Dunia game itu kayak pacaran, deh. Awalnya penuh harapan, eh, ujung-ujungnya sering bikin kecewa. Tapi, bedanya, di dunia game, kalau ada masalah, kita bisa *level up* kemampuan atau ganti character. Nah, kabar baiknya, International Game Developers Association (IGDA) baru aja ganti “pemain utama”, dan yang terpilih ini bukan kaleng-kaleng, lho!
Limpho Moeti: Dari Afrika Selatan, Mendunia
Jadi, ceritanya, setelah masa jabatan Zak Whaley selesai Juni lalu, IGDA (badan yang kayak PSSI-nya para pengembang game sedunia) nunjuk Limpho Moeti jadi ketuanya. Yang bikin bangga, Mbak Limpho ini jadi orang pertama dari negara berkembang (atau kerennya, global south) yang mimpin organisasi segede ini. Bayangin, dari Cape Town langsung ke panggung dunia! Ini kayak timnas Indonesia tiba-tiba juara Piala Dunia, *guys*!
Mungkin ada yang belum kenal Mbak Limpho. Beliau ini udah malang melintang di industri game Afrika Selatan hampir 10 tahun. Mulai dari studio indie Freelives, bikin acara game Playtopia di Cape Town, sampai gabung sama Nyamakop, pengembang game Semblance yang terkenal itu. Terakhir, beliau jadi manajer pengembangan bisnis di RocketRide Games. Kurang keren apa coba?
Nggak cuma jago bikin game, Mbak Limpho juga aktif banget di komunitas game Afrika Selatan. Ngadain game jam (kayak maraton bikin game), jadi pembicara di acara-acara, sampai ngisi panel diskusi. Orangnya emang totalitas! Katanya sih, dia pengen banget industri game di negaranya makin maju, berkelanjutan, dan representatif buat semua orang. Biar yang main game sama yang bikin game itu sama-sama ngerasa punya tempat.
Kenapa Ini Penting? Lebih dari Sekadar Ganti Ketua
Oke, mungkin ada yang mikir, “Ah, ganti ketua doang, nggak ngaruh!” Eits, jangan salah. Ini tuh kayak ganti *skin* di game. Keliatannya sepele, tapi bisa ngasih pengalaman yang beda. Dengan Mbak Limpho jadi ketua, IGDA punya kesempatan buat lebih merhatiin kebutuhan para pengembang game di negara-negara berkembang. Yang selama ini mungkin kurang dapet perhatian.
Industri game itu kan nggak cuma soal bikin game AAA yang grafisnya bikin ngiler. Ada juga ratusan, bahkan ribuan, pengembang indie yang berjuang dengan sumber daya terbatas. Nah, Mbak Limpho ini paham banget sama tantangan mereka. Karena dia sendiri pernah ngerasain! Jadi, harapannya, IGDA di bawah kepemimpinannya bisa ngasih dukungan yang lebih konkret buat para pengembang ini. Bukan cuma sekadar janji manis kayak kampanye politik.
Tim Baru, Semangat Baru: Siapa Saja Mereka?
Selain Mbak Limpho, IGDA juga ngumumin jajaran pengurus baru lainnya. Ada Nazih Fares dari Le Cabinet du Savoir Ludique jadi wakil ketua, Mafalda Duarte (ambassador koordinator Women in Games) jadi sekretaris, dan Tim Cullings (direktur eksekutif Seattle Indies) jadi bendahara. Komplit! Kayak lagi ngerakit tim ML buat turnamen.
Zak Whaley sendiri nggak sepenuhnya pergi, kok. Dia bakal tetep jadi anggota dewan sebagai ketua emeritus sampai Maret 2026. Jadi, Mbak Limpho nggak bakal berjuang sendirian. Ada *sensei* yang siap ngebimbing.
IGDA: Lebih Inklusif, Lebih Berwarna
Yang menarik, sebagian besar tim eksekutif IGDA sekarang diisi sama perempuan dan pengembang non-biner, plus mayoritas pemimpin dari kalangan minoritas. Ini nunjukkin komitmen IGDA buat jadi organisasi yang lebih inklusif dan representatif. Nggak cuma ngomong doang, tapi beneran dilakuin!
Katanya, prioritas IGDA sekarang termasuk ngembangin program mentoring, bikin kerjasama baru sama organisasi lain, dan bikin program yang bisa bantu para pengembang game buat terhubung, kolaborasi, dan nyari kerja. Biar nggak cuma jago ngoding, tapi juga jago networking dan nyari duit.
Dr. Jakin Vela: “Mereka Bawa Semangat Baru!”
Dr. Jakin Vela, direktur eksekutif IGDA, bilang kalo Mbak Limpho, Nazih, Mafalda, dan Tim bawa semangat dan pendekatan unik buat dukung organisasi. Katanya, kepemimpinan dan keahlian mereka bakal memperkuat koneksi global IGDA, ngembangin program mentoring, dan bikin kerjasama yang memberdayakan para pengembang game di semua tahap karir mereka. Semoga aja bukan cuma *lip service*, ya.
Limpho Moeti: “Saya Merasa Terhormat!”
Mbak Limpho sendiri bilang dia merasa terhormat bisa ngambil peran ini di momen penting buat industri game. Menurutnya, IGDA penting banget buat mereka yang selama ini kurang dapet perhatian. Dia janji bakal terus memperjuangkan inklusivitas, keberlanjutan, dan kesempatan buat semua kreator game. Aamiin!
Masa Depan Industri Game: Lebih Cerah?
Dengan kepemimpinan baru ini, muncul harapan industri game bakal jadi lebih baik. Lebih inklusif, lebih berkelanjutan, dan lebih adil buat semua orang. Nggak cuma buat pengembang game AAA yang punya duit banyak, tapi juga buat pengembang indie yang berjuang dengan modal seadanya.
Tentu aja, perubahan nggak bakal terjadi dalam semalam. Butuh kerja keras, komitmen, dan dukungan dari semua pihak. Tapi, dengan Mbak Limpho sebagai kapten kapal, kayaknya kita bisa optimis. Siapa tahu, suatu saat nanti, game buatan Indonesia bisa go international dan bikin bangga kayak Mbak Limpho yang mimpin IGDA. Kita tunggu aja!
Setelah Ini, Apa?
Nah, dengan perubahan kepemimpinan di IGDA ini, kita sebagai *gamer* juga punya peran penting, lho. Caranya? Ya, dengan terus dukung game-game lokal, kasih apresiasi buat para pengembangnya, dan ikut berpartisipasi di komunitas game. Siapa tahu, dari dukungan kita, lahir *game designer* hebat yang bisa bawa nama Indonesia ke kancah dunia! Jangan cuma bisa *toxic* di Mobile Legend aja, ya!