Dark Mode Light Mode

Gary Kemp: Dari Padang Gurun Pasca-Pop ke Keluarga Pink Floyd

Tentu, ini dia artikelnya:

Saatnya Menggali Lebih Dalam: Perjalanan Musikal Gary Kemp

Gary Kemp, gitaris legendaris dari Spandau Ballet dan kini bagian dari Nick Mason’s Saucerful Of Secrets, baru saja meluncurkan album solo terbarunya, This Destination. Album ini bukan sekadar kumpulan lagu, tapi juga cerminan perjalanan self-discovery seorang musisi yang terus berevolusi. Apakah This Destination hanya sekadar persinggahan sementara, atau justru puncak dari eksplorasi musikal Kemp? Mari kita selami lebih dalam.

Dari Spandau Ballet hingga ‘Punk Floyd’: Evolusi Musik Gary Kemp

Mungkin banyak yang mengira Gary Kemp adalah sosok yang percaya diri, apalagi dengan CV-nya yang bejibun. Selain menjadi gitaris dan vokalis di Nick Mason’s Saucerful Of Secrets, ia juga telah menjual lebih dari 25 juta rekaman bersama Spandau Ballet. Belum lagi perannya dalam film-film blockbuster seperti The Krays dan The Bodyguard, serta menjadi host podcast musik nomor satu di Inggris, Rockonteurs, bersama rekannya, Guy Pratt. Tapi, di balik semua itu, tersimpan keraguan dan kecemasan.

Gary Kemp yang berusia 65 tahun, terlihat stylish dengan kemeja hitam dan gilet abu-abu. Namun, ketika membahas soal kepercayaan diri, dahinya langsung berkerut. Album solo ketiganya ini memang menjadi bukti kemampuannya dalam menulis lagu (ia memenangkan Ivor Novello untuk Outstanding Song Collection pada tahun 2012 dan BMI Icon Award pada tahun 2023), tapi prosesnya dimulai dari keraguan.

“Mungkin orang melihat saya sangat percaya diri, dan dulu saya juga berpikir begitu. Tapi beberapa tahun lalu, saya mengalami kecemasan yang cukup parah. Saya tidak tahu apakah ini efek pandemi,” ujarnya.

Memaknai Usia: Inspirasi dari Pete Townshend dan Richard Hawley

Di usia 60-an, Kemp mulai mempertanyakan eksistensinya: “Siapa saya? Apa yang saya lakukan?” Ia pun mencari inspirasi dari para songwriter lain. Richard Hawley, musisi asal Sheffield, menyarankannya untuk langsung bermain piano dan menulis lagu. Dari situlah lahir Work, lagu yang didedikasikan untuk orang tuanya, dengan sentuhan gaya Sondheim yang khas.

Sebelum itu, saat mengunjungi Pete Townshend di Richmond, ia mendapatkan ide untuk lagu lain. “Saya naik kereta, perjalanannya panjang. Saya berpikir: ‘Saya akan bertemu salah satu pahlawan songwriting saya, salah satu songwriter terhebat yang pernah ada. Saya melihat sekeliling, kota di atas kepala saya, dan orang-orang datang dan pergi di kereta… saya harus menulis lagu’,” kenangnya.

Borrowed Town pun tercipta, sebuah lagu tentang tempat tinggal yang hanya kita pinjam. “Dulu, saya merasa seperti raja jalanan, merak generasi saya. Kami adalah anak-anak muda yang tidak peduli dengan orang tua di jalan. Tapi mungkin mereka berjuang dalam perang yang memberi saya kebebasan. Sekarang, saya berada di sisi jalan yang berbeda,” kata Kemp.

Sentuhan Gilmour dan Pengaruh Pink Floyd

Permainan gitar Kemp di album ini sangat crisp. Di Borrowed Town, terdengar nuansa David Gilmour yang kental, sebuah pengaruh yang tak disangkalnya. “Dulu, ada dua gitaris yang sangat saya sukai: David Gilmour dan Mick Ronson. Saya selalu suka melodi, saya bukan shredder. David sendiri dipengaruhi oleh Hank Marvin dan Jeff Beck. Syd Barrett juga, karena ia mulai bermain dengan echo dan delay. Ketika David bergabung dengan Pink Floyd, ia harus mengadopsi elemen itu,” jelasnya.

