Dark Mode Light Mode

F1 25: Tolok Ukur Ray Tracing & Path Tracing – Masa Depan Grafis Game

Dunia balap virtual baru saja kedatangan tamu istimewa: F1 25, yang sudah bisa dijajal bagi mereka yang melakukan pre-order versi Iconic. Ditenagai oleh EGO Engine, game ini menjanjikan visual yang memukau dengan dukungan Ray Tracing dan Path Tracing. Pertanyaannya, seberapa sanggup PC kita mengangkat grafis super realistis ini? Mari kita bedah performanya dengan kartu grafis monster, NVIDIA RTX 5090!

Mungkin kalian bertanya-tanya, kenapa harus pre-order? Anggap saja ini seperti antri tiket konser band kesayangan; semakin cepat, semakin besar peluang dapat tempat strategis. Oke, kembali ke F1 25, grafisnya memang terlihat memukau, tetapi apakah sebanding dengan "dompet jebol"?

Bedah Performa F1 25: Ray Tracing vs Path Tracing di RTX 5090

Untuk pengujian ini, digunakan AMD Ryzen 9 7950X3D, RAM 32GB DDR5 6000Mhz, dan NVIDIA GeForce RTX 5090 Founder’s Edition. Sistem operasi yang digunakan adalah Windows 10 64-bit dengan driver NVIDIA GeForce 576.40 WHQL. Konfigurasi high-end ini penting untuk melihat potensi maksimal F1 25 dengan fitur grafis tingkat tinggi.

Codemasters memang jagoan urusan detail! F1 25 dibekali segudang pengaturan grafis yang bisa diutak-atik. Dukungan Ray Tracing (RT) digunakan untuk mempercantik bayangan (Shadows), pantulan (Reflections), Ambient Occlusion (AO), dan Global Illumination (GI). Selain itu, ada juga dukungan untuk AMD FSR 3.1, NVIDIA DLSS 4, dan Intel XeSS. Jadi, banyak opsi untuk mengakali performa tanpa mengorbankan visual.

Pengujian dilakukan di lintasan Singapura saat hujan. Kenapa Singapura? Karena lintasan malam dengan banyak bangunan dan lampu ini menjadi stress test ideal. Banyaknya pantulan dan bayangan akan memaksa kartu grafis bekerja keras. Jika di Singapura lancar, di lintasan lain seharusnya lebih enteng, contohnya lintasan Qatar yang juga malam hari, performanya jauh lebih baik.

Tanpa Ray Tracing, F1 25 mampu berjalan dengan frame rate minimum 173 FPS dan rata-rata 189 FPS pada resolusi 4K natif dengan pengaturan Ultra di NVIDIA RTX 5090. Ini kabar baik! Banyak gamer PC seharusnya bisa menikmati game ini tanpa harus merengek ke dompet untuk upgrade kartu grafis.

RTX 5090 mampu menjalankan game ini dengan lebih dari 70 FPS pada resolusi 4K natif dengan semua efek Ray Tracing diaktifkan. Ini pencapaian luar biasa! F1 25 menjadi satu-satunya game modern yang bisa berjalan di atas 60 FPS secara konsisten pada resolusi 4K dengan RTX 5090, bahkan dengan efek Ray Tracing yang kompleks. Bukan cuma sekadar pantulan atau bayangan doang!

DLSS 4: Jurus Ampuh Tingkatkan FPS

Dengan mengaktifkan DLSS 4 Quality Mode, frame rate meningkat menjadi 90-100 FPS. Lalu, dengan MFG X4, frame rate melonjak drastis hingga 300 FPS. Eits, tapi ini bukan 300 FPS "beneran" ya. Namun, mengingat frame rate awal yang sudah cukup tinggi, MFG menjadi solusi yang layak untuk mendapatkan pengalaman bermain yang lebih smooth. Ibaratnya, nitros di dalam game, tapi untuk performa PC.

Path Tracing, tentu saja, lebih berat dari Ray Tracing. Pada resolusi 4K natif, frame rate minimum mencapai 29 FPS dan rata-rata 35 FPS. Dengan DLSS 4 Quality Mode, pengalaman bermain menjadi lebih nyaman di monitor G-Sync. Untuk mencapai frame rate di atas 70 FPS secara konsisten, gunakan DLSS 4 Performance Mode. Dan yang menarik, semua ini tanpa menggunakan Frame Generation sama sekali!

MFG X2, X3, dan X4 mampu meningkatkan performa secara signifikan saat menggunakan Path Tracing. Meskipun DLSS 4 Quality menghasilkan 60 FPS, disarankan untuk menggunakan DLSS 4 Performance Mode untuk pengalaman bermain yang lebih responsif.

Kabar baiknya, Multi-Frame Generation (MFG) tidak menimbulkan visual artifact yang mengganggu. Ini masalah besar pada MFG X3 dan X4 di game sebelumnya. Tampaknya MFG telah dirombak secara signifikan. Di F1 25 dan Doom: The Dark Ages, MFG X3 dan X4 terlihat menakjubkan.

Ray Tracing atau Path Tracing: Mana yang Lebih Mantap?

Perbedaan visual antara Ray Tracing dan Path Tracing memang signifikan. Tanpa RT atau PT, F1 25 terlihat agak jadul. Perbedaan antara tanpa RT dan dengan RT sangat kentara. Namun, untuk membedakan antara Ray Tracing dan Path Tracing, dibutuhkan perbandingan side-by-side. Sebagian besar pemain mungkin tidak terlalu memperhatikannya tanpa perbandingan langsung.

Namun, ada dua masalah visual yang cukup mengganggu. NVIDIA Ray Reconstruction saat ini bermasalah. Entah kenapa, Ray Reconstruction membuat efek hujan terlihat seperti lukisan cat minyak saat tidak ada cahaya. Aneh kan? Di area gelap, tetesan hujan terlihat berantakan.

Path Tracing juga menimbulkan masalah visual aneh pada tetesan hujan. Tetesan hujan terlihat tidak wajar, ada yang terlalu besar, ada yang tidak terpengaruh cahaya, dan semuanya terlihat acak-acakan saat bergerak. Singkatnya, amburadul.

Kesimpulan: Grafis Memukau, Tapi…

Codemasters harus segera memperbaiki masalah visual ini. Sampai saat itu, Path Tracing sulit direkomendasikan. Meskipun performanya bagus di kartu grafis high-end seperti RTX 5090, masalah visual ini sangat mengganggu.

Saat ini, cara terbaik memainkan F1 25 adalah dengan efek Ray Tracing tanpa Ray Reconstruction. Ini memberikan pengalaman terbaik, setidaknya untuk sekarang. Ray Tracing memberikan peningkatan visual yang signifikan. Path Tracing memang bisa terlihat lebih baik dan lebih halus, tetapi masalah pada efek hujan terlalu krusial. Semoga devs segera memperbaikinya!

Singkatnya, F1 25 punya potensi visual yang luar biasa, tapi masih perlu polesan di sana-sini. Jadi, sabar dulu, gaes, sampai update selanjutnya keluar.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Mahasiswa Jakarta Merokok, Beasiswa Terancam Dicabut

Next Post

Kebocoran Data Raksasa: 184 Juta Akun Global Terungkap