Dark Mode Light Mode

Dua Eks Menteri Jokowi Diperiksa KPK, Dugaan Korupsi Mencoreng Pemerintahan

Dua mantan menteri di era Presiden Jokowi (era yang, ehem, cukup ikonik itu) mendadak jadi bintang tamu di KPK. Bukan untuk nyanyi atau main sinetron, tapi untuk menjawab pertanyaan seputar dugaan korupsi. Bayangkan drama Korea, tapi versi BUMN.

Mantan Menteri Nadiem dan Gus Yaqut: Duo Bintang Tamu KPK?

Kamis, 7 Agustus 2025, menjadi hari yang cukup memorable bagi Bapak Nadiem Anwar Makarim (mantan Mendikbudristek) dan Gus Yaqut Cholil Qoumas (mantan Menteri Agama). Keduanya memenuhi panggilan KPK terkait kasus yang terjadi selama masa jabatan mereka. Pertanyaannya, apakah ini cuma kebetulan atau ada plot twist yang lebih seru?

Nadiem, yang dikenal dengan gaya startup-nya, diperiksa terkait pengadaan layanan Google Cloud. Pengadaan ini merupakan bagian dari upaya digitalisasi Kementerian Pendidikan di masa pandemi COVID-19. Katanya sih, biar belajar online makin lancar. Tapi, kok malah jadi urusan KPK?

Sementara itu, Gus Yaqut diperiksa seputar distribusi kuota haji tambahan tahun 2024. Masalah kuota haji ini memang sensitif, apalagi kalau ada dugaan praktik favoritism atau salah urus. Bayangkan kalau tiket konser Coldplay tiba-tiba dibagi-bagi secara nggak adil. Pasti rame!

Kedua kasus ini muncul di saat yang timing-nya cukup menarik. Indonesia baru saja memasuki masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan sorotan terhadap kinerja kabinet Jokowi sebelumnya semakin tajam. Apakah ini sinyal perubahan atau cuma angin kencang sesaat?

Meskipun KPK belum menetapkan tersangka dalam kedua kasus ini, kehadiran dua mantan menteri dalam satu minggu yang sama tentu saja menarik perhatian publik dan politisi. Diskusi tentang transparansi, pengawasan, dan akuntabilitas di sektor publik Indonesia kembali memanas. Hotter than coffee on a Monday morning!

Nadiem tiba di gedung KPK pukul 09.18 WIB, didampingi pengacara kondang Hotman Paris Hutapea. Mantan menteri yang mengenakan kemeja kuning itu memilih bungkam saat dicecar pertanyaan oleh wartawan. Misterius sekali, ya kan?

Google Cloud dan Teka-Teki Digitalisasi Pendidikan

Pemanggilan Nadiem diduga kuat terkait dengan investigasi KPK mengenai pengadaan dan pengelolaan sistem cloud-based software dan penyimpanan data. Sistem ini dianggap vital untuk implementasi inisiatif pembelajaran digital di Kementerian Pendidikan. Jadi ceritanya, lagi upgrade sistem pendidikan eh malah ada yang upgrade isi dompet pribadi? Ups!

Sehari sebelumnya, KPK juga memeriksa eksekutif dari GoTo Gojek Tokopedia, perusahaan yang turut didirikan oleh Nadiem. Kabarnya, pemeriksaan ini merupakan bagian dari penyelidikan yang lebih luas. Semakin seru aja nih! Like an episode of Stranger Things, but with less Demogorgons and more accountants.

Pada akhir Juli, mantan staf khusus Nadiem, Fiona Handayani, juga diperiksa terkait kasus yang sama. Ini mengindikasikan bahwa investigasi terhadap dugaan irregularities dalam pengadaan di era COVID-19 semakin mendalam. Sepertinya, KPK sedang menggali lebih dalam dari sekadar cache di browser.

Kuota Haji dan Dugaan Lobi-Lobi Manis

Gus Yaqut tiba tak lama setelah Nadiem, sekitar pukul 09.29 WIB. Dengan mengenakan kemeja cokelat, ia didampingi oleh sejumlah staf. Ia membenarkan bahwa dirinya dipanggil untuk memberikan klarifikasi terkait distribusi kuota haji tahun 2024. “Saya diminta untuk mengklarifikasi pembagian kuota haji,” ujarnya singkat sebelum masuk ke gedung KPK.

Gus Yaqut menolak berkomentar mengenai adanya tekanan politik yang mempengaruhi kasus ini. Ia beralasan bahwa aspek-aspek tertentu dari kasus ini diklasifikasikan sebagai materi kasus dan tidak dapat dibahas secara publik. Top secret, katanya!

Juru bicara Gus Yaqut, Anna Hasbie, mengatakan kepada wartawan bahwa kehadiran Gus Yaqut mencerminkan “itikad baik dan penghormatan terhadap proses hukum.” Ia mengakui bahwa proses pengelolaan kuota haji sangat kompleks dan terikat oleh peraturan. “Pembagian kuota haji itu cukup rumit, dan membutuhkan klarifikasi yang komprehensif. Itu dilakukan sesuai dengan undang-undang yang ada dan melibatkan proses yang panjang,” kata Anna. Panjangnya kayak antrean konser Justin Bieber!

Kasus Gus Yaqut tampaknya berpusat pada alokasi additional pilgrimage slots, yang dilaporkan dipengaruhi oleh lobbying dari asosiasi haji dan travel agencies. Wah, ada drama influencer juga nih kayaknya.

Pada hari Selasa, Direktur Jenderal Haji dan Umrah, Hilman Latief, juga diperiksa ketika penyidik KPK menyelidiki apakah prosedur yang tepat diikuti dalam mengelola kuota dan menyetujui permintaan dari entitas swasta.

Anna menolak untuk menjelaskan secara detail, mengutip batasan hukum. “Setiap pertanyaan tentang lobbying atau permintaan dari asosiasi sudah menjadi bagian dari penyelidikan. Kami tidak bisa mengomentarinya,” katanya. No comment is a comment, isn’t it?

Intinya, dua mantan menteri diperiksa KPK dalam waktu yang berdekatan. Kasus ini melibatkan pengadaan Google Cloud dan distribusi kuota haji. Publik menunggu kejelasan, apakah ini hanya misunderstanding atau ada praktik korupsi yang lebih serius. Stay tuned, because the plot is about to thicken!

Transparansi dan Akuntabilitas: Kunci Membangun Kepercayaan Publik. Jadi, mari kita kawal kasus ini sampai tuntas, demi Indonesia yang lebih baik (dan bebas korupsi pastinya!).

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Trek-Trek Unggulan Metal Hammer Minggu Ini: 8 Agustus 2025

Next Post

Nascar 25: Bakal Jadi Idola Baru Penggemar Balap Indonesia