Bayangkan, dunia ini panggung sandiwara, tapi yang main anak-anak kurang gizi. Agak absurd memang, tapi itulah yang terjadi kalau kita bicara soal kesehatan global. Bill Gates, dengan modal filantropi yang nggak kaleng-kaleng, mencoba jadi sutradara yang mengubah nasib lakon-lakon kecil ini. Lewat acara Goalkeepers Foundation 2025, ia kembali mengingatkan bahwa kita punya PR besar: menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak sebelum 2045. Tapi, apakah semudah itu?
Dunia yang Pelitnya Nggak Ketulungan
Begini, negara-negara donor itu lagi pada sibuk ngurusin masalah sendiri. Utang numpuk, populasi menua, dan dompet makin tipis. Alhasil, bantuan buat kesehatan global (DAH) dipangkas habis-habisan. Menurut penelitian terbaru, DAH global turun 21% antara 2024 dan 2025, mencapai titik terendah dalam 15 tahun terakhir. Padahal, berkat bantuan ini, angka kematian anak berhasil dipangkas setengah sejak tahun 2000. Sekarang, semua pencapaian itu terancam bubar jalan.
Bill Gates, sebagai juragan filantropi, nggak tinggal diam. Ia menjanjikan 912 juta dollar AS selama tiga tahun ke Global Fund untuk memerangi AIDS, TB, dan malaria. Global Fund ini ibarat cheat code buat kesehatan global. Setiap satu dollar yang diinvestasikan, menghasilkan 19 dollar dalam bentuk kesehatan dan keuntungan ekonomi. Tapi, ya itu tadi, dananya lagi seret.
Gates mencoba realistis. Ia nggak berharap pemerintah negara-negara kaya mendadak royal seperti dulu. Tapi, ia tetap optimis bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan sebanyak mungkin anak-anak. Optimisme ala Bill Gates ini, antara tulus dan nggak enak juga mau bilang apa, ya kan?
Peta Harta Karun Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat
Gates punya peta harta karun untuk menyelamatkan jutaan anak dan menaklukkan penyakit mematikan pada 2045. Kuncinya adalah investasi cerdas. Ibarat main game, kita harus tahu skill mana yang perlu di-upgrade duluan.
Peta ini mencakup tiga hal penting. Pertama, memperbarui investasi pada inisiatif yang sudah terbukti sukses, seperti Global Fund dan Gavi, the Vaccine Alliance. Kedua, memprioritaskan sistem perawatan kesehatan primer. Ketiga, investasi dalam riset dan pengembangan (R&D) serta penerapan inovasi terobosan.
Soal inovasi, ada beberapa teknologi yang menjanjikan. Misalnya, pendekatan baru untuk memerangi malaria, obat HIV jangka panjang, vaksin untuk ibu hamil, dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) untuk pengiriman obat yang lebih efisien. AI ini kayak bot di game yang bisa bantu kita menyelesaikan misi lebih cepat.
Global Fund: Antara Harapan dan Ketergantungan
Global Fund sudah menyelamatkan lebih dari 70 juta nyawa sejak 2002. Kematian akibat AIDS, TB, dan malaria berkurang lebih dari 60%. Setiap dollar yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan 19 dollar. Angka-angka ini memang bikin semangat, tapi juga bikin kita bertanya-tanya: sampai kapan kita bergantung pada bantuan dari luar?
Komitmen baru dari Gates Foundation menjadikan total investasinya di Global Fund mencapai 4,9 miliar dollar AS sejak 2002. Jumlah yang fantastis, tapi tetap saja nggak cukup kalau negara-negara kaya pada pelit. Ibarat main game online, kita butuh party yang solid, bukan cuma satu dua pemain yang jagoan.
Para Penjaga Gawang Dunia yang Nggak Kenal Lelah
Selain mengumumkan komitmen dana, Gates Foundation juga memberikan penghargaan kepada para “penjaga gawang” dunia (Goalkeepers) yang berjuang untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Salah satunya adalah Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sánchez, yang dianggap berjasa meningkatkan kontribusi Spanyol ke Global Fund dan Gavi.
Ada juga 10 tokoh lain yang dinobatkan sebagai Goalkeepers Champions, mulai dari dokter, aktivis, hingga selebriti. David Beckham, misalnya, menggunakan popularitasnya untuk mengadvokasi kesehatan dan pendidikan anak. John Green, seorang penulis, menggunakan cerita dan kampanyenya untuk membahas isu TB dan kesehatan mental di kalangan anak muda.
Kita Nggak Boleh Berhenti di Kata “Hampir”
Acara Goalkeepers tahun ini dipandu oleh Jon Batiste dan Olivia Wilde. Mereka mengingatkan kita bahwa meskipun dunia sudah mencapai banyak kemajuan, kita nggak boleh berhenti di kata “hampir”. Masih banyak anak-anak yang membutuhkan pertolongan. Kita nggak bisa main santai seolah semua sudah beres.
Para pemimpin komunitas, ilmuwan, pekerja kesehatan, tokoh agama, dan aktivis dari berbagai negara berbagi kisah inspiratif tentang ketahanan dan inovasi. Mereka menunjukkan bahwa dengan teknologi dan kemauan yang kuat, kita bisa memberantas penyakit mematikan dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak.
Jadi, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Sebagai generasi Z dan milenial, kita mungkin merasa nggak punya kekuatan untuk mengubah kebijakan global. Tapi, kita punya suara dan pengaruh di media sosial. Kita bisa menyebarkan informasi, menggalang dana, dan menekan pemerintah untuk bertindak. Ingat, perubahan besar dimulai dari langkah kecil.
Goalkeepers Foundation akan melebarkan sayap ke Timur Tengah pada Desember mendatang. Sebelum itu, mereka akan merilis Laporan Goalkeepers 2025 yang membahas dampak pilihan para pemimpin dunia terhadap kesehatan anak-anak. Laporan ini bisa jadi amunisi buat kita untuk terus mengawal isu ini.
Bill Gates pernah bilang bahwa ia akan memberikan hampir seluruh kekayaannya untuk yayasan dan berencana menghabiskan 200 miliar dollar AS selama 20 tahun ke depan. Ambisi yang luar biasa, tapi tanpa dukungan dari semua pihak, semua ini hanya akan jadi mimpi di siang bolong. Jadi, mari kita ikut ambil bagian dalam “game” menyelamatkan dunia ini. Siapa tahu, kita bisa dapat achievement “world savior“.