Siapa bilang melestarikan budaya itu kuno? Justru, inilah kunci masa depan Indonesia yang golden. Bayangkan, kita bisa kaya raya sambil tetap menjaga warisan leluhur. Bukankah itu keren?
Warisan Budaya: Bukan Sekadar Pajangan, Tapi Mesin Uang!
Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, baru-baru ini menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya itu ibarat jodoh yang tak bisa dipisahkan. Keduanya harus sejalan, ga boleh egois satu sama lain. Ini semua demi mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan lingkungan, alam, dan budaya.
Pernyataan ini disampaikan saat Rapat Kerja Nasional Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) ke-11 tahun 2025 di Yogyakarta. Pak Bima menggarisbawahi tiga fondasi penting untuk memperkuat kota pusaka. Pertama, kota pusaka bukan hanya soal estetika, tapi juga potensi sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Kedua, pelestariannya harus berkelanjutan, lintas kepemimpinan. Ketiga, kota pusaka berperan penting dalam memperkuat identitas dan karakter kota.
Beliau juga menambahkan, jika perspektif kita selaras, urusan budaya dan warisan bisa menjadi aset luar biasa untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Kota pusaka bisa meningkatkan pendapatan per kapita, mengurangi kemiskinan, dan banyak lagi. Ini bukan janji manis ala caleg, tapi potensi riil yang bisa kita garap.
Sayangnya, masih ada beberapa pemerintah daerah yang fokusnya buta hanya pada pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, sementara pelestarian budaya malah diabaikan. Padahal, budaya dan ekonomi seharusnya berjalan beriringan sebagai bagian dari identitas daerah yang utuh. Mereka mengejar angka dengan cepat, tapi dengan mengorbankan pelestarian budaya. Sayang banget, kan?
Pak Bima menekankan perlunya memanfaatkan potensi budaya dan pariwisata untuk meningkatkan ekonomi lokal. Beliau mencontohkan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) yang memiliki sumber daya laut yang kaya dan peluang pariwisata unik yang bisa dikembangkan lebih lanjut.
Mengimbangi pembangunan ekonomi dengan pelestarian warisan budaya dan sejarah memang susah-susah gampang. Butuh upaya untuk menjaga harmoni di berbagai aspek pembangunan. “Di sinilah kita saling memperkuat—bukan untuk menghilangkan yang lain, tapi untuk menyatukan mereka, menyelaraskan pertumbuhan ekonomi dengan warisan budaya,” tegasnya.
Strategi Jitu: Ekonomi Kreatif Berbasis Warisan Budaya
Salah satu cara cerdas untuk mengintegrasikan ekonomi dan budaya adalah melalui pengembangan ekonomi kreatif berbasis warisan budaya. Bayangkan, kita bisa membuat produk kerajinan tangan modern dengan motif batik kuno, atau mengadakan festival kuliner yang menyajikan resep-resep tradisional yang sudah hampir punah.
Internal Link: Pelajari lebih lanjut tentang ekonomi kreatif dan bagaimana UMKM dapat berkontribusi pada pelestarian budaya melalui program-program pelatihan dan pendampingan.
Kolaborasi: Kunci Sukses Kota Pusaka di Era Modern
Kunci keberhasilan kota pusaka di era modern adalah kolaborasi. Pemerintah daerah, pelaku usaha, komunitas budaya, akademisi, dan masyarakat sipil harus bersinergi untuk mengembangkan potensi kota pusaka secara berkelanjutan. Ga bisa jalan sendiri-sendiri, Bro!
Selain itu, inovasi juga penting. Kita perlu mencari cara-cara baru untuk mempromosikan warisan budaya kita kepada generasi muda. Misalnya, dengan membuat aplikasi mobile yang berisi informasi tentang sejarah dan budaya kota, atau mengadakan workshop seni tradisional yang interaktif dan menyenangkan.
Asta Cita: Visi Indonesia Emas yang Berbudaya
Program Asta Cita, yang didukung penuh oleh Kementerian Dalam Negeri, adalah bukti komitmen pemerintah untuk mewujudkan visi Indonesia Emas yang berbudaya. Program ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur, sambil tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
Internal Link: Cari tahu lebih banyak tentang program Asta Cita dan bagaimana Anda dapat berpartisipasi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas.
Tips & Trik: Melestarikan Budaya Tanpa Jadi Ketinggalan Zaman
Berikut beberapa tips dan trik untuk melestarikan budaya tanpa harus menjadi ketinggalan zaman:
- Jangan takut berkreasi: Padukan unsur tradisional dengan modern dalam seni, musik, dan desain.
- Manfaatkan teknologi: Gunakan media sosial dan platform online untuk mempromosikan budaya kita kepada dunia.
- Dukung produk lokal: Beli produk kerajinan tangan, makanan, dan minuman dari pengrajin dan petani lokal.
- Ikut serta dalam kegiatan budaya: Hadiri festival, konser, dan pameran seni yang menampilkan budaya Indonesia.
- Ajarkan kepada generasi muda: Ceritakan tentang sejarah dan budaya kita kepada anak-anak dan cucu kita.
Warisan Budaya adalah Investasi Jangka Panjang
Melestarikan warisan budaya bukan hanya tugas pemerintah atau komunitas budaya saja. Ini adalah tanggung jawab kita semua sebagai warga negara Indonesia. Dengan menjaga dan mengembangkan warisan budaya kita, kita tidak hanya melestarikan identitas kita sebagai bangsa, tetapi juga membuka peluang ekonomi yang besar bagi generasi mendatang. Jadi, mari kita jadikan warisan budaya sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan Indonesia yang gemilang. Setuju, kan?