Dark Mode Light Mode

Direktur Regional WHO Asia Tenggara di Jenewa Diburu Bangladesh: Ironi Hukum Internasional

Seberapa gregetnya jadi pejabat publik? Bayangin, lagi asik rapat di World Health Assembly (WHA) di Jenewa, eh, di negara sendiri malah ada warrant penangkapan. Itulah yang lagi dialami Saima Wazed, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara (SEARO). Seru, kan?

Isu ini memang lagi jadi buah bibir. Mulai dari dugaan kecurangan, pemalsuan, sampai penyalahgunaan kekuasaan, termasuk dalam kampanyenya untuk menjadi Direktur Regional SEARO di tahun 2023. Padahal, baru menjabat Februari 2024 lalu, lho! Kira-kira, apa yang bakal terjadi selanjutnya?

WHO Diguncang Isu: Benarkah Direktur Regional SEARO Bermasalah?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sebagai garda terdepan kesehatan global, punya peran krusial. Tapi, apa jadinya kalau pucuk pimpinan di salah satu regionalnya justru tersandung masalah hukum? Saima Wazed, yang terpilih sebagai Direktur Regional SEARO pada Oktober 2023 dan mulai menjabat Februari 2024, sedang menghadapi badai tuduhan serius.

Tuduhan ini datang dari Anti-Corruption Commission (ACC) Bangladesh, yang menyoroti dugaan kecurangan, pemalsuan, dan penyalahgunaan wewenang selama kampanye pemilihannya. Lebih parah lagi, ada warrant penangkapan yang dikeluarkan oleh pemerintah Bangladesh. Jadi, ceritanya makin menarik nih.

Ditambah lagi, Kementerian Kesehatan Bangladesh dilaporkan enggan bekerja sama dengan Wazed sejak Oktober 2024. Mereka memilih berkomunikasi langsung dengan WHO Headquarters, melewati kantor regional. Ini jelas sinyal yang nggak enak.

Dalam surat tertanggal 19 Maret, seorang penasihat Kementerian Kesehatan Bangladesh meminta Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, untuk menunjuk langsung perwakilan baru untuk kantor WHO di Bangladesh. Tugas yang seharusnya menjadi wewenang Direktur Regional. Wah, kok bisa begitu, ya?

Situasi ini jelas bikin awkward. Bahkan, dalam surat tersebut, tertulis bahwa bekerja dengan Wazed membuat mereka berada dalam posisi yang memalukan. So relatable, ya kan, kalau lagi kerja sama tim, tapi ada aja dramanya.

Skandal di Balik Layar: Apa Kata WHO?

Menanggapi semua tuduhan ini, WHO memberikan pernyataan yang cukup hati-hati. Mereka mengaku mengetahui adanya tuduhan terkait periode sebelum Wazed menjabat, termasuk aktivitas selama kampanye pemilihan.

Mereka juga paham bahwa tuduhan tersebut sedang diselidiki oleh pihak berwenang di Bangladesh. WHO memilih untuk tidak berkomentar lebih lanjut mengenai penyelidikan yang sedang berlangsung atau proses hukum yang menyertainya. Fair enough, sampai ada kejelasan.

Diplomatic Immunity: Tameng atau Jebakan?

Salah satu poin krusial dalam kasus ini adalah diplomatic immunity yang dimiliki oleh pejabat tinggi WHO. Diplomatic immunity melindungi mereka dari penuntutan hukum di negara lain. Namun, immunity ini bisa dicabut jika ada permintaan dari negara yang bersangkutan dan disetujui oleh Direktur Jenderal WHO.

Pencabutan immunity memang bukan hal yang lumrah, terutama untuk pelanggaran serius. Tapi, bukan berarti nggak mungkin terjadi. Jika Bangladesh meminta pencabutan immunity Wazed untuk memproses hukumnya, dan Direktur Jenderal WHO menyetujui, Wazed bisa ditempatkan pada cuti administratif. Ini jadi pertimbangan berat buat WHO.

Indonesia Pindah Haluan: Efek Domino Skandal SEARO?

Kasus Wazed ini ternyata punya efek domino yang cukup mengejutkan. Indonesia, negara terbesar di Asia Tenggara, memutuskan untuk memindahkan afiliasi regionalnya dari SEARO ke Western Pacific Region (WPRO). Keputusan ini dijadwalkan untuk disahkan pada sesi World Health Assembly saat ini.

Alasan resminya adalah situasi epidemiologis di Indonesia yang lebih mirip dengan negara-negara di WPRO, serta lokasi geografis Indonesia yang dekat dengan negara-negara WPRO. Tapi, ada juga spekulasi bahwa keputusan ini terkait dengan skandal yang melanda SEARO.

Yang lebih menarik, 10 negara anggota SEARO lainnya berusaha keras meyakinkan Indonesia untuk mempertimbangkan kembali atau menunda keputusannya. Bahkan, Bangladesh meminta Indonesia untuk menunda keputusan akhir "mengingat kepentingan bilateral dan regional." Wah, pressure-nya tinggi juga, ya.

Muncul juga rumor bahwa Bangladesh mungkin akan meninggalkan SEARO untuk bergabung dengan Eastern Mediterranean Region (EMRO). Ini akan jadi pukulan telak bagi SEARO, yang memang memiliki jumlah anggota negara yang paling sedikit di antara regional WHO lainnya. Jadi, bisa dibilang, kasus ini berpotensi mengacaukan stabilitas regional.

Dilema WHO: Antara Integritas dan Stabilitas

Kasus Saima Wazed menempatkan WHO dalam posisi yang sulit. Di satu sisi, organisasi ini harus menjaga integritas dan kredibilitasnya. Di sisi lain, WHO juga harus menjaga stabilitas regional dan menghindari konflik yang tidak perlu.

Kritikus di dalam maupun di luar WHO berpendapat bahwa kasus ini mencoreng citra organisasi, terutama di tengah tantangan pendanaan, ketegangan geopolitik, dan skeptisisme negara anggota. Mereka menyerukan agar Wazed dinonaktifkan sementara dari jabatannya sambil menunggu hasil proses hukum.

Intinya, kasus ini menguji transparansi dan efektivitas proses pemilihan Direktur Regional WHO. Apakah pemilihan dilakukan berdasarkan afiliasi nasional dan koneksi politik, atau berdasarkan kompetensi administratif? Pertanyaan ini harus dijawab demi masa depan WHO yang lebih baik.

Kasus ini bukan hanya tentang benar atau salahnya Wazed, tapi tentang tata kelola, etika, dan masa depan WHO. Kegagalan WHO dalam bertindak tegas berisiko menjadikannya terlibat dalam kasus yang menggabungkan impunitas otoriter dengan kerusakan multilateral. Deep, kan?

Jadi, gimana kelanjutan kasus ini? Apakah Wazed akan tetap menjabat? Apakah WHO akan bertindak tegas? Atau, apakah skandal ini akan meruntuhkan stabilitas SEARO? Kita tunggu saja episode selanjutnya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Megan Thee Stallion Menanggapi Tuduhan Tory Lanez: Balasan yang Mengancam Reputasi

Next Post

Trailer Elden Ring Nightreign Perkenalkan Wylder, Penjaga: Pertanda Ekspansi Lebih Dalam?