Siapa bilang bikin game itu gampang? Selain coding, design, dan cerita yang