Mimpi punya laptop baru yang keren tapi budget cekak? Atau bosan dengan tampilan Windows yang itu-itu saja? Tenang, ada kabar baik! Pindah ke Linux mungkin terdengar menakutkan, tapi percaya deh, nggak sesulit yang dibayangkan. Bayangkan, sistem operasi yang gratis, aman, dan bisa diutak-atik sesuai selera. Kedengarannya menarik, kan?
Linux itu seperti dunia kuliner. Ada ratusan, bahkan ribuan, distro (distribusi) yang masing-masing punya cita rasa sendiri. Ada yang cocok buat pemula, ada yang buat gamer, ada juga yang buat ahli programming. Nah, kalau kamu baru mau coba-coba, jangan langsung pilih yang ekstrim.
Ubuntu dan Linux Mint sering disebut sebagai distro “ramah pemula”. Proses instalasinya mudah, antarmukanya intuitif, dan komunitas penggunanya besar, jadi kalau ada masalah, pasti ada yang bantu. Tapi, ada satu lagi nih yang patut dicoba, namanya AnduinOS.
AnduinOS: Windows Rasa Linux?
AnduinOS ini unik. Dibesut oleh engineer Microsoft (yang nggak kerja di tim Windows, lho!), distro ini dirancang khusus buat kamu yang pengen pindah dari Windows tanpa kaget. Bayangkan, tampilan yang familiar, tapi dengan kebebasan dan fleksibilitas Linux. Aku udah coba beberapa hari, dan jujur, jatuh cinta!
AnduinOS dibangun di atas fondasi Ubuntu, jadi reliability-nya nggak perlu diragukan. Ubuntu itu salah satu distro Linux paling populer dan user-friendly. Tapi, AnduinOS punya beberapa peningkatan yang bikin dia lebih unggul, terutama buat transisi dari Windows.
Salah satu perbedaannya adalah soal package manager. Ubuntu getol banget promosiin Snap packages, tapi AnduinOS lebih milih Flatpak, yang lebih banyak dipake di komunitas Linux. Flatpak ini bikin instal dan manage aplikasi jadi lebih gampang dan konsisten. Tapi tenang, kalau kamu mau utak-atik package manager lain, tetep bisa kok.
Serasa di Rumah Sendiri: Tampilan Windows yang Familiar
Sudah dibilang kan, AnduinOS ini dasarnya Ubuntu, jadi fitur-fitur kayak Settings dan desktop environment GNOME tetep ada. Nah, GNOME ini fleksibel banget, apalagi dengan bantuan extensions. AnduinOS ini bukti nyatanya!
Begitu masuk ke desktop AnduinOS, rasanya kayak lagi di Windows 11. Wallpaper-nya mirip, nuansanya juga dapet. Tapi, yang bikin kagum itu detail-detail lainnya. Dengan bantuan banyak GNOME extensions, AnduinOS berhasil bikin taskbar yang mirip banget sama Windows 11.
Semua ikon dan menu ada di tempat yang sama seperti di Windows. Mulai dari Start menu, aplikasi yang lagi kebuka, widget cuaca, sampai ikon-ikon di system tray. Bener-bener copycat yang sempurna, dan itu keren banget! Bukan berarti taskbar di AnduinOS lebih bagus dari Ubuntu, tapi fakta bahwa ini mungkin itu yang bikin salut.
Start menu-nya juga dibuat mirip Windows 11, tapi lebih mulus dan responsif, kayak kebanyakan software Linux. Nanti kita bahas lebih detail soal Start menu ini.
Detail-detail kecil kayak taskbar yang blur di belakangnya, ikon desktop yang behave kayak windows, tiling assistant yang mirip Snap Assist di Windows 11, sampai clipboard history, semuanya dibikin semirip mungkin. Semua ini dicapai berkat GNOME extensions. Dan bedanya sama Ubuntu, AnduinOS udah punya extension manager bawaan yang gampang diakses. Walaupun aku tetep saranin install extension manager lain buat customization yang lebih gila, tapi ini udah lumayan banget.
