Jadi, Drama Rapper Berlanjut: Drake vs. Kendrick Lamar Jilid Sekian?
Dunia maya kembali bergejolak. Kali ini, bukan karena diss track baru, melainkan karena Direct Message (DM) Instagram. Ya, drama antara Drake dan Kendrick Lamar sepertinya belum selesai, bahkan melibatkan seorang politisi Kanada. Siap untuk menyelami lebih dalam?
Perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar memang bukan cerita baru. Sejak lama, keduanya dikabarkan "tidak akur", namun puncaknya terjadi tahun lalu ketika keduanya saling melontarkan tuduhan serius lewat serangkaian diss track. Mulai dari pedofilia, perselingkuhan, hingga penggunaan narkoba, semua diumbar ke publik. Sungguh tontonan yang "menghibur", bukan?
Awal tahun ini, Drake bahkan sampai mengajukan gugatan pencemaran nama baik terhadap Universal Music Group (UMG). Alasannya? Drake menuduh UMG sengaja merilis dan mempromosikan diss track Kendrick Lamar berjudul "Not Like Us" yang menurutnya secara keliru menggambarkan dirinya sebagai seorang pedofil. Rumit ya?
Inti dari gugatan tersebut adalah bahwa UMG, sebagai record label, seharusnya tidak mendukung penyebaran informasi palsu yang merugikan artisnya. Namun, gugatan ini justru membuka luka lama dan memicu babak baru dalam perseteruan yang tampaknya tak berujung.
Lalu, apa hubungannya dengan politisi Kanada? Nah, ini dia bagian serunya. Semuanya bermula ketika politisi bernama Jagmeet Singh kedapatan menghadiri konser Kendrick Lamar di Toronto. Drake, yang tampaknya merasa "terganggu" dengan hal ini, langsung mengirimkan DM ke Singh.
Dalam DM tersebut, Drake menyebut Singh sebagai "goof" atau orang bodoh. Ia kemudian membagikan tangkapan layar DM tersebut ke Instagram Story-nya, memicu reaksi beragam dari netizen. Tindakan Drake ini dianggap kekanak-kanakan dan tidak perlu.
Jagmeet Singh Minta Maaf? Seriusan?
Yang lebih mengejutkan lagi, Jagmeet Singh kemudian meminta maaf kepada Drake karena telah menghadiri konser Kendrick Lamar. Dalam unggahan di Instagram Story-nya, Singh menjelaskan bahwa ia sebenarnya datang untuk menonton SZA, bukan Kendrick.
"Aku lahir di kota ini. Aku cinta kota ini," tulis Singh. Ia juga menambahkan, "Tapi jujur, aku mengerti. Seharusnya aku tidak pergi sama sekali. OVO dan Drake telah mengangkat kota ini dan Kanada." OVO, bagi yang belum tahu, adalah record label milik Drake.
Permintaan maaf Singh ini tentu saja semakin memicu keheranan dan kritik. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa seorang politisi harus meminta maaf karena menghadiri sebuah konser? Apakah Drake benar-benar memiliki pengaruh sebesar itu? Atau jangan-jangan, ini semua hanya publicity stunt?
Banyak pengguna media sosial yang menganggap permintaan maaf Singh itu berlebihan. Mereka berpendapat bahwa Singh tidak punya kewajiban apapun kepada Drake dan berhak menghadiri konser siapapun yang ia suka. Kebebasan berekspresi, bro!
Internet Bereaksi: Antara Ngakak dan Geleng-geleng Kepala
Reaksi netizen terhadap drama ini sangat beragam. Ada yang menganggapnya lucu, ada yang merasa kasihan pada Singh, dan ada pula yang mengkritik Drake karena dianggap childish atau kekanak-kanakan.
Seorang pengguna Twitter menulis, "Ini kayak drama anak SMA [emoji tertawa]." Pengguna lain menambahkan, "Aku nggak tahu mana yang lebih lucu, Drake ngamuk gara-gara politisi nonton konser Kendrick atau permintaan maaf Jagmeet. Udah setahun lebih dan beef ini masih aja menghibur."
Namun, ada juga yang melihat situasi ini dari sudut pandang yang lebih serius. Seorang pengguna Twitter menuduh Drake melakukan bullying terhadap Singh. "Nggak nyangka Drake nge-bully Jagmeet Singh sampai minta maaf karena nonton konser Kendrick [emoji menangis]," tulisnya.
Beberapa netizen juga menyoroti standar ganda yang terjadi. Mereka membandingkan situasi ini dengan kejadian tahun lalu ketika Snoop Dogg meminta maaf kepada Kendrick Lamar setelah memposting diss song Drake di akun Instagram-nya. Mereka menganggap bahwa reaksi publik terhadap kedua kejadian tersebut tidak konsisten.
Hipokrisi? Ketika Standar Ganda Bermain
Pengguna Twitter lain menyebut reaksi berlebihan terhadap komentar Drake kepada Singh sebagai "kemunafikan". Mereka menunjuk pada kurangnya outrage ketika tokoh-tokoh lain, termasuk Snoop Dogg, berpihak dalam perseteruan rap.
Intinya, beberapa orang merasa bahwa Drake diperlakukan lebih keras daripada yang lain karena ketenarannya dan sejarah perseteruannya dengan Kendrick Lamar. Apakah ini adil? Itu tergantung pada perspektif masing-masing.
Apakah Drake akan menanggapi permintaan maaf Singh secara publik? Kita tunggu saja kelanjutan dramanya. Yang jelas, perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar sepertinya akan terus menjadi tontonan yang menarik (sekaligus bikin geleng-geleng kepala) di dunia maya.
Beef Rapper: Lebih dari Sekadar Musik?
Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari semua ini? Selain sebagai hiburan semata, perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar juga memberikan kita gambaran tentang dinamika industri musik, persaingan antar artis, dan kekuatan media sosial dalam membentuk opini publik.
Lebih dari itu, drama ini juga menyoroti pentingnya personal branding dan manajemen citra. Setiap tindakan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya, dapat berdampak besar pada reputasi seseorang, terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai public figure.
Jadi, lain kali kalau kamu melihat drama online, ingatlah bahwa ada banyak faktor yang bermain di belakang layar. Jangan langsung menghakimi, tapi cobalah untuk melihatnya dari berbagai sudut pandang. Siapa tahu, kamu bisa belajar sesuatu yang berharga.
Yang jelas, satu hal yang pasti: dunia hiburan memang penuh dengan kejutan. Dan perseteruan antara Drake dan Kendrick Lamar adalah salah satu contohnya. Kita tunggu saja, babak selanjutnya akan seperti apa.