Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

Budaya Asli Amerika Dirayakan di Discovery Park 2025

Estée Lauder: Hasil Fiskal 2025 & Masa Depan Kecantikan

Kalian pikir dunia kecantikan itu cuma soal kilau dan kemewahan? Oh, betapa naifnya. Estée Lauder, salah satu raksasa di industri ini, baru saja membuktikan bahwa bahkan merek paling _bling-bling_ pun bisa mengalami tahun fiskal yang bikin dompet meringis, seolah-olah mereka baru saja mencoba tren kecantikan yang _gagal total_ di tahun 2025. Mari kita intip bagaimana ‘Beauty Reimagined’ mereka berjuang menemukan kembali kilau, padahal kadang yang namanya kilau itu justru malah bikin silau!

## Laporan Keuangan Estée Lauder: Antara Kerugian dan Usaha Memoles Kembali Citra

The Estée Lauder Companies Inc. (EL) menutup tahun fiskal 2025 dengan hasil yang, jujur saja, bisa dibilang agak suram. Penjualan bersih dan penjualan bersih organik dilaporkan menurun sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai $14,326 juta. Stéphane de La Faverie, Presiden dan CEO, menyatakan bahwa meski tahun fiskal 2025 berakhir sesuai ekspektasi, perusahaan tetap fokus pada visi strategis “Beauty Reimagined.” Mereka melihat tanda-tanda momentum menuju tahun fiskal 2026, dengan harapan bisa mengembalikan pertumbuhan penjualan organik setelah tiga tahun berturut-turut mengalami penurunan.

Angka-angka menunjukkan bahwa di balik janji kembalinya kilau, ada banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Pendapatan operasional perusahaan terjun bebas ke angka negatif, mencapai kerugian $785 juta, sangat kontras dengan laba $970 juta di tahun sebelumnya. Kerugian bersih per saham juga mencatat angka yang mengejutkan, dari $1.08 menjadi kerugian $3.15 per saham. Ini bukan sekadar tantangan biasa; ini seperti ketika _skin care_ andalanmu tiba-tiba nggak mempan lagi.

## Menganalisis Cedera Finansial: Kenapa Angka Merah Lebih Banyak dari Lipstick Merah?

Penurunan tajam dalam kinerja keuangan ini bukan tanpa alasan. Estée Lauder menghadapi beban berat dari berbagai tuduhan, termasuk biaya penurunan nilai _goodwill_ dan aset tak berwujud sebesar $815 juta. Selain itu, ada juga biaya restrukturisasi dan aktivitas lain sebesar $362 juta, ditambah $159 juta untuk penyelesaian kasus litigasi bedak talek. Faktor-faktor ini, ditambah dengan peningkatan investasi yang berorientasi pada konsumen serta penurunan volume penjualan, memberikan tekanan signifikan pada margin operasional perusahaan. Seolah-olah perusahaan sedang mencoba _makeup look_ baru yang sayangnya tidak _flattering_ di laporan keuangan.

Meski demikian, ada secercah harapan yang muncul dari margin kotor perusahaan. Margin kotor dilaporkan melebar 230 basis poin menjadi 74.0%, meskipun penjualan bersih menurun. Ini sebagian besar didorong oleh manfaat bersih dari Program Pemulihan Keuntungan dan Pertumbuhan (“PRGP”) perusahaan, yang berfokus pada efisiensi operasional, pengurangan kelebihan dan keusangan inventaris, serta manfaat dari tindakan penetapan harga strategis. Ini membuktikan bahwa meskipun di tengah badai, _effort_ untuk menata ulang operasional itu membuahkan hasil, setidaknya di sisi biaya produksi.

Namun, laba operasional yang disesuaikan mengalami kontraksi sebesar 220 basis poin menjadi 8.0%. Ini mencerminkan peningkatan investasi yang berorientasi pada konsumen (yang mencakup periklanan, penjualan, dan biaya operasional toko), serta _sales volume deleverage_. Arus kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi juga menurun signifikan, dari $2,36 miliar di tahun sebelumnya menjadi $1,27 miliar, sebagian besar karena laba sebelum pajak yang lebih rendah dan perubahan yang tidak menguntungkan dalam aset dan kewajiban operasi. Bahkan, Estée Lauder juga memangkas dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, menunjukkan betapa seriusnya mereka dalam mengencangkan ikat pinggang.

## Cahaya di Ujung Terowongan (Atau Setidaknya, Glitter di Horizon)

Meskipun laporan keuangan secara keseluruhan menunjukkan penurunan, Estée Lauder berhasil mencatat beberapa pencapaian penting di pasar kecantikan _prestige_. Di Tiongkok Daratan, pangsa pasar terus meningkat, didorong oleh merek-merek seperti La Mer dan TOM FORD. Jepang juga menunjukkan penguatan pangsa pasar, terutama di kategori wewangian dengan Le Labo, Jo Malone London, dan KILIAN PARIS. Di AS, perusahaan berhasil meningkatkan tren pangsa pasar secara signifikan di paruh kedua tahun fiskal 2025, dipimpin oleh The Ordinary, Clinique, dan Estée Lauder. Ini menunjukkan bahwa di beberapa area, Estée Lauder masih jadi _trendsetter_ yang diminati.

