Rasanya baru kemarin kita terjebak dalam Upside Down, eh, tahu-tahu Steve Harrington alias Joe Keery jadi musisi yang lagunya viral sampai dikaitkan dengan Paus? Dunia ini memang penuh kejutan, ya kan? Lagu "End of Beginning" dari album Decide (2022) miliknya, tiba-tiba saja jadi soundtrack wajib video-video kota halaman di TikTok. Dan plot twist, saat Robert Francis Prevost, native Illinois, terpilih jadi Paus baru, lagunya makin heboh karena Keery nyanyi "And when I’m back in Chicago, I feel it!". Mind blown.
Fenomena ini cuma satu dari sekian bab surreal dalam karir Keery. Kita kenal dia sebagai jock nyebelin yang kemudian jadi fan favorite di Stranger Things, tapi dia juga diam-diam merilis album dengan nama Djo. Album-albumnya bernuansa psychedelic rock dan electro, plus lagu viral yang nggak mungkin nggak kepikiran kalau lagi jalan-jalan di Chicago. Sekarang, dia lagi tur buat album terbarunya, The Crux, sambil bersiap mengucapkan selamat tinggal pada Stranger Things.
Dari Steve Harrington ke Djo: Transformasi Joe Keery
Joe Keery, yang sekarang berusia 33 tahun, memang sosok yang unik. Dia sukses di dunia akting berkat Stranger Things, tapi passion-nya pada musik juga nggak main-main. Dia bukan cuma aktor yang iseng bikin album, tapi musisi serius yang punya track record lumayan panjang. Bahkan, dia sempat reuni dengan band lamanya, Post Animal, dan tampil di acara Jimmy Fallon!
Lahir dan besar di Massachusetts, Keery tumbuh dalam keluarga kreatif. Ibunya guru, ayahnya arsitek. Soal selera musik, jangan ditanya. Dia dengerin mulai dari Bruce Springsteen sampai Shania Twain. Album The Crux sendiri, kata Keery, lebih organic dibandingkan album sebelumnya. Lebih banyak dipengaruhi musisi-musisi yang dia dengerin waktu kecil.
"End of Beginning": Ketika Chicago Bertemu Vatikan
Viralnya "End of Beginning" memang unexpected, tapi jadi bukti bahwa musik bisa menghubungkan hal-hal yang nggak terduga. Bayangkan, lagu tentang reconnecting dengan akar dan prioritas hidup, eh malah jadi soundtrack Paus baru. Ironisnya, Keery sendiri mengaku kangen sama teman-teman dan komunitasnya saat dia harus pindah ke Atlanta buat syuting Stranger Things.
Lagu ini juga jadi anthem buat orang-orang yang merindukan rumah. Siapa yang nggak relate sama perasaan kangen kampung halaman? Apalagi kalau ditambah cuaca Chicago yang unpredictable. Mungkin, tanpa sadar, Keery sudah menciptakan lagu yang menyentuh core emosi banyak orang.
The Crux: Album Jujur tentang Kecemasan Millennial
Album The Crux direkam di Electric Lady Studios, New York, studio legendaris yang pernah dipakai Jimi Hendrix. Meski punya vibes vintage, album ini terasa sangat millennial. Lirik-liriknya jujur tentang kecemasan, social media, dan perasaan insecure. Contohnya, lagu "Basic Being Basic" yang nyindir budaya Instagram.
Lagu "Egg" bahkan secara blak-blakan membahas rasa takut dan kecemasan yang dirasakan Keery setiap hari. "Deep down inside / There’s always that fear / That I’m not enough," begitu penggalan liriknya. Siapa bilang jadi selebriti itu enak? Ternyata, rasa insecure tetap menghantui, bahkan setelah sukses besar.
Masa Depan Djo Setelah Stranger Things: Lebih Bebas, Lebih Jujur
Dengan berakhirnya Stranger Things, Joe Keery punya lebih banyak waktu buat fokus ke musik. Dia mengaku ketagihan jadi "sopir" dalam karirnya sendiri. Beda sama akting, di musik dia punya kendali penuh. Tapi, dia juga nggak menutup kemungkinan buat balik ke teater. Yang penting, dia bisa terus berkarya dan explore hal-hal baru.
Keery sadar betul bahwa dia beruntung bisa punya dua karir sekaligus. Dia merasa punya impostor syndrome sekaligus rasa syukur yang mendalam. Yang penting, rasa syukur itu nggak boleh pudar. Dan, tentu saja, dia nggak mau jadi "dungu aktor yang rilis album". Dia ingin musiknya dianggap serius, bukan cuma sebagai proyek sampingan.
Joe Keery adalah bukti bahwa seorang aktor bisa jadi musisi yang hebat, dan sebaliknya. Dia nggak takut buat jujur tentang kecemasan, rasa insecure, dan kerinduan pada rumah. Dia juga nggak peduli sama tren atau opini orang lain. Yang penting, dia terus berkarya sesuai passion-nya. Siapa tahu, suatu saat nanti, lagu-lagunya bukan cuma jadi soundtrack TikTok, tapi juga soundtrack hidup kita semua. Dan, ya, kita semua setuju, cerita tentang lagunya dan Paus itu memang "so ridiculous"!
Jadi, pelajaran yang bisa kita ambil? Embrace keunikan diri, jujur pada passion, dan jangan takut buat explore hal-hal baru. Siapa tahu, bakat terpendam kita bisa membawa kita ke tempat yang nggak pernah kita bayangkan sebelumnya. Just like Joe Keery, from Hawkins to Hollywood, and now, to the Vatican-adjacent world of viral music.