Customization: Fleksibilitas Tanpa Batas
Yang paling keren dari AnduinOS adalah dia menggabungkan tampilan familiar Windows dengan opsi customization Ubuntu (atau Linux pada umumnya) yang gila-gilaan. Iya, pas pertama kali booting, rasanya kayak di rumah sendiri. Tapi, kayak rumah beneran, dia nggak akan jadi benar-benar rumah sampai kamu hias sendiri. Dan AnduinOS bikin itu jauh lebih gampang daripada Windows.
Mulai dari taskbar-nya, yang ditenagai sama extension namanya Dash to Panel. Tinggal klik kanan, langsung bisa masuk ke settings Dash to Panel buat ngubah macem-macem. Bisa autohide taskbar, atur tinggi, ubah lebar jadi kayak dock yang ngambang, pindahin semua elemen taskbar ke sisi layar yang kamu suka, dan masih banyak lagi. Bisa juga ganti warna, ukuran dan gaya ikon, padding, dan lain-lain, biar taskbar kamu sesuai sama kepribadianmu.
Terus ada Start menu (di sini namanya Arc menu), yang ceritanya mirip. Desain default-nya mirip Windows 11, tapi opsi customization-nya banyak banget, yang bikin dia tetep familiar tapi juga bisa jadi sesuatu yang completely different – dan lebih bagus. Ada banyak banget layout yang bisa dipilih. Favoritku namanya “Windows”, yang lebih mirip gaya Windows 10, dengan daftar semua aplikasi di kiri, dan aplikasi yang di-pin di kanan. Tapi ada puluhan opsi lain, dan semua opsi itu bisa diutak-atik lagi dengan settings tambahan buat ngubah tinggi menu, lebar panel (tergantung layout yang kamu pilih). Kamu bisa ganti aplikasi yang di-pin, folder apa aja yang muncul di menu, dan masih banyak lagi. Opsi customization-nya jauh lebih banyak daripada yang ditawarin Windows, bahkan dengan aplikasi pihak ketiga sekalipun.
GNOME Extensions: Bikin Tambah Betah
Satu lagi yang menurutku penting buat disorot adalah AnduinOS masih bisa di-customize lebih jauh berkat GNOME extensions. Seperti yang udah disebutin, aku saranin install Extension Manager biar gampang nyari extensions baru. Ada beberapa yang udah aku install sendiri. Salah satunya, aku ganti Clipboard Indicator extension bawaan dengan Clipboard History, yang lebih modern dan mulus buat nyimpen riwayat clipboard. Terus, aku juga nambahin Emoji Copy, extension yang balikin fitur favoritku di Windows, yaitu emoji panel.
Terakhir, aku nambahin Tiling Shell, extension yang bikin ngatur windows jadi lebih gampang, mirip kayak FancyZones di Windows. Aku malah lebih sering pake ini daripada Tiling Assistant bawaan kalau lagi di desktop, soalnya lebih ngebantu produktivitas.
Tentu aja, itu baru sebagian kecil dari apa yang bisa dilakuin. Ada banyak banget extensions lain yang bisa ningkatin pengalaman AnduinOS kamu sesuai sama kebutuhanmu.
Siap Pindah dari Windows?
Banyak banget distro Linux keren yang bisa dipertimbangin kalau kamu mau pindah dari Windows, tapi jujur aja, AnduinOS ini mungkin yang paling cocok buatku. Keren banget gimana dia bisa mirip banget sama Windows 11, tapi yang paling asik adalah gimana kamu bisa nyelam lebih dalam ke settings dan sadar kalau dia jauh lebih bagus, dengan opsi customization yang bikin PC kamu bener-bener jadi milikmu. Dia bukan cuma OS transisi yang bagus, tapi juga pengenalan yang fantastis ke dunia Linux dan opsi customization-nya. Jadi, siap say goodbye ke Windows dan hello ke AnduinOS?