Dark Mode Light Mode

Grammy Hall of Fame Gala 2025: Bahasa Indonesia Mendunia

Malam itu di Beverly Hilton Hotel, tempat Grammy pertama kali digelar pada tahun 1959, terasa istimewa. Bukan hanya karena bintang-bintang berkumpul, tapi juga karena sebuah perayaan untuk menghormati karya-karya musik abadi di Grammy Hall of Fame Gala kedua. Acara ini bukan sekadar nostalgia, tapi juga momen untuk mengapresiasi musik yang mungkin dulu luput dari perhatian Grammy. Seperti reuni keluarga yang sudah lama tak bertemu, tapi dengan sentuhan glamor Hollywood.

Apa Itu Grammy Hall of Fame dan Mengapa Kita Harus Peduli?

Grammy Hall of Fame, yang didirikan pada tahun 1973, awalnya dibuat untuk menghormati rekaman sebelum era Grammy Awards. Sekarang, kriterianya adalah rekaman yang berusia minimal 25 tahun. Bayangkan ini seperti kapsul waktu musik, di mana lagu-lagu keren dari masa lalu tetap relevan dan terus dinikmati. Meskipun National Recording Registry dari Library of Congress juga melakukan hal serupa, Grammy Hall of Fame tetap memiliki daya tariknya sendiri.

Salah satu daya tarik utama adalah kesempatan kedua. Banyak rekaman yang diakui sekarang mungkin terlewatkan saat pertama kali dirilis. Bayangkan album-album keren yang tidak mendapatkan piala Grammy saat debutnya, sekarang bersinar di Hall of Fame bagai bintang yang baru ditemukan. Ini membuktikan bahwa kesuksesan sejati seringkali membutuhkan waktu.

Republic Records Dapat Pujian, John Mellencamp Beraksi

Di gala tahun ini, Republic Records mendapat kehormatan sebagai perusahaan rekaman tahun ini. John Mellencamp, yang menandatangani perjanjian rekaman seumur hidup dengan Republic Records pada tahun 2014, tampil memukau. Ia membawakan lagu-lagu hitsnya seperti “Small Town” dan “Jack & Diane”, serta “Longest Days”. Mellencamp bergurau tentang hubungannya yang kurang harmonis dengan para presiden perusahaan rekaman di masa lalu, kecuali Monte dan Avery Lipman dari Republic. Mungkin itu rahasianya: lebih baik akrab dengan musik daripada cuma mikirin bisnis melulu. Conan Gray juga tampil membawakan hitnya “Heather” sebagai bagian dari penghormatan ini.

Penghormatan untuk Sang Legenda: Ray Charles dan Luther Vandross

Jon Batiste menerima Ray Charles Architect of Sound Award perdana dan membawakan lagu-lagu klasik Charles, seperti “Georgia on My Mind” dan “Let the Good Times Roll”. Leslie Odom Jr., sayangnya, kurang berhasil dalam membawakan lagu-lagu Luther Vandross. Mungkin karena meniru kelembutan Vandross itu susah-susah gampang, butuh lebih dari sekedar suara halus. Album debut Vandross, Never Too Much (1981), juga dihormati.

Emmylou Harris: Wrecking Ball dan Kelahiran Kembali Karir

Emmylou Harris, bersama produser Daniel Lanois dan drummer jazz Brian Blade, membawakan dua lagu dari album Wrecking Ball (1995). Album ini diakui sebagai cetak biru untuk genre Americana. Harris menjelaskan bahwa album tersebut memberinya angin segar baru setelah kariernya sempat tersendat. "Aku berada di titik dalam karierku di mana aku memiliki karier yang lumayan bagus. Perusahaan rekamanku [Elektra] mengatakan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan denganku." Kadang, yang dibutuhkan hanyalah sedikit ‘wrecking ball' untuk menghancurkan hambatan dan memulai lagi dengan semangat baru.

‘Smooth' Tetap Membara Tanpa Santana dan Rob Thomas

Andy Vargas, vokalis Santana, Cindy Blackman Santana (istri Carlos Santana), dan gitaris Orianthi membawakan lagu “Smooth”. Lagu yang pernah menduduki puncak tangga lagu Billboard Hot 100 selama 12 minggu itu tetap terasa energik, bahkan tanpa kehadiran para bintang aslinya. Bukti bahwa lagu yang bagus akan tetap bagus, siapapun yang menyanyikannya.

Cover Versions yang Memukau

Ledisi tampil memukau dengan rendition gospel klasik Clara Ward tahun 1951, "How I Got Over". Susanna Hoffs juga berhasil membawakan lagu "Wild World" dari album Cat Stevens, Tea for the Tillerman (1970). Sebelum penampilan Hoffs, diputarkan klip TV lama Stevens membawakan lagunya.

Moment Gloria Estefan yang Mengejutkan

Leslie Grace membawakan lagu hit Miami Sound Machine, "Conga". Gloria Estefan berbicara tentang bagaimana ia mulai mendengarkan rekaman dari lemari stereo ketika berusia lima tahun. Ia mengatakan "Conga" mengambil inspirasi dari pengaruh beragam tersebut — harmoni dari The Andrews Sisters dan pekikan bersemangat dari James Brown. Siapa sangka, "Conga" terinspirasi dari Andrews Sisters dan James Brown!

Penghormatan Tulus dari Para Artis

Mike Mills dari R.E.M. memberikan penghormatan kepada Big Star. Jody Stephens, satu-satunya anggota Big Star yang masih hidup, menerima penghargaan tersebut. Rhiannon Giddens memberikan penghormatan kepada penyanyi blues Delta, Geeshie Wiley. Linda Martell dihormati oleh cucunya sendiri. Kadang, penghormatan terbaik datang dari orang-orang terdekat.

Walau acara ini sempat terinterupsi oleh penggalangan dana untuk Grammy Museum, tetap saja Grammy Hall of Fame Gala merupakan ajang yang merayakan musik, sejarah, dan para pemusik yang telah memberikan kontribusi tak ternilai bagi dunia. Jadi, lain kali kamu dengerin lagu-lagu klasik, ingatlah bahwa ada kerja keras dan cerita di balik setiap nadanya.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Kadin Banten Diguncang Skandal Pemerasan, Tiga Anggota Diskors

Next Post

Mortal Kombat 1: Janji Bertahun-tahun Kandas Sebelum Dua Tahun