Siap-siap, dunia AI lagi panas! Google baru saja merilis senjata terbarunya, Gemini 2.5, dan spoiler alert: dia jagoan di berbagai bidang. Bukan cuma sekadar chatbot biasa, Gemini 2.5 ini kayak anak kuliahan yang bisa semua mata pelajaran. Tapi beneran bisa semua, bukan kayak kita waktu kuliah yang cuma pura-pura ngerti pas dosen jelasin.
Gemini 2.5: Raja Baru di Arena AI?
Gemini 2.5 menduduki peringkat teratas di berbagai benchmark pengujian kecerdasan buatan. Menurut peringkat dari WebDev Arena, chatbot AI ini berada di puncak daftar untuk coding. Bayangin aja, dia ngalahin nama-nama besar kayak Claude dan ChatGPT 4 dalam tes coding standar untuk Large Language Models (LLM). Ini kayak nyuruh Valentino Rossi balapan sama anak baru kemarin sore, tapi yang menang malah anak barunya!
Selain jago coding, Gemini 2.5 juga juara dalam penulisan kreatif dan kontrol gaya. Jadi, kalau kamu butuh nulis puisi cinta atau bikin slogan iklan yang catchy, Gemini 2.5 siap bantu. Lumayan kan, bisa hemat biaya sewa copywriter!
IQ Tinggi? Gemini 2.5 Jawabnya!
Diuji dengan tes IQ standar, Gemini 2.5 mencapai skor 124 pada tes Mensa Norwegia. Tapi, kalau lagi offline, skornya turun jadi 115, sama kayak ChatGPT. Tetep aja, itu masih level jenius, bukan kayak kita yang kadang lupa naruh kunci di mana. Skornya juga lumayan tinggi di tes matematika AIME 2025 (86,7%) dan penilaian sains GPQA (84%). Bahkan, di Humanity’s Last Exam, dia dapet 18,8% dan tetep jadi yang terbaik. Mind-blowing, kan?
Kunci kesuksesan Gemini 2.5 ada di context window-nya yang bisa nampung hingga 1 juta token. Ini kayak punya memori super besar, jadi dia bisa nginget dan ngolah informasi lebih banyak. Bandingin sama pesaingnya, Claude dan ChatGPT yang cuma bisa nampung sekitar 128K token. Google bahkan berencana memperluas context window ini jadi 2 juta token. Edan!
Menurut Google, model Gemini 2.5 ini thinking models, yang artinya mereka bisa mikir dulu sebelum jawab. Hasilnya? Performa meningkat dan akurasi lebih tinggi. Jadi, bukan cuma nyablak doang, tapi beneran mikir!
Versi pro dari Gemini 2.5 juga menawarkan fitur canggih dengan harga yang lebih murah dibandingkan pesaingnya. Mulai dari $2.50 hingga $15.00 untuk biaya input dan output. Selain itu, Gemini 2.5 juga punya fitur enterprise, termasuk audit smart contract berbasis blockchain.
AI di Dunia Nyata: Bukan Sekadar Omongan
Di luar diskusi akademis, aplikasi AI di dunia nyata semakin banyak. Chatbot AI mengubah lanskap kerja dengan menawarkan otomatisasi dan personalisasi tingkat lanjut. Ini bisa bikin hidup kita lebih gampang, misalnya, otomatisasi marketing atau customer service.
Pemerintah juga mulai memanfaatkan AI untuk meningkatkan layanan publik, tapi tetap ada kekhawatiran tentang penyalahgunaan. PBB sudah memperingatkan potensi risiko penyalahgunaan AI, termasuk sensor dan penyebaran berita palsu. Otoritas juga semakin ketat dalam menindak penyalahgunaan AI di pasar keuangan. Jadi, be smart ya, jangan sampai AI dipake buat yang enggak-enggak.
Blockchain dan AI: Kombinasi Maut yang Menguntungkan?
Blockchain Space and Time meluncurkan mainnet mereka untuk menawarkan infrastruktur data tingkat lanjut menggunakan zero-knowledge proofs (ZK). Proyek ini dirancang untuk memberikan layanan database terdesentralisasi dan terverifikasi ke penyedia layanan aset digital.
Space and Time memungkinkan pengembang mengakses dataset besar di luar rantai dan memverifikasi akurasinya di rantai menggunakan smart contract. Mereka menggunakan distributed ledger utama untuk mengindeks data dan menyediakan platform yang aman bagi pengembang untuk meng-query data melalui Proof of SQL.
Proof of SQL memverifikasi bahwa query SQL pada dataset akurat meskipun dilakukan di luar rantai. Hasil query dibungkus sebagai bukti ZK dan dikirim ke distributed ledger untuk diverifikasi oleh smart contract.
Menurut Scott Dykstra, salah satu pendiri Space and Time, sebelumnya aplikasi onchain tidak punya cara untuk meng-query data pengguna dasar dari database aktivitas blockchain tanpa menimbulkan risiko keamanan.
Aplikasi di vertikal aset digital sangat luas, terutama di decentralized finance (DeFi). Penyedia layanan dan pengembang dapat mengonfirmasi harga aset tanpa mengungkap price feed. Protokol DeFi juga dapat memperbarui suku bunga menggunakan infrastruktur data berbasis bukti ZK dan memanfaatkan penawaran untuk Proof-of-Reserves. Pengembang video game dapat memberikan hadiah onchain berdasarkan aktivitas dalam game, sementara decentralized autonomous organizations (DAO) dapat menggunakan penawaran untuk aktivitas treasury otomatis.
Proyek ini sudah dimulai dengan baik, dan Dykstra mengonfirmasi bahwa raksasa teknologi besar sedang membangun solusi Space and Time. Google BigQuery dan Azure memanfaatkan Space and Time saat proyek tersebut bersiap untuk gelombang pengguna dalam beberapa minggu mendatang.
Blockchain Beyond DeFi: Lebih dari Sekadar Crypto
Di luar DeFi, blockchain memiliki banyak kegunaan di berbagai bidang seperti cybersecurity, kecerdasan buatan, Internet of Things (IoT), dan supply chain. Untuk mengatasi misinformasi AI, peneliti beralih ke blockchain untuk melawan bias dan deepfake. Bahkan, blockchain juga digunakan dalam layanan publik, dengan pemerintah meluncurkan solusi berbasis Web3 untuk subsidi dan ID digital. Integrasi blockchain dengan IoT juga diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah perubahan iklim.
Agar AI dapat bekerja dengan benar dalam hukum dan berkembang di tengah tantangan yang semakin besar, AI perlu mengintegrasikan sistem blockchain perusahaan yang memastikan kualitas dan kepemilikan input data, memungkinkan AI menjaga data tetap aman sambil juga menjamin kekekalan data.
Jadi, inget ya, AI itu keren, tapi blockchain bisa bikin AI jadi lebih bertanggung jawab. Gabungan keduanya bisa jadi solusi untuk banyak masalah di dunia ini.
Intinya, AI itu bukan cuma buat main-main, tapi punya potensi besar untuk mengubah dunia. Dengan kekuatan komputasi yang semakin canggih dan dukungan teknologi seperti blockchain, AI siap jadi bagian penting dari masa depan kita. Tinggal gimana kita sebagai manusia bisa memanfaatkan AI dengan bijak dan bertanggung jawab. Jangan sampai AI malah balik nyusahin kita, oke?