Popular Now

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

Geese: Album Baru ‘Getting Killed’ Hadirkan Campuran Dissonansi dan Lirik Satir yang Menggugah

Pernah nggak sih merasa hidup ini kayak lagi main game RPG yang quest-nya nggak kelar-kelar? Kita dikasih misi “bahagia,” tapi kok ya musuhnya banyak amat. Nah, album terbaru Geese, “Getting Killed,” kayak soundtrack yang pas buat ngadepin realita absurd ini. Bayangin aja, hidup ini panggung sandiwara, tapi Geese malah nyetel musik metal di tengah-tengahnya.

Geese: Antara Metalhead dan Filosof Warung Kopi

Buat yang belum kenal Geese, mereka ini band asal New York yang vokalisnya, Cameron Winter, sempat bikin gebrakan dengan solo debutnya, “Heavy Metal.” Eh, tapi jangan salah paham dulu. Judulnya doang metal, isinya malah kayak Leonard Cohen lagi curhat sambil ngopi di warung remang-remang. Nah, di album “Getting Killed” ini, mereka kayaknya baru bangun dari tidur panjang dan memutuskan buat lebih berisik. Buktinya? Lagu “Trinidad” dibuka dengan soul yang lembut, eh tiba-tiba meledak jadi orkes brass nggak jelas, gitar berantakan, dan teriakan histeris: “Ada bom di mobilku!” What a mood.

Album ini memang sengaja dibuat nggak nyaman. Disonansi suara, lirik yang sinis, dan kecurigaan bahwa semua lagu ini sebenarnya private jokes antarpersonel Geese (yang ternyata teman sekolah) bikin kita bertanya-tanya: ini band serius apa lagi nge-troll?

Ketika Rock Jadi Bahan Olok-Olokan

Di “Getting Killed,” Geese kayak lagi main-main sama pakem musik rock. Profunditas di-undercut sama kebodohan. Melodi ala Van Morrison yang indah dinyanyikan dengan suara warble yang nggak jelas. Mereka kayak lagi bilang: “Rock itu keren, tapi jangan terlalu serius, bro!”

Lirik-liriknya juga absurd abis. “Semua orang harus tersenyum di masa perang,” atau “Aku dibunuh oleh kehidupan yang lumayan enak.” Ini sindiran atau curhatan? Atau jangan-jangan keduanya?

Musik Geese ini kayak kopi tubruk: pahit, kuat, tapi bikin nagih. Mereka nggak takut bereksperimen dengan suara-suara aneh dan lirik yang bikin garuk-garuk kepala. Ini bukan musik buat joget sambil senyum-senyum. Ini musik buat mikir sambil merenung.

Absurditas yang Menggugah Selera

“Getting Killed” memang nggak gampang dicerna. Kadang, album ini terasa kayak teka-teki yang nggak ada jawabannya. Tapi justru di situlah letak daya tariknya. Ada penemuan, irreverensi, bakat melodi, dan swagger yang cuma dimiliki band-band hebat.

Coba dengerin lirik ini: “Kalau kamu mau aku bayar pajak, mendingan datang ke sini bawa salib. Kamu harus memaku aku.” Ini sindiran pedas buat zaman sekarang yang penuh absurditas, dibungkus melodi rock klasik yang menenangkan. Inilah daya tarik Geese yang nggak bisa diabaikan.

Intinya, Geese ini kayak teman yang suka ngajak ngobrol ngalor ngidul di warung kopi. Topiknya berat, tapi obrolannya santai. Mereka nggak takut mengkritik, tapi kritiknya dibungkus humor yang cerdas.

Geese: Soundtrack untuk Generasi yang Merasa “Getting Killed”

Di era yang serba nggak pasti ini, banyak anak muda yang merasa “getting killed” oleh berbagai macam tekanan. Tekanan ekonomi, tekanan sosial, tekanan eksistensial. Geese hadir sebagai soundtrack buat mereka yang merasa sendirian di tengah keramaian.

Musik mereka bukan solusi, tapi setidaknya mereka bikin kita merasa nggak sendirian. Mereka ngerti gimana rasanya jadi generasi yang hidup di tengah absurditas.

Album “Getting Killed” ini bukan buat semua orang. Tapi kalau kamu suka musik yang menantang, eksperimental, dan nggak takut sama keanehan, album ini wajib masuk playlist kamu.

Kenapa “Getting Killed” Lebih Relevan dari Skripsi?

Bayangin skripsi, tapi dibikin lebih seru, lebih berisik, dan lebih nggak jelas arahnya. Itulah “Getting Killed.” Album ini kayak representasi visual dari pikiran kita yang lagi overthinking tengah malam: penuh pertanyaan, keraguan, dan sedikit kegilaan.

Kalau hidup ini adalah video game, maka “Getting Killed” adalah cheat code buat ngadepin bos terakhir: diri sendiri. Mereka nggak ngasih jawaban, tapi mereka ngasih kita keberanian buat bertanya.

Jadi, tunggu apa lagi? Setel “Getting Killed” sekarang juga. Siapa tahu, setelah dengerin album ini, kamu jadi lebih kuat ngadepin kenyataan hidup yang absurd ini. Atau, minimal, kamu jadi punya bahan obrolan seru di warung kopi.

Intinya, Geese ini kayak meme yang jadi kenyataan. Absurd, nggak jelas, tapi kok ya ngena banget. Mereka kayak lagi ngasih tahu kita: “Santai aja, bro. Hidup ini emang nggak masuk akal. Mendingan kita nikmatin aja musiknya.”

Previous Post

Fantasy Life i: DLC Gratis “The Sinister Broker Bazario’s Schemes” Siap Rilis!

Next Post

Bronx Native Day 2025: Budaya, Komunitas, dan Kebanggaan

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *