Dark Mode Light Mode

“Headlights” Alex G: Permata Tersembunyi di antara Karya Unggulan

Alex G: Dari Kamar Kos ke RCA Records, Tetap Jadi Diri Sendiri?

Pernah nggak sih, dengerin musik baru tuh rasanya kayak lagi nge-review memori sendiri? Kayak lagi Doctor Manhattan duduk di Mars, mikirin konsep waktu. “Ini tahun 2014. Gue dengerin lagu aneh tapi ngena banget yang direkam Alex G sendirian di kamar kosan di Philadelphia… Ini tahun 2019. Gue dengerin lagu aneh tapi ngena banget yang direkam Alex G sendirian di kamar yang agak lebih gede di Philadelphia… Ini tahun 2022…” Ya, gitu deh kira-kira.

Album kesepuluh Alex G, Headlights, akhirnya rilis di bawah label RCA Records. Dulu, signing kayak gini bakal jadi berita heboh. Ingat era 90-an? Bakal ada perdebatan panas di zine-zine fotokopian. Tapi, ya, era itu sudah lewat. Sebagian berkat revolusi yang digagas generasi DIY seperti Alex G di dekade 2010-an.

Dia salah satu pelopor yang berhasil menjangkau pendengar nasional dengan posting musik hasil rekaman rumahan langsung ke Bandcamp, dari zaman dia masih remaja. Bahkan, sebelum media-media besar mulai nulis tentang dia, Alex sudah punya katalog album low-key yang penuh dengan kedalaman tersembunyi. Alex G memang anti-mainstream sejak dini.

Dan, sampai sekarang, dia nggak jauh-jauh dari jalur itu. Kenapa juga harus berubah, kan? Metode tried-and-true dia terbukti menghasilkan karya yang compelling, nggak peduli labelnya seberapa besar. Jadi, duduk santai di lanskap Mars itu, pasang headphone, dan nikmati Headlights.

Bukan Sekadar Indie Rock: Mengapa Alex G Tetap Relevan?

“June Guitar” menyambut kita dengan chord berdentang dan kebijaksanaan yang tenang. “Love ain’t for the young, anyhow/Something that you learn from falling down,” lirik itu bakal terus terngiang di kepala kita selama bertahun-tahun. Uniknya, Alex G bertanggung jawab penuh atas lagu ini. Dia main gitar akustik, bass, drum, dan harmonium (kayaknya), sementara Jacob Portrait duduk di balik mixing board. Kemampuannya menciptakan suara se-magis dan se-hidup ini sendirian memang luar biasa. Seolah sejarah musik folk dan rock berekspresi lewat satu orang yang chill ini.

Personel band live nya bahkan kurang tampil di album ini, hanya muncul di satu lagu, closing singalong “Logan Hotel (Live)”. Ironisnya, dia sendiri mengakui kalau lagu itu “basically a studio song”. Selebihnya, ini Alex G yang kita kenal. Ada petikan gitar di beranda, citraan yang ambigu tapi kuat, dan sedikit vocal processing. Semuanya disajikan dengan kelonggaran yang menarik dan apa adanya.

Headlights: Lebih Dalam dari Sekadar Rekaman Kamar Tidur

Di “Real Thing”, dia membuka dengan beberapa bait yang terdengar seperti refleksi jujur tentang hidupnya (atau hidup seseorang). “Hoping I can make it through to April/On whatever’s left of all this label cash.” Kemudian, lagu itu beralih ke coda tanpa kata.

Di “Is It Still You in There?” dia membiarkan trio penyanyi tamu (termasuk Molly Germer, pasangannya selama bertahun-tahun) menyampaikan kata-kata self-interrogation yang menyeramkan. “Has your wish come true?/Is there nothing left between the world and you?” Meskipun ada sedikit keraguan di beberapa bagian album, lagu-lagu seperti “Oranges” yang hangat dan penuh nostalgia, serta “Afterlife” yang cerah dan bernuansa bluegrass, sebanding dengan karya-karyanya yang paling life-affirming.

Dari Bandcamp ke Billboard? Mempertahankan Keaslian di Tengah Perubahan

Intinya tetap sama: Anda menganggapnya brilian atau tidak. Jumlah orang yang menganggapnya brilian kini sudah cukup untuk mengisi banyak teater besar. Belum lagi penggemar selebriti seperti Halsey dan Frank Ocean (yang keduanya pernah mengundangnya sebagai gitaris sesi). Alex G’s cult audience nggak pernah sebesar dan se-ramah ini. Baik Anda sudah lama jadi penggemar atau baru mau bergabung sekarang, Headlights adalah album yang nggak akan membuat Anda menyesal.

Alex G dan Masa Depan Musik Indie: Apakah Keaslian Masih Bisa Bertahan?

Kepindahan Alex G ke label besar menimbulkan pertanyaan menarik. Apakah keaslian dan DIY spirit masih bisa bertahan di industri yang semakin komersial? Jawabannya mungkin ada dalam Headlights itu sendiri. Album ini membuktikan bahwa Alex G tetap setia pada dirinya sendiri, meskipun dengan platform yang lebih besar. Dia berhasil menyeimbangkan antara ekspresi pribadi dan tuntutan pasar.

Fenomena Alex G juga menunjukkan bahwa pendengar semakin menghargai keaslian dan kejujuran dalam musik. Di era digital ini, di mana semua orang bisa menjadi musisi, kualitas dan orisinalitas menjadi pembeda yang paling penting. Alex G berhasil menarik perhatian banyak orang karena dia tidak mencoba menjadi orang lain. Dia hanya menjadi dirinya sendiri, dan itu sudah cukup.

Bukan Sekadar Musik: Kisah tentang Pertumbuhan dan Kehilangan

Lagu-lagu Alex G seringkali bercerita tentang kehidupan sehari-hari, cinta, kehilangan, dan perjuangan untuk menemukan jati diri. Liriknya sederhana tapi puitis, dan musiknya terdengar akrab tapi juga inovatif. Ini adalah kombinasi yang kuat yang membuat musik Alex G begitu relatable dan memorable.

Meskipun dia sudah mencapai kesuksesan komersial, Alex G tidak pernah melupakan akar indie-nya. Dia masih merekam musik di rumah, berkolaborasi dengan teman-temannya, dan posting lagu-lagu barunya di Bandcamp. Dia adalah contoh bahwa kesuksesan tidak harus mengubah siapa diri Anda.

Jadi, apa takeaway dari album Headlights dan perjalanan karir Alex G? Bahwa menjadi diri sendiri, jujur pada diri sendiri, dan terus berkarya adalah kunci untuk mencapai kesuksesan yang sejati. Dan terkadang, lagu yang direkam di kamar kosan bisa menginspirasi jutaan orang di seluruh dunia.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Xbox Insiders Bisa Mainkan Game Eksklusif Konsol di PC

Next Post

Abadikan Petualanganmu: GoPro Hero 12 Diskon 25% Hari Ini Saja