Dark Mode Light Mode

Diddy Bayar Rp1,6 Miliar untuk Video Pemukulan Cassie di Hotel Terungkap

Siap-siap kaget! Pernahkah Anda membayangkan seorang mogul musik terjerat dalam pusaran skandal yang lebih panas dari mic drop di konser? Kisah ini bukan plot film thriller, tapi kenyataan pahit yang sedang dihadapi Sean "Diddy" Combs.

Dari Pesta Glamor ke Ruang Sidang: Skandal Diddy yang Mengguncang Dunia Hiburan

Dunia hiburan, yang sering kita lihat penuh gemerlap dan kekayaan, ternyata menyimpan sisi gelap yang kerap tersembunyi. Kasus Diddy adalah salah satu contohnya. Seorang security guard bernama Eddy Garcia menjadi saksi kunci dalam kasus yang melibatkan dugaan sex trafficking dan pemerasan. Ia menyaksikan sendiri bagaimana upaya Diddy untuk menutupi insiden yang terjadi di sebuah hotel mewah.

Skandal ini bukan hanya sekadar gosip selebriti. Ini adalah tentang power, penyalahgunaan wewenang, dan upaya untuk membungkam kebenaran dengan uang. Bagaimana mungkin seorang bintang sebesar Diddy bisa terjerat dalam kasus seberat ini? Apa yang sebenarnya terjadi di balik layar?

Kasus ini bermula dari insiden di InterContinental Hotel di Los Angeles pada 5 Maret 2016. Eddy Garcia, yang baru memulai shift kerjanya, mendengar kabar tentang perkelahian antara Diddy dan pacarnya saat itu, Casandra "Cassie" Ventura. Video pengawasan hotel menunjukkan Diddy menyerang Cassie di lobi lift. Cassie tidak melaporkan kejadian tersebut ke polisi dan tidak meminta bantuan medis.

Tak lama kemudian, serangkaian panggilan telepon misterius mulai berdatangan ke meja keamanan. Seorang wanita yang mengaku sebagai asisten pribadi Diddy, Kristina Khorram, menanyakan tentang insiden tersebut dan keberadaan video pengawasan. Ia bahkan menawarkan untuk "melihat" video tersebut, ingin tahu "apa yang sedang mereka hadapi." Garcia menolak, hanya berkata “Off the record: It’s bad.”

Puncaknya, Diddy sendiri menghubungi Garcia. "Dia bertanya apakah saya tahu siapa dia, dan saya menjawab ‘ya,'" kenang Garcia. Diddy terdengar sangat gugup dan berbicara dengan cepat. Ia mengakui bahwa ia "sedikit terlalu banyak minum" dan khawatir video tersebut bisa "menghancurkannya." Dari sini, drama sesungguhnya baru dimulai.

Tawaran yang Tak Bisa Ditolak: Uang vs. Kebenaran

Diddy tak berhenti di situ. Ia terus berusaha membujuk Garcia untuk mendapatkan video tersebut. Ia bahkan menawarkan sejumlah uang sebagai imbalan. Garcia kemudian menghubungi supervisornya, Bill Medrano, yang memiliki akses ke video tersebut. Medrano bersedia "melakukannya" dengan imbalan $50.000.

Khorram kemudian menghubungi Garcia kembali, menyerahkan teleponnya ke Diddy. Mendengar kabar baik, Diddy sangat senang dan memanggil Garcia "Eddy, malaikatku." Beberapa hari kemudian, Garcia menyerahkan USB drive berisi rekaman video tersebut kepada pengawal Diddy di sebuah high-rise di Los Angeles.

Di dalam apartemen, Diddy menyambut Garcia dengan senyum. Setelah memastikan bahwa itu adalah satu-satunya salinan video, Diddy meminta kartu identitas Garcia, Medrano, dan petugas keamanan yang pertama kali merespon insiden tersebut. Diddy memberikan perjanjian kerahasiaan, yang mengancam denda $1.000.000 jika Garcia melanggar. Ironisnya, saat itu Garcia hanya dibayar $10.50 per jam.

Hitung Cepat: $100.000 dalam Kantong Cokelat

Diddy, yang sempat keluar ruangan, kembali dengan membawa kantong cokelat dan mesin penghitung uang. Ia mulai memasukkan uang tunai ke dalam mesin tersebut. "Pada akhirnya, jumlahnya $100.000," kata Garcia. Diddy memasukkan uang tersebut ke dalam kantong dan menyerahkannya kepada Garcia. “He asked me if I wanted to count it,” Garcia menimpali. “I said ‘I trust the machine.’”

Setelah transaksi selesai, Diddy mengantar Garcia ke mobilnya dan berpesan “not to make any big purchases.” Garcia kembali ke Intercontinental Hotel, memberikan $50.000 kepada Medrano dan $20.000 kepada petugas keamanan yang ID-nya digunakan. Ia sendiri menyimpan $30.000. Yang lebih ironis, Garcia tidak melaporkan uang ini pada pajaknya. Oops!

Kasus Diddy: Lebih dari Sekadar Gosip

Rangkaian peristiwa ini menjadi pilar utama dalam kasus yang diajukan jaksa terhadap Diddy. Mereka menuduh Diddy memaksa Cassie untuk terlibat dalam pertemuan seksual dengan pekerja seks pria, yang disebut "Freak Offs," dengan menggunakan kekerasan fisik dan psikologis. Jaksa juga menuduh Diddy menjalankan "perusahaan kriminal" untuk melakukan sex trafficking dan kejahatan lainnya, termasuk menghalangi keadilan.

Testimoni Garcia menguatkan kasus pemerasan tersebut. Garcia bersaksi bahwa Combs dan seorang karyawan kunci berusaha menutupi kejahatan. Saat Garcia bersaksi, Diddy, yang mengenakan sweter cokelat, terlihat berbicara dengan pengacaranya. Suara Garcia tetap tenang dan stabil.

Pertanyaan Besar: Apakah Kebenaran Akan Terungkap?

Kasus Diddy ini lebih dari sekadar headline sensasional. Ini adalah cermin yang memantulkan realitas industri hiburan, di mana kekuasaan dan uang seringkali digunakan untuk menyembunyikan kebenaran. Pertanyaannya sekarang adalah, apakah keadilan akan ditegakkan? Apakah kebenaran akan terungkap, ataukah kekayaan dan pengaruh Diddy akan kembali membungkamnya?

Kisah Eddy Garcia mengajarkan kita bahwa kejujuran dan keberanian untuk berbicara bisa membawa perubahan. Bahkan, ketika menghadapi tekanan dari tokoh yang sangat berpengaruh. Ingat, kebenaran, se-pahit apapun, akan selalu lebih baik daripada kebohongan yang manis.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

AI Bertenaga Cloud: Realitas Baru dalam Ekosistem Google

Next Post

Menteri ESDM Kaji Implikasi Pertambangan Nikel di Raja Ampat