Dark Mode Light Mode

Gradius Origins dan Earthion: Kebangkitan Shmup yang Mengguncang

Jangan anggap shoot ’em up itu sekadar game nembak-nembak tanpa mikir. Dibalik pixel-pixel lawasnya, ada sejarah panjang dan strategi jitu yang bisa bikin jempol kamu keriting. Bayangkan, Martin Amis, seorang novelis, sampai bikin panduan buat Space Invaders! Ini bukan cuma soal spamming tombol, tapi juga soal positioning yang presisi.

Zaman keemasan shoot ’em up arcade memang sudah lewat, tapi warisannya tetap hidup. Kita bicara tentang game-game seperti Galaxian, Galaga, Defender, dan Xevious. Sekarang, gameplay lebih fokus ke precision aiming, tapi dulu, yang penting adalah kemampuan membaca ruang dan menghindari peluru yang berdatangan tanpa ampun.

Salah satu game yang berjasa besar dalam perkembangan genre ini adalah Gradius dari Konami. Dirilis tahun 1985, Gradius punya sistem upgrade yang inovatif, musik yang catchy, dan pertarungan melawan boss yang tak terlupakan. Meskipun popularitasnya nggak bertahan lama, Gradius tetap jadi legenda di kalangan gamer hardcore. Gradius ini loh yang jadi jembatan antara Space Invaders sampai Doom dan Call of Duty.

Nah, baru-baru ini Konami merilis Gradius Origins, sebuah koleksi game Gradius yang di-emulasi dengan apik oleh M2. Isinya ada Gradius, Gradius II, Gradius III, Life Force, Salamander, Salamander 2, dan Salamander 3. Bahkan ada Salamander 3, game baru yang mencoba menghidupkan kembali magic dari game lawas tersebut.

Sayangnya, ada beberapa judul Gradius yang absen, seperti Gradius Gaiden, Gradius IV, dan Gradius V. Mungkin Konami menyimpan mereka untuk koleksi berikutnya? Harganya memang lumayan, tapi sepadan dengan kualitas dan kelengkapan game yang ditawarkan.

Buat kamu yang penasaran dengan sejarah Gradius dan kualitas emulasinya, coba tonton breakdown dari Digital Foundry. Dijamin kamu bakal makin terkesan dengan game ini. Game-game ini tough banget, apalagi buat kamu yang belum pernah merasakan kerasnya gameplay arcade yang menguras dompet.

Untungnya, Gradius Origins dilengkapi dengan fitur-fitur modern seperti rewinding dan quick-save reloads. Jadi, kamu nggak perlu khawatir kehabisan koin atau frustrasi karena terus-terusan kalah. Selain itu, ada juga versi arcade alternatif dari setiap game, lengkap dengan dokumentasi yang menjelaskan perbedaan antar versi. Keren, kan? Sayang, versi konsolnya nggak ada.

Nostalgia Shoot ’em Up: Apakah Gradius Origins Layak Dibeli?

Gradius Origins bukan cuma sekadar koleksi game lawas. Ini adalah time capsule yang membawa kita kembali ke era keemasan shoot ’em up. Dengan grafis yang tajam, musik yang memorable, dan gameplay yang menantang, Gradius Origins adalah tribute yang sempurna untuk salah satu franchise paling ikonik dalam sejarah video game.

Tapi, bagaimana dengan shoot ’em up modern? Apakah genre ini masih punya masa depan? Jawabannya ada di Earthion, sebuah game shoot ’em up 16-bit yang baru-baru ini dirilis untuk PC. Game ini dikembangkan oleh Ancient Corporation, studio baru yang didirikan oleh Yuzo Koshiro, komposer legendaris di balik Streets of Rage.

Earthion adalah game yang oozes retro charm. Dengan grafis pixel yang crunchy, kontrol yang responsif, dan gameplay yang seimbang, Earthion adalah tribute yang sempurna untuk game-game shoot ’em up klasik. Musiknya juga nggak kalah keren, bikin kamu ketagihan untuk terus bermain.

Earthion: Angin Segar di Genre Shoot ’em Up?

Yang paling menonjol dari Earthion adalah grafisnya. Latar belakangnya penuh dengan efek parallax scrolling yang bikin kamu merasa seperti kembali ke era 90-an. Earthion juga lebih ramah daripada game-game inspirasinya seperti Gradius dan R-Type. Adanya health bar dan shield meter bikin kamu lebih mudah bertahan hidup dan meningkatkan upgrade.

Sayangnya, ada beberapa ROM bajakan Earthion yang beredar di internet. Yuzo Koshiro sudah memohon agar orang-orang menghindari ROM bajakan tersebut agar studionya bisa bertahan dan membuat game berikutnya. Support developer indie tuh penting!

Shoot ’em Up: Dulu vs Sekarang, Mana yang Lebih Seru?

Back-to-back release antara Gradius Origins dan Earthion ini menarik loh, mengingat soundtrack Gradius adalah salah satu inspirasi terbesar bagi Yuzo Koshiro. Ini menunjukkan bahwa genre shoot ’em up masih relevan dan punya daya tarik tersendiri. Walaupun nggak sepopuler genre lain seperti RPG atau FPS, shoot ’em up tetap punya tempat di hati para gamer sejati.

Sebagai genre, shmup memang belum menerima revival se-meriah genre retro lainnya, tetapi kedua game ini adalah awal yang baik. Gradius Origins membangkitkan nostalgia akan masa lalu, sementara Earthion membawa genre ini ke masa depan dengan sentuhan modern.

Legacy dan Masa Depan: Apakah Shoot ’em Up Akan Kembali Jaya?

Intinya, Gradius Origins dan Earthion adalah dua game yang wajib dimainkan buat kamu yang suka shoot ’em up. Mereka adalah bukti bahwa genre ini masih hidup dan berkembang, meskipun sudah puluhan tahun berlalu. Jadi, tunggu apa lagi? Siapkan jempolmu dan mari kita nembak-nembak sampai puas!

Shoot ’em up memang genre yang niche, tapi punya komunitas yang solid dan passionate. Dengan game-game berkualitas seperti Gradius Origins dan Earthion, bukan nggak mungkin shoot ’em up akan kembali berjaya di masa depan. Yang penting, developer terus berinovasi dan nggak takut untuk bereksperimen dengan ide-ide baru. Keep shooting, bro!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Titik Api Melonjak, Indonesia Terancam Kebakaran Hutan Jelang HUT RI

Next Post

Atento Tunjuk Paul Ignasinski Pimpin Transformasi Digital