Dark Mode Light Mode

Diskon Motorola Razr Turun Harga, Tablet iPad dan Galaxy Juga Diobral

Siap-siap dompet menjerit! Dunia gadget sedang bergejolak dengan berbagai perangkat baru yang siap memperebutkan perhatian dan tentu saja, isi rekening bank kita. Mulai dari ponsel lipat yang stylish sampai tablet yang siap menemani kerja dan hiburan, pilihannya semakin banyak dan bikin pusing. Tapi tenang, kita urai satu per satu biar nggak salah pilih!

Motorola Razr 2025: Reinkarnasi Ponsel Lipat Ikonik?

Motorola kembali meramaikan pasar ponsel lipat dengan seri Razr 2025. Ada tiga model yang ditawarkan: Razr Ultra 2025, Razr+ 2025, dan Razr 2025 versi standar. Ketiganya punya daya tarik masing-masing, tapi yang jelas, desain lipat yang ikonik tetap jadi jualan utama. Kita lihat lebih dalam, yuk!

Razr Ultra 2025 menjadi yang paling high-end dengan Snapdragon 8 Elite, baterai 4,700mAh yang mendukung pengisian daya cepat 68W (wired) dan 30W (wireless), serta sertifikasi IP48 untuk ketahanan terhadap debu dan air. Layar utamanya 7 inci, sementara layar covernya 4 inci yang sangat fungsional. Untuk urusan fotografi, tersedia dual kamera 50MP dengan sensor utama yang didukung OIS.

Razr+ 2025, di sisi lain, bisa dibilang sebagai refresh dari Razr+ 2024. Bedanya, rating IP-nya ditingkatkan menjadi IP48 (sebelumnya IPX8) dan sudah menjalankan Android 15 dari awal. Ditenagai oleh Snapdragon 8s Gen 3, ponsel ini memiliki layar utama 6.9 inci dan layar cover 4 inci, dengan baterai 4,000mAh yang mendukung pengisian daya 45W/15W. Konfigurasi kameranya juga berbeda, dengan lensa telephoto 2x/47mm alih-alih lensa ultra-wide.

Terakhir, Razr 2025 yang paling terjangkau ditenagai oleh chipset Dimensity 7400X. Meskipun begitu, baterainya justru lebih besar, yaitu 4,500mAh dengan dukungan pengisian daya 30W (wired) dan 15W (wireless). Layar utamanya sama dengan Razr+ 2025 (6.9 inci), tapi layar covernya lebih kecil, yaitu 3.6 inci. Ketiga model Razr 2025 ini sama-sama memiliki sertifikasi IP48.

Samsung Galaxy S24 FE vs. Galaxy A36: Mana yang Lebih Menggoda?

Di kubu Samsung, Galaxy S24 FE masih menjadi primadona meskipun harganya sedikit fluktuatif. Ditenagai oleh Exynos 2400e, performanya masih oke banget, bahkan lebih kencang dari Tensor G4 yang ada di ponsel mahal seperti Pixel 9 Pro XL. Kamera 50+8+12MP-nya juga cukup versatile dengan lensa telephoto 8MP 3x/75mm. Selain itu, Samsung menjanjikan update OS sampai enam generasi berikutnya (Android 15 sudah hadir!), IP68, dan baterai 4,700mAh dengan pengisian daya 25W/15W.

Lalu, bagaimana dengan Galaxy A56 yang katanya coming soon? Kemungkinan besar, A56 akan kesulitan bersaing dengan S24 FE yang lebih powerful. Alternatifnya adalah Galaxy A36 dengan frame plastik dan Snapdragon 6 Gen 3. Meskipun ada beberapa keterbatasan (IP67, kamera macro alih-alih tele), A36 juga akan mendapatkan update OS selama 6 generasi, menjamin ponsel ini tetap up-to-date hingga tahun 2031. Bayangkan, ponsel harga 3 jutaan bisa bertahan sampai satu dekade!

Motorola Edge (2025): Si Tangguh dengan Kamera Mumpuni

Selain Razr, Motorola juga meluncurkan Edge (2025). Ditenagai oleh Dimensity 7400 Ultra, performanya memang sedikit di bawah Exynos 1580 milik A56 dan jauh di bawah Exynos 2400e milik S24 FE. Tapi, Motorola Edge (2025) punya keunggulan lain, yaitu rating IP69 yang super tangguh, layar 6.7 inci 1220p+ yang lebih tajam, dan baterai 5,200mAh dengan pengisian daya 68W/15W. Konfigurasi kameranya juga menarik, dengan sensor utama 50MP (OIS), lensa telephoto 10MP 3x/73mm (OIS), dan lensa ultra-wide 50MP. Buat yang suka fotografi, ponsel ini bisa jadi pilihan yang menarik.

Tablet Terbaru: Apple iPad vs. Samsung Galaxy Tab

Persaingan tablet juga semakin memanas. Apple menurunkan harga iPad (2025), menjadikannya pilihan yang lebih terjangkau. Meskipun Apple sepertinya tidak terlalu fokus pada fitur AI, chipset Apple A16 masih cukup powerful. Kelemahannya mungkin hanya satu: tidak mendukung Apple Intelligence.

Samsung menawarkan Galaxy Tab S6 Lite (2024) sebagai alternatif iPad. Harganya mirip untuk model 128GB, tapi Galaxy Tab S6 Lite (2024) memiliki slot MicroSD untuk expandable storage. Layarnya 10.4 inci LCD, sementara iPad memiliki layar 11 inci IPS LCD. Keduanya mendukung stylus, tapi Samsung menyertakannya secara gratis. Dengan dukungan DeX, Tab S6 Lite lebih unggul dalam urusan multitasking.

Untuk kelas yang lebih tinggi, Apple menawarkan iPad Air 11 (2025) dan Air 13 (2025) dengan chipset Apple M3 yang lebih bertenaga. Keduanya memiliki layar 60Hz IPS LCD dan port USB-C 3.1 Gen 2 dengan DisplayPort, memungkinkan multitasking di monitor eksternal dengan Stage Manager. Namun, iPadOS masih belum sekomplit macOS untuk pekerjaan yang lebih serius.

Samsung menjawab tantangan ini dengan Galaxy Tab S10 FE dan Tab S10 FE+. Ukuran layarnya mirip dengan iPad Air (10.9 inci dan 13.1 inci), tapi Samsung menggunakan layar 90Hz IPS LCD yang lebih smooth. Ditenagai oleh Exynos 1580, performanya memang di bawah Apple M3, tapi Android lebih fleksibel daripada iPadOS. DeX juga didukung, meskipun port USB-C 2.0 membatasinya hanya untuk layar tablet saja.

Pilih yang Mana? Sesuaikan dengan Kebutuhan!

Dengan banyaknya pilihan yang tersedia, memilih gadget yang tepat memang bukan perkara mudah. Pertimbangkan budget, kebutuhan, dan preferensi pribadi. Apakah Anda seorang tech enthusiast yang selalu ingin mencoba teknologi terbaru, atau lebih memilih perangkat yang reliable dan value for money? Yang jelas, jangan sampai salah pilih dan menyesal di kemudian hari! Ingat, gadget itu alat, bukan tujuan. Jangan sampai kita diperbudak oleh teknologi, ya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Prabowo Kagumi Kesuksesan Singapura: Model Pembangunan yang Bisa Ditiru

Next Post

Dua Lipa: Ikon Dance-Pop Panaskan Suasana Lebih dari Neraka