Dark Mode Light Mode
Disjointed Rollout Traps C2PA Content Credentials in Indonesian
Gracie Abrams, Garth Brooks, Mike Love di Songwriters Hall of Fame: Pengakuan Tinggi Industri Musik
Implikasi Penunjukan Yevhen Zolotarov sebagai CEO NAVI bagi Natus Vincere

Gracie Abrams, Garth Brooks, Mike Love di Songwriters Hall of Fame: Pengakuan Tinggi Industri Musik

Siapa bilang penghargaan musik itu cuma ajang pamer gaun mewah dan drama antar seleb? Buktinya, cuma sedikit acara yang bisa menampilkan Gracie Abrams, Garth Brooks, George Clinton, Kristen Chenoweth, Dan & Shay, The Doobie Brothers, Debbie Gibson, dan sisa-sisa The Beach Boys, dan semuanya kelihatan happy dan terhormat banget buat ada di sana.

Acara semacam itu kejadian setiap tahun di Songwriters Hall of Fame (SHOF) induction ceremony, sebuah penghargaan yang paling underestimated di dunia. Didirikan sejak 1969 dan dengan lebih dari 400 penerima penghargaan, acara ini adalah gabungan antara acara sosial organisasi profesi dan reuni keluarga, yang menyatukan komunitas songwriting dan penerbitan. Selama beberapa dekade, acara ini dipimpin oleh Linda Moran, mantan eksekutif Warner Music.

Selama bertahun-tahun, kita sudah melihat icon global seperti Neil Diamond, Drake, Tom Petty, Bonnie Raitt, Justin Timberlake, Ariana Grande, Van Morrison, Eurythmics, John Prine, Leon Russell, Gordon Lightfoot, Dwight Yoakam, Elvis Costello dan banyak lagi tampil di acara ini. Ada juga orang-orang yang mungkin jarang kamu dengar namanya, padahal kamu pasti tahu banyak lagu mereka. Semuanya diperlakukan sama rata di mata SHOF.

Kita pernah lihat Lady Gaga nyanyiin "What's Up" dari Four Non-Blondes buat Linda Perry, Stevie Nicks nyanyiin "The Rose" buat Bette Midler, Emmylou Harris bawain "Tears in Heaven" punya Eric Clapton buat Will Jennings, dan Joe Walsh bawain "Don't Bring Me Down" punya ELO. Bahkan, di tahun 2011, acaranya ditutup dengan duet Billy Joel dan Garth Brooks di piano, lengkap dengan topi Stetson kembar!

Edisi 2025 tetap mempertahankan standarnya. Linda Moran dapat tepuk tangan meriah dari penonton di awal acara dan mengutip ketua SHOF, Nile Rodgers, selama pidatonya: “Nile bilang di lagunya yang klasik, ‘We Are Family,’ dan generasi berikutnya harus ingat bahwa ini tentang cinta pada musik, tapi lebih dari itu, ini tentang orang-orang.” Dan dengan itu, acara pun dimulai.

Mengenal Songwriters Hall of Fame: Lebih dari Sekadar Penghargaan

Songwriters Hall of Fame (SHOF) bukan sekadar tempat buat ngasih piala. Ini adalah komunitas, sebuah family yang menghargai seni menciptakan lagu. SHOF didirikan untuk menghormati mereka yang berada di balik layar, para pencipta lagu yang membuat kita baper, joged, atau sekadar nyanyi-nyanyi di kamar mandi. Bayangin, lagu-lagu hits yang kamu dengerin tiap hari itu, ada orang yang create dari nol.

SHOF berdedikasi untuk mengabadikan karya para songwriter dan mendidik generasi muda tentang pentingnya songwriting dalam budaya kita. Lewat program-program pendidikan dan workshop, SHOF berusaha menumbuhkan bakat-bakat baru di dunia musik. Jadi, SHOF bukan cuma soal masa lalu, tapi juga tentang masa depan musik.

Ketika Funk Bertemu Panggung Mewah: Penghargaan untuk George Clinton

Malam itu dibuka dengan penampilan psychedelic dari Living Colour, yang diiringi oleh house band SHOF yang keren abis, membawakan "Cosmic Slop" dari Parliament-Funkadelic. Keempat anggota band kemudian memberikan penghargaan kepada George Clinton, mastermind di balik Parliament-Funkadelic. Vokalis Corey Glover meminta penonton mengangkat tangan kanan dan "bersumpah setia pada funk, dan hanya funk."