Kemp mengingat masa remajanya, saat berlatih lagu Set The Controls For The Heart Of The Sun milik Pink Floyd di basement teman sekolahnya. “Itu lagu pertama yang pernah saya jamming dengan musisi lain. Kami pergi ke rumah seorang counter-culturalist di dekat Islington. Saya bertemu anak-anak kelas menengah, anak seni dari keluarga seni. Salah satunya adalah Cosmo, putra Jay Landesman, yang ternyata seorang jurnalis terkenal,” kenangnya.

Bermain dengan Legenda: Pengalaman Bersama Nick Mason

Setelah setengah abad berlalu, Kemp akhirnya bisa memainkan lagu itu secara live dengan drummer aslinya. Bagaimana rasanya bermain dengan Nick Mason? “Dia orangnya santai. Dia bukan Roger, dan mungkin lebih fleksibel dari David,” kata Kemp.

Bermain dengan Nick Mason’s Saucerful Of Secrets memberikan Kemp jalan kembali ke dunia musik setelah album Little Bruises (1995) kurang sukses. Tiga puluh enam tahun kemudian, Steven Wilson mix dari Waiting For The Band (2021), menampilkan Mike Garson pada piano, mungkin menjadi momen terbaik dalam kariernya.

“Sulit untuk menulis lagu seperti itu lagi. Waiting For The Band terasa seperti lagu untuk para penggemar. Terinspirasi dari Bowie di Hammersmith Odeon, tapi bisa juga tentang siapa saja yang saya lihat di era 70-an: T Rex, Pink Floyd, atau Genesis,” jelas Kemp.

Lebih dari Sekadar Spandau Ballet: Mematahkan Stereotip

Kemp merasa bahwa bekerja dengan Nick Mason meningkatkan kepercayaan dirinya. Orang-orang mulai mengenalinya sebagai gitaris. Dulu, banyak yang terkejut ketika Kemp bergabung dengan Saucerful Of Secrets, atau ketika ia berperan sebagai Ronnie Kray dalam film The Krays (1990). Namun, ia berhasil membuktikan kemampuannya. Apakah diremehkan justru menjadi keuntungannya?

“Mungkin saya juga punya pendapat yang sama tentang diri saya sendiri, tapi Anda harus bekerja keras dan menerima tantangan. Banyak yang berasal dari kesalahpahaman dan penilaian sempit. Saya pernah berada di band yang beralih dari electronic ke blue-eyed soul, dan sukses. Jadi, orang mengira hanya itu yang saya bisa, dan hanya musik seperti itu yang saya dengarkan,” jelasnya.

Masa Depan Saucerful Of Secrets: Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Setelah memainkan banyak materi pre-The Dark Side Of The Moon, ke mana Saucerful Of Secrets akan melangkah selanjutnya? Kemp memastikan ada sesuatu yang menarik dalam proses, tapi ia belum bisa mengungkapkannya.

“Ke mana lagi? Itu menarik, karena kami tidak yakin bisa membawakan Echoes, tapi ternyata bisa. Apakah kami akan melangkah lebih jauh ke The Dark Side Of The Moon? Saya rasa tidak, karena orang sudah terbiasa melihat lagu-lagu itu dibawakan dengan 10 musisi dan backing vocalists. Kami selalu menjadi ‘Punk Floyd’. Tapi saya rasa masih ada beberapa lagu yang bisa kami coba,” kata Kemp. Nick Mason yang berusia 81 tahun masih ingin terus bermain musik. “Saya merasa sangat beruntung bisa bermain dengan sosok raksasa yang mengubah lanskap musik saya dengan Dark Side Of The Moon.”

Menjadi Bagian dari Semesta Pink Floyd

Kemp kini menjadi bagian dari komunitas eksklusif: “Saya sudah diterima di semesta Pink Floyd. Dan saya bisa katakan, keanggotaan ini tidak mudah didapatkan.”

Kisah Gary Kemp ini mengajarkan bahwa eksplorasi tanpa henti dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman bisa membawa kita ke destination yang tak terduga. Terkadang, keraguan dan kecemasan justru menjadi bahan bakar untuk kreativitas. Yang terpenting adalah terus berkarya dan membuktikan bahwa kita mampu melampaui ekspektasi orang lain, bahkan ekspektasi diri sendiri.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Animasi 3D Anamorfik VuFinder Studios Hidupkan Hochland dalam Bahasa Indonesia: Lebih dari Sekadar Iklan

Next Post

Aksi Mogok Massal Transportasi Online Ancam Lumpuhkan Jakarta dan Kota-Kota Besar pada Hari Selasa