Dark Mode Light Mode
Interkoneksi Intra-Die dan Dalam Kemasan: Implikasi Kinerja
Geezer Butler Black Sabbath Menulis Esai Penghormatan untuk Ozzy Osbourne: Sebuah Pengakuan Mendalam
Waspada Kebakaran Hutan Hingga Agustus: Ancaman BMKG

Geezer Butler Black Sabbath Menulis Esai Penghormatan untuk Ozzy Osbourne: Sebuah Pengakuan Mendalam

Siapa sangka di balik sosok “Pangeran Kegelapan” yang melegenda, Ozzy Osbourne menyimpan sisi humoris yang tak banyak diketahui? Kabar duka baru-baru ini menyelimuti dunia musik, namun kenangan tentang sosok karismatik ini akan terus hidup.

Ozzy Osbourne: Lebih dari Sekadar “Pangeran Kegelapan”

Kita mungkin mengenalnya dengan image garang dan musik heavy metal yang menggemparkan, tapi bagi Geezer Butler, basis Black Sabbath, Ozzy adalah “Pangeran Tawa.” Dalam esai yang menyentuh, Butler mengenang persahabatan mereka selama puluhan tahun, dari awal pembentukan Black Sabbath hingga momen-momen terakhir mereka bersama. Bahkan, hal-hal yang terlihat “liar” pada diri Ozzy justru kerap kali muncul saat ia berada di luar “kendali” teman-teman Sabbath.

Reuni terakhir mereka pada 5 Juli lalu, setelah dua dekade terpisah, menjadi momen yang mengharukan. Pertunjukan di Villa Park, Birmingham, tempat kelahiran band legendaris ini, disaksikan oleh 40.000 penggemar setia dan disiarkan secara langsung. Acara bertabur bintang ini, dipandu oleh Jason Momoa (penggemar berat Black Sabbath), menampilkan tribut dari Dolly Parton dan Elton John. Sungguh persembahan yang luar biasa!

Dana yang terkumpul dari acara bertajuk “Back to the Beginning,” mencapai hampir $200 juta, disumbangkan untuk Cure Parkinson’s, Birmingham Children’s Hospital, dan Acorns Children’s Hospice. Sebuah bentuk penghormatan atas diagnosis Parkinson yang diderita Osbourne sejak 2019. Ini membuktikan bahwa di balik kegarangannya, Ozzy memiliki hati yang mulia.

Butler mengingat kembali sesi latihan menjelang konser perpisahan itu. Kondisi kesehatan Ozzy memang tidak prima. Ia memerlukan bantuan untuk berjalan dan menggunakan tongkat bertabur emas dan permata. Namun, semangatnya untuk tampil di hadapan penggemar tetap membara. Meski harus duduk saat bernyanyi, Ozzy tetap memberikan yang terbaik.

Dari Lawan Jadi Kawan: Kisah Awal Black Sabbath

Butler menceritakan bagaimana awalnya ia dan Ozzy adalah dua kutub yang berbeda. Butler yang berambut gondrong ala hippie bertemu dengan Ozzy yang stylish dengan rambut cepak dan setelan mod. Siapa sangka, tak lama kemudian mereka membentuk Black Sabbath dan menciptakan genre musik baru. Sebuah perpaduan yang tak terduga!

Konser pertama mereka diwarnai perkelahian massal. Maklum, mereka berasal dari Aston, Birmingham, yang keras. Ozzy dan Tony Iommi (gitaris Black Sabbath) bukan orang asing dalam perkelahian. Namun, dari situlah mereka menjadi saudara seperjuangan, saling melindungi satu sama lain.

Humor di Balik Kontroversi: Sisi Lain Ozzy

Mungkin banyak yang menganggap Ozzy sebagai sosok liar yang tak terkendali. Tapi, menurut Butler, Ozzy adalah orang yang berhati emas. Aksi-aksi kontroversialnya, seperti menggigit kepala kelelawar atau mengencingi Alamo, justru terjadi saat ia bersolo karir, jauh dari “rem” teman-teman Sabbath. Apakah ini berarti teman-temannya berperan penting dalam menjaga image-nya? Mungkin saja!

Ketika putra Butler lahir dengan kelainan jantung, Ozzy meneleponnya setiap hari untuk menanyakan keadaannya, padahal mereka sudah lama tidak berkomunikasi. Ini menunjukkan betapa pedulinya Ozzy terhadap teman-temannya. Sebuah sisi yang jarang terekspos media.

Warisan Abadi “The Prince”: Lebih dari Musik

Kepergian Ozzy Osbourne meninggalkan duka mendalam bagi dunia musik. Namun, warisannya akan terus dikenang. Bukan hanya musiknya yang menggemparkan, tapi juga persahabatannya yang tulus, humornya yang khas, dan hatinya yang mulia.

Butler merasa bersyukur bisa tampil bersama Ozzy untuk terakhir kalinya di hadapan para penggemar. Cinta dari para penggemar, musisi, dan penyanyi yang hadir malam itu sangat luar biasa. Semua datang untuk memberikan penghormatan kepada sang “Pangeran.”

Ucapan Perpisahan dari Sahabat Sejati

“Saya merasa sangat beruntung bisa menghabiskan sebagian besar hidup saya bersamanya,” tulis Butler. “Tentu saja, ada jutaan hal yang ingin saya tulis, tapi bagaimana saya bisa merangkum 57 tahun persahabatan yang luar biasa dalam beberapa paragraf? God bless, Oz, it has been one hell of a ride! Love you!” Sebuah ungkapan yang tulus dan menyentuh hati.

Ozzy Osbourne meninggal dunia pada usia 76 tahun, sekitar dua minggu setelah konser amal terakhirnya. Kepergiannya diratapi oleh seluruh dunia rock dan rekan-rekan musisi seperti John, Metallica, Pearl Jam, Billy Idol, dan banyak lagi.

Ozzy Osbourne adalah ikon. Dia adalah legenda. Dia adalah teman. Dan dia akan selalu dikenang sebagai “The Prince” yang sejati. Musik heavy metal kehilangan salah satu pilarnya, tetapi semangatnya akan terus menginspirasi generasi mendatang.

Selamat Jalan, Ozzy. Kegilaanmu akan Kami Rindukan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Interkoneksi Intra-Die dan Dalam Kemasan: Implikasi Kinerja

Next Post

Waspada Kebakaran Hutan Hingga Agustus: Ancaman BMKG