Clinton memberikan pidato penerimaan yang singkat tapi hangat, mengenang masa kecilnya di Newark, New Jersey, di mana ada "penyanyi doo-wop di setiap sudut dan tiba-tiba, kamu mendengar mereka di radio." Dia kemudian menyanyikan lagu itu dengan house band, berjalan di atas panggung dengan setelan bergaris beige, topi kapten emas berkilauan, dan yang paling penting, kaos Sly and the Family Stone, sebagai penghormatan kepada mentor dan temannya yang meninggal dunia.

Debbie Gibson dan "Build Me Up Buttercup": Energi Masa Muda yang Tak Terbendung

Selanjutnya, Debbie Gibson membawakan "Build Me Up Buttercup" dari The Foundations. Dia tampil on fire di atas panggung, mengenakan minidress berkilauan dan sandal berhak tinggi, menjelajahi setiap sudut panggung sebelum turun ke penonton. Setelah penampilan yang enerjik itu, dia berkata, "Ketika kamu bisa membawakan lagu seperti itu, lagu itulah bintangnya." Mungkin memang seri.

Debbie Gibson membuktikan bahwa energi masa muda dan semangatnya masih membara. Dengan performance yang memukau, dia sukses menghidupkan kembali lagu klasik itu dan membuat semua orang bernostalgia. Ini adalah momen yang unforgettable dan menunjukkan bahwa musik bisa melintasi generasi.

Ashley Gorley: Dari Nashville ke Panggung Dunia

Dan & Shay naik ke panggung untuk membawakan medley lagu-lagu dari Ashley Gorley, seorang hitmaker dari Nashville. Medley itu berjalan begitu cepat sehingga Shazam pun nggak bisa ngejar. Gorley's daughter, Sadie, kemudian mengambil panggung untuk memberi penghormatan kepada ayahnya dengan pidato singkat. Dia kemudian membawakan "You're Gonna Miss This" dengan diiringi house band. Akhirnya, Gorley yang emosional menerima penghargaannya.

Kisah Ashley Gorley adalah inspirasi bagi para songwriter. Dengan kerja keras dan dedikasi, dia berhasil mencapai puncak kesuksesan di industri musik. Keberhasilannya membuktikan bahwa bakat dan ketekunan adalah kunci untuk meraih impian.

Rodney "Darkchild" Jerkins: Dari Akai MPC 3000 Hingga Grammy Awards

Teddy Riley memberikan penghormatan kepada Rodney "Darkchild" Jerkins, yang dia temui ketika masih berusia 16 tahun. Jerkins meminta orang tuanya mengantarnya ke Virginia untuk bertemu Riley, tanpa pemberitahuan. Riley meluangkan waktu untuk bertemu dengannya. Jerkins terus berhubungan dan tak lama kemudian mulai mengaudisi lagu untuk Riley. Jerkins berterima kasih kepada Tuhan, istrinya, dan orang tuanya. Dia juga berterima kasih kepada Clive Davis, yang ada di antara penonton, karena telah berulang kali menolaknya.

Jerkins kemudian memimpin keempat anaknya bersama dengan house band dalam lagunya "The Boy Is Mine," diikuti oleh medley 10 lagu yang mencakup "Say My Name," "It's Not Right But It's Ok," "He Wasn't Man Enough," dan "If You Had My Love." Anak bungsunya yang berusia sepuluh tahun, Royal, memainkan cello.

Perhelatan Songwriters Hall of Fame 2025 membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang menyatukan berbagai generasi dan genre. Dari funk George Clinton yang menggemparkan hingga melodi Broadway Stephen Schwartz yang mengharukan, setiap penampilan memberikan penghormatan kepada para pencipta lagu yang telah memberikan kontribusi besar bagi dunia musik. Acara ini bukan hanya tentang merayakan masa lalu, tetapi juga tentang menginspirasi masa depan songwriting dan mengenang kisah-kisah di balik lagu-lagu yang kita cintai.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Disjointed Rollout Traps C2PA Content Credentials in Indonesian

Next Post

Implikasi Penunjukan Yevhen Zolotarov sebagai CEO NAVI bagi Natus Vincere