Perusahaan juga berhasil mencetak skor tinggi selama momen belanja penting di Tiongkok Daratan, seperti Festival Belanja Global 11.11 dan Festival Belanja 618. Merek-merek seperti Estée Lauder, La Mer, Jo Malone London, dan M·A·C berhasil menduduki peringkat teratas di kategori masing-masing. Ini membuktikan bahwa strategi mereka dalam memanfaatkan _e-commerce_ dan momen belanja besar masih sangat efektif, seolah-olah mereka punya _cheat code_ untuk menarik perhatian konsumen _online_.

Inovasi produk juga menjadi kunci, dengan peluncuran produk-produk yang relevan dan _on-trend_, serta perluasan jangkauan konsumen melalui Amazon Premium Beauty Store di AS dan Kanada, serta platform _e-commerce_ di Asia Tenggara seperti Shopee dan TikTok Shop. Merek The Ordinary, khususnya, menunjukkan pertumbuhan yang kuat dengan ekspansi distribusi global yang agresif. Sementara itu, merek-merek wewangian mewah seperti Le Labo terus memimpin dengan pertumbuhan penjualan bersih dua digit dan pembukaan toko baru di berbagai negara.

## PRGP: Diet Ketat untuk Keuntungan, Bukan Cuma Buat Badan

Untuk menghadapi tantangan dan mengembalikan perusahaan ke jalur pertumbuhan, Estée Lauder telah memperluas Program Pemulihan Keuntungan dan Pertumbuhan (PRGP) mereka pada Februari 2025. Program ini dirancang untuk mengubah model operasional perusahaan, mendanai kembali pertumbuhan penjualan di tahun fiskal 2026, dan memulihkan margin operasional dua digit yang kuat dalam beberapa tahun ke depan. Meskipun manfaat bersih dari PRGP di tahun fiskal 2025 melebihi ekspektasi, efeknya masih terimbangi oleh penurunan volume penjualan, investasi untuk pertumbuhan, dan inflasi.

Perusahaan telah membuat kemajuan yang berarti dalam pelaksanaan PRGP, terlihat dari perluasan margin kotor yang disesuaikan dan pengurangan biaya yang tidak berhubungan dengan konsumen sebesar 6% di tahun fiskal 2025. Ini adalah bagian dari strategi untuk mendanai investasi yang berorientasi pada konsumen. Komponen restrukturisasi dari PRGP melibatkan pengurangan bersih posisi antara 5.800 hingga 7.000 karyawan. Hingga Agustus 2025, inisiatif yang telah disetujui mencapai biaya $747 juta dan pengurangan lebih dari 3.200 posisi. Ini adalah upaya keras untuk merampingkan struktur, mirip seperti sebuah _reset_ total untuk sistem yang _lagging_.

## Navigasi Tarif dan Re-mapping Dunia Kecantikan

Melihat ke depan, Estée Lauder memberikan panduan tahunan untuk tahun fiskal 2026, yang mencerminkan pendekatan yang lebih fleksibel di tengah volatilitas pasar. Perusahaan juga akan mengubah struktur pelaporan geografisnya menjadi empat wilayah baru: The Americas, EUKEM (Eropa, Inggris, Irlandia, dan Pasar Berkembang Asia Tenggara), Asia/Pasifik (termasuk bisnis ritel perjalanan global), dan Tiongkok Daratan sebagai wilayah terpisah. Ini seolah-olah mereka sedang mengatur ulang papan catur strategis untuk pertandingan baru.

Salah satu tantangan besar di tahun fiskal 2026 adalah dampak tarif, yang diperkirakan akan memengaruhi profitabilitas sekitar $100 juta. Perusahaan telah menerapkan berbagai strategi mitigasi, termasuk optimalisasi jejak manufaktur regional untuk mendekatkan produksi ke konsumen. Namun, mereka tetap memantau ketat kondisi makro global, termasuk risiko resesi, volatilitas mata uang, tekanan inflasi, tantangan rantai pasokan, serta isu-isu geopolitik dan keamanan. Ini adalah medan perang ekonomi yang penuh ranjau, bukan sekadar _beauty blender_ di atas meja rias.

Untuk tahun fiskal 2026, Estée Lauder memperkirakan pertumbuhan penjualan bersih organik antara 0% hingga 3% dan peningkatan laba per saham yang disesuaikan antara 26% hingga 39%. Prediksi ini didasarkan pada perkiraan pertumbuhan pasar kecantikan _prestige_ global antara 2% hingga 3%, serta kembalinya pertumbuhan di Tiongkok Daratan dan pemulihan bisnis ritel perjalanan global. Dengan margin operasional yang disesuaikan diperkirakan mencapai 9.4% hingga 9.9%, perusahaan menunjukkan bahwa meskipun perjalanan ini berat, mereka tidak akan menyerah begitu saja untuk kembali bersinar di panggung dunia kecantikan.

Previous Post

Media: Pembaca Hati Bangsa, Ungkap Nilai dan Kecemasan

Next Post

Project Motor Racing: Rem Cakram Membara Jadi Pusat Atraksi Baru

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *