Dompet digital yang dulu identik dengan pembayaran, kini bersiap untuk mengambil alih peran yang lebih besar lagi dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan sebuah dunia di mana dompet tidak lagi terasa seperti karung beras yang dipaksakan masuk ke saku celana, penuh dengan kartu identitas fisik yang selalu menimbulkan kecemasan akan keberadaannya. Nah, era fiksi ilmiah itu perlahan tapi pasti merayap menjadi kenyataan di Amerika Serikat. Pasalnya, Google Wallet sedang dalam proses meluncurkan dukungan untuk menambahkan SIM dan ID negara bagian langsung ke aplikasi, menjanjikan masa depan yang lebih ringan dan, tentu saja, lebih digital.
## Era Dompet Digital: Bukan Sekadar Uang, Tapi Juga Identitas Resmi
Perubahan ini bukan sekadar fitur tambahan, melainkan sebuah lompatan signifikan dalam cara individu berinteraksi dengan dokumen resmi. Google Wallet, yang awalnya dikenal sebagai wadah kartu pembayaran, kini berevolusi menjadi hub identitas digital yang lebih komprehensif. Inisiatif ini menandai pergeseran paradigma, mendorong masyarakat untuk perlahan meninggalkan ketergantungan pada kartu fisik yang rentan hilang atau rusak. Berbagai negara bagian di AS secara bertahap mulai mengadopsi teknologi ini, membuka jalan bagi integrasi identitas digital dalam skala yang lebih luas.
Proses penambahan identitas ke Google Wallet dirancang agar cukup mudah, bahkan untuk mereka yang mungkin merasa canggung dengan teknologi baru. Pengguna Android 9 ke atas cukup membuka aplikasi Google Wallet, mencari tombol “Add to Wallet” yang familiar, lalu memilih opsi “ID” diikuti dengan “Driver’s license or state ID”. Setelah itu, tinggal memilih negara bagian yang berlaku dan mengikuti serangkaian instruksi yang ditampilkan di layar.
Langkah verifikasi identitasnya pun cukup menyeluruh, memastikan keamanan data pengguna tetap terjaga. Sistem akan meminta pengguna untuk mengambil foto bagian depan dan belakang kartu fisik mereka, serta merekam video singkat diri untuk tujuan verifikasi. “Foto dari video ini akan diserahkan kepada penerbit ID,” demikian penjelasan yang diberikan, menunjukkan komitmen terhadap validasi yang ketat. Setelah seluruh proses disetujui, identitas digital tersebut akan muncul dengan rapi di bawah deretan metode pembayaran yang sudah ada.
Fleksibilitas adalah kunci dalam ekosistem digital, dan Google Wallet memahami hal itu dengan baik. Pengguna memiliki kebebasan untuk mengatur ulang urutan kartu dalam aplikasi, sesuai preferensi masing-masing. Fitur keamanan juga tidak diabaikan; jika perangkat seluler hilang atau dicuri, identitas digital dapat dihapus dari jarak jauh melalui myaccount.google.com, di bagian Personal Info dan Manage IDs. Ini memberikan ketenangan pikiran bagi siapa pun yang khawatir akan penyalahgunaan data.
Saat ini, dukungan untuk identitas digital di Google Wallet masih dalam tahap pengembangan dan peluncuran bertahap di berbagai negara bagian. Beberapa wilayah telah diumumkan akan menyusul dalam waktu dekat, memberikan gambaran akan peta jalan adopsi teknologi ini. Arkansas, Puerto Rico, dan West Virginia diperkirakan akan memiliki dukungan pada April 2025, sementara Ohio direncanakan pada September 2024. Ekosistem identitas digital ini jelas sedang berkembang, dengan lebih banyak wilayah diharapkan akan bergabung di masa depan.
## Cara Mengubah KTP Fisik Jadi ‘Hantu’ Digital di Google Wallet
Proses memasukkan identitas fisik ke dalam Google Wallet memang memiliki langkah-langkah unik yang menjamin keaslian data. Setelah memilih negara bagian, pengguna akan dipandu untuk memindai kartu fisik mereka, memastikan setiap detail terekam dengan akurat. Verifikasi visual melalui video diri menjadi lapisan keamanan tambahan, memvalidasi bahwa pemilik kartu adalah orang yang sebenarnya melakukan pendaftaran. Ini mirip dengan prosedur yang sering ditemui dalam pembukaan akun keuangan online.
Setelah disetujui, identitas digital tersebut tidak hanya duduk manis di dalam aplikasi. Ia akan muncul sebagai “kartu” virtual yang bisa diakses dengan mudah, sejajar dengan kartu pembayaran lainnya. Kemampuan untuk mengelola dan mengatur urutan kartu ini memberikan pengalaman pengguna yang personal dan efisien. Bahkan, ada rasa kepuasan tersendiri melihat deretan kartu digital yang rapi, berbanding terbalik dengan dompet fisik yang mungkin sudah mulai lusuh.
## Dari Gerbang Bandara Hingga Aplikasi Kencan: Di Mana ID Digital Ini Bisa Pamer?
Pemanfaatan utama identitas digital ini saat ini adalah di pos pemeriksaan TSA di beberapa bandara di AS. Prosesnya pun dirancang untuk efisiensi; pengguna dapat mengetuk ponsel mereka pada terminal NFC yang tersedia, meninjau informasi yang akan dibagikan kepada petugas TSA, lalu mengautentikasi dengan kunci perangkat. Selain itu, ada juga metode kode QR yang memerlukan pembukaan ID di Google Wallet untuk pemindaian. Meski begitu, penting untuk diingat bahwa kartu identitas fisik masih harus dibawa setiap saat, setidaknya untuk saat ini.
Lebih jauh, beberapa aplikasi pihak ketiga, seperti layanan penyewaan mobil, mulai mengadopsi identitas digital untuk verifikasi usia dan identitas. Jika sebuah aplikasi atau situs web meminta usia pengguna, konfirmasi melalui Google Wallet semudah menyetujui prompt sistem dengan autentikasi sidik jari atau PIN. Untuk interaksi web di desktop, pengalaman ini melibatkan pemindaian kode QR, menjembatani dunia fisik dan digital dengan mulus.
Google memiliki visi yang lebih ambisius lagi, yaitu memungkinkan verifikasi identitas “tanpa kemungkinan untuk melacak kembali ke identitas pribadi pengguna” melalui teknologi Zero-Knowledge Proof. Teknologi canggih ini, yang akan di-open-source, menjanjikan privasi tingkat tinggi, mengubah cara data identitas dibagikan dan diverifikasi. Ini adalah langkah maju yang signifikan dalam menjaga kerahasiaan informasi personal di era digital.
Melangkah lebih jauh, identitas digital ini direncanakan dapat digunakan di kantor DMV di Arizona, Georgia, Maryland, dan New Mexico untuk “pengalaman pelanggan yang lebih baik dan efisien.” Google juga sedang berupaya agar identitas digital ini bisa digunakan untuk “memulihkan akun Amazon, mengakses layanan kesehatan online dengan CVS dan MyChart by Epic, memverifikasi profil di platform seperti Uber, dan banyak lagi.” Potensi penggunaannya jelas melampaui ekspektasi awal, menjadi alat serbaguna yang terintegrasi dalam berbagai aspek kehidupan.
## Paspor Ikut ‘Ikut-ikutan’ Masuk Dompet Digital? Kenapa Tidak!
Tidak hanya SIM dan ID negara bagian, paspor AS pun mendapatkan kesempatan untuk masuk ke Google Wallet, khususnya untuk tujuan perjalanan domestik. Google pada April lalu menyatakan bahwa paspor AS dapat digunakan dengan keamanan TSA untuk perjalanan domestik di bandara yang didukung, bahkan jika pengguna tidak memiliki SIM atau ID negara bagian berlabel REAL ID. Ini menjadi kabar baik menjelang tenggat waktu REAL ID pada 7 Mei 2025.
Proses penambahan paspor ke Google Wallet juga menarik dan melibatkan teknologi canggih. Pengguna membuka Google Wallet, memilih “Add to Wallet,” lalu “ID pass.” Langkah selanjutnya adalah mengambil foto halaman informasi paspor, kemudian memindai chip keamanan yang terdapat di dalam sampul belakang paspor. Terakhir, pengguna harus merekam video wajah mereka, yang akan ditinjau Google “untuk memastikan Anda adalah orang sungguhan, dan membandingkan video tersebut dengan foto paspor Anda untuk memastikan Anda adalah pemilik paspor.”
Instruksi penggunaan paspor digital ini, baik melalui NFC maupun kode QR, tidak berbeda dengan penggunaan ID digital lainnya. Namun, penting untuk diingat bahwa paspor fisik tetap harus dibawa saat bepergian, dan paspor digital ini tidak berlaku untuk perjalanan internasional. Ini adalah solusi cerdas untuk mempermudah perjalanan domestik tanpa menggantikan fungsi paspor aslinya.
## Masa Depan Identitas Digital: Lebih Canggih dari Dugaan
Evolusi Google Wallet menjadi hub identitas digital adalah sebuah manuver cerdas yang merangkul kebutuhan modern akan efisiensi dan keamanan. Dari mengurangi beban fisik di dompet hingga mempermudah proses verifikasi di berbagai platform, potensi yang ditawarkan sangat besar. Meskipun masih dalam tahap awal dan memerlukan kartu fisik sebagai cadangan, langkah ini membuka jalan menuju masa depan di mana identitas digital tidak hanya diterima, tetapi juga diharapkan, membawa kemudahan yang belum pernah ada sebelumnya dalam interaksi sehari-hari.