutama di kalangan pemain mobile-first. Padahal, mereka sangat bangga bisa membawa pengalaman Call of Duty: Warzone ke mobile dengan autentik. Tapi, ya begitulah, kadang ekspektasi tak seindah realita.
Warzone Mobile diluncurkan pada Maret 2024, menawarkan pengalaman battle royale hingga 120 pemain, serta cross-progression dengan Warzone PC dan konsol, Modern Warfare 2 dan 3, dan yang akan datang, Black Ops 6. Tujuan awalnya adalah untuk menantang dominasi Call of Duty Mobile yang sangat sukses, yang dikembangkan oleh Tencent.
Meskipun review dari IGN memberikan skor yang cukup baik (8/10), dan memuji cross-progression dan elemen-elemen terbaik dari Warzone, ternyata itu tidak cukup untuk menarik perhatian gamer mobile. Apakah masalahnya ada di optimasi game, strategi marketing, atau memang timing yang kurang tepat?
Terlalu Serakah? Analisis Kegagalan Warzone Mobile
Salah satu alasan yang mungkin adalah ekspektasi Activision yang terlalu tinggi. Mereka ingin Warzone Mobile menjadi pesaing utama Call of Duty Mobile. Padahal, Call of Duty Mobile sudah sangat mapan dengan 1 miliar download. Selain itu, revenue sharing dengan Tencent membuat Activision ingin memiliki kontrol penuh dengan mengembangkan Warzone Mobile secara internal.
Namun, Warzone Mobile membutuhkan smartphone yang lebih powerful daripada Call of Duty Mobile. Hal ini membuat game ini kurang terjangkau bagi sebagian besar pemain mobile. Ditambah lagi, layoff di Microsoft tahun lalu juga berdampak pada tim pengembang Warzone Mobile. Kombinasi faktor-faktor ini tampaknya menjadi resep untuk kegagalan.
Banyak gamer yang merasa kecewa dengan kondisi Warzone Mobile. Beberapa komentar di Reddit menyebutkan bahwa game ini terlalu dini dirilis dan terlalu serakah. Grafik yang kurang optimal dan performa yang kurang lancar di banyak perangkat menjadi masalah utama. Apakah ini adalah akhir dari era Call of Duty di mobile? Belum tentu.
Masa Depan Call of Duty: Reboot atau Kembali ke Akar?
Lalu, bagaimana dengan masa depan Call of Duty secara keseluruhan? Dilaporkan bahwa setelah peluncuran Black Ops 6 yang besar, jumlah pemain Call of Duty justru menurun. Meskipun kembalinya Verdansk di Warzone sempat memberikan angin segar, masalah cheating yang merajalela kembali menghantui.
"Greed is a dangerous thing," kata salah satu redditor. Activision dinilai terlalu serakah dan berencana untuk membunuh Call of Duty Mobile demi Warzone Mobile. Hal ini justru membuat jutaan pemain Call of Duty Mobile berbalik melawan Warzone Mobile, karena Call of Duty Mobile jauh lebih mudah diakses.
Meskipun Call of Duty: Mobile masih berjalan kuat, keuntungan yang didapatkan Activision tidak sebesar jika mereka mengembangkan game sendiri. Apakah ini berarti Activision harus kembali ke model revenue sharing dengan Tencent? Atau adakah cara lain untuk menarik kembali perhatian gamer mobile?
Jetpack dan Wall Running: Inovasi atau Nostalgia?
Rumor yang beredar menyebutkan bahwa Black Ops 7 akan membawa kembali fitur jetpack dan wall running yang populer di Black Ops 3. Apakah ini adalah cara Activision untuk berinovasi dan menarik kembali pemain yang sudah bosan dengan formula boots on the ground? Atau justru ini adalah langkah nostalgia untuk memuaskan fans lama?
Activision mengatakan bahwa tim mereka sedang sibuk mengerjakan berbagai proyek. Kita tunggu saja kejutan apa yang akan mereka hadirkan di acara Xbox Showcase bulan Juni. Satu hal yang pasti, persaingan di dunia gaming semakin ketat. Developer harus terus berinovasi dan mendengarkan feedback dari pemain jika ingin tetap relevan.
Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang akuisisi Activision Blizzard oleh Microsoft senilai $69 miliar. Phil Spencer, bos Xbox, mengakui bahwa akuisisi ini sebagian besar dimotivasi oleh ambisi Xbox di pasar mobile. Microsoft berencana untuk meluncurkan app store sendiri, menantang dominasi Apple dan Google. Apakah mereka akan berhasil?
Kegagalan Warzone Mobile menjadi pelajaran berharga bagi Activision dan Microsoft. Pasar mobile gaming sangat berbeda dengan pasar PC dan konsol. Diperlukan strategi yang tepat, optimasi yang baik, dan pemahaman yang mendalam tentang preferensi pemain mobile untuk bisa sukses.
Intinya, kegagalan Warzone Mobile bukan berarti akhir dari segalanya. Ini adalah kesempatan bagi Activision untuk belajar, beradaptasi, dan kembali dengan inovasi yang lebih baik. Siapa tahu, Call of Duty di mobile akan bangkit kembali dengan formula yang lebih matang dan memuaskan. Kita tunggu saja kejutan berikutnya.