Popular Now

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

Florence + The Machine Bidik Kesuksesan dengan Single Baru “One of the Greats”

Florence + The Machine merilis single baru? Oke, dunia musik memang selalu berputar, kadang menghasilkan permata, kadang… ya, begitulah. Tapi, jujur saja, mendengar nama Florence Welch seperti mendengar panggilan jiwa untuk kembali ke era Tumblr berjaya, lengkap dengan quote puitis dan foto hitam putih yang diedit berlebihan. Apakah single terbarunya ini akan membawa kita kembali ke masa itu, atau justru membuktikan bahwa Florence + The Machine masih relevan di tengah gempuran musik TikTok yang serba cepat saji?

“One of the Greats”: Ambisi atau Sekadar Klaim?

Single berjudul “One of the Greats” ini, seperti judulnya, punya ambisi yang cukup tinggi. Tapi, ambisi tanpa eksekusi sama saja dengan janji manis mantan- pacar- semua-juga-bilang-begitu. Dibangun di atas riff gitar Mark Bowen dari IDLES dan vokal khas Florence Welch, lagu ini mencoba menyentil industri musik yang (katanya) masih didominasi oleh laki-laki yang membuat musik membosankan. Apakah ini sindiran pedas atau sekadar curhat seorang musisi yang merasa kurang diperhatikan?

Florence sendiri menjelaskan bahwa lagu ini adalah “puisi panjang tentang harga sebuah kehebatan”. Wah, terdengar berat seperti skripsi semester akhir. Proses pembuatannya pun terdengar cukup unik. Lagu ini ditulis dalam satu kali take bersama Bowen, lalu disempurnakan oleh Aaron Dessner. Hasilnya, kata Florence, adalah lagu yang membuatnya merasa “hancur menjadi ketiadaan”. Mungkin ini efek samping mendengarkan musik terlalu keras, ya?

Everybody Scream: Album Baru, Harapan Baru?

“One of the Greats” adalah bagian dari album keenam Florence + The Machine yang akan datang, Everybody Scream, yang dijadwalkan rilis pada 31 Oktober. Judulnya saja sudah bikin penasaran, apakah ini album yang penuh teriakan frustrasi, atau justru teriakan kebahagiaan ala konser K-Pop? Album ini menjadi album penuh pertama mereka sejak Dance Fever (2022). Dua tahun adalah waktu yang cukup lama di dunia musik yang serba cepat ini. Mampukah Everybody Scream mengembalikan nama Florence + The Machine ke puncak tangga lagu?

Kegalauan Florence dan Operasi Penyelamatan Jiwa: Drama di Balik Layar

Di balik gemerlap panggung dan musik yang megah, Florence Welch juga menyimpan cerita pribadi yang cukup berat. Saat tur untuk mendukung album, ia harus menjalani operasi penyelamatan jiwa yang membuatnya harus membatalkan beberapa pertunjukan. Tahun lalu, mereka juga mengadakan konser peringatan 15 tahun album debut mereka, Lungs, sebagai bagian dari festival BBC Proms. Hidup seorang musisi memang penuh drama, seperti sinetron stripping yang tak ada habisnya.

Operasi penyelamatan jiwa dan konser peringatan 15 tahun Lungs, tentu saja bukanlah gimmick belaka. Hal tersebut bisa jadi merupakan sebuah cara bagi Florence untuk merenungkan perjalanan karirnya, dari seorang gadis indie dengan mimpi besar hingga menjadi salah satu ikon musik dunia. Ini seperti karakter utama dalam video game yang harus menghadapi bos terakhir untuk naik level. Apakah Florence berhasil melewati semua tantangan ini?

IDLES dan Aaron Dessner: Kolaborasi yang Mengangkat atau Sekadar Tempelan?

Keterlibatan Mark Bowen dari IDLES dan Aaron Dessner dalam pembuatan “One of the Greats” tentu saja menimbulkan pertanyaan. Apakah kolaborasi ini benar-benar mengangkat kualitas lagu, atau hanya sekadar tempelan nama besar untuk menarik perhatian? IDLES dikenal dengan musik punk yang penuh energi, sementara Aaron Dessner adalah langganan musisi indie papan atas seperti Taylor Swift dan The National. Perpaduan yang cukup unik, seperti makan nasi padang dengan saus bolognese.

Jika kolaborasi ini berhasil, bisa jadi “One of the Greats” akan menjadi lagu yang berbeda dari karya-karya Florence + The Machine sebelumnya. Mungkin saja lagu ini akan menjadi lebih agresif dan eksperimental, atau justru lebih melankolis dan introspektif. Tapi, jika gagal, lagu ini bisa saja terdengar seperti gabungan yang aneh dan tidak harmonis. Kita tunggu saja hasilnya nanti.

Sindiran untuk Industri Musik atau Sekadar Curhat?

Lirik “It must be nice to be a man and make boring music just because you can” tentu saja menjadi sorotan utama dalam “One of the Greats”. Apakah ini sindiran pedas untuk industri musik yang masih didominasi oleh laki-laki, atau sekadar curhat seorang musisi perempuan yang merasa kurang dihargai? Di era kesetaraan gender ini, tentu saja pertanyaan ini sangat relevan untuk dibahas.

Namun, kita juga perlu ingat bahwa tidak semua musik yang dibuat oleh laki-laki itu membosankan, dan tidak semua musik yang dibuat oleh perempuan itu bagus. Musik adalah tentang selera, dan selera setiap orang berbeda-beda. Jadi, daripada sibuk menyalahkan gender, lebih baik kita fokus untuk menikmati musik yang kita suka, apapun gendernya.

Masa Depan Florence + The Machine: Masih Relevan atau Sekadar Nostalgia?

Dengan rilisnya “One of the Greats” dan album Everybody Scream, pertanyaan besar yang muncul adalah: apakah Florence + The Machine masih relevan di era musik yang serba cepat dan didominasi oleh TikTok ini? Atau, apakah mereka hanya akan menjadi nostalgia bagi para penggemar Tumblr era 2010-an?

Jawabannya tentu saja tidak ada yang tahu pasti. Namun, satu hal yang pasti adalah Florence + The Machine memiliki kualitas musik yang tidak bisa diremehkan. Dengan vokal yang khas, lirik yang puitis, dan musik yang megah, mereka memiliki daya tarik yang sulit ditolak. Tinggal bagaimana mereka mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tetap mempertahankan identitas mereka sebagai salah satu band terbaik di dunia.

Apakah Kita Akan Berteriak Bersama Florence?

Pada akhirnya, semua kembali kepada selera masing-masing. Apakah Anda akan berteriak bersama Florence dalam Everybody Scream, atau justru memilih untuk mendengarkan musik TikTok yang lebih kekinian? Pilihan ada di tangan Anda. Yang jelas, Florence + The Machine telah memberikan kita alasan untuk kembali bernostalgia dan merenungkan makna kehebatan di dunia musik yang penuh dengan kejutan ini.

Previous Post

iOS 26 Rilis: iPhone Jadul Gak Kebagian? Cek Daftar Kompatibelnya Sekarang!

Next Post

Milei Ubah Argentina: Reformasi Radikal dan Dampaknya Bagi Anak Muda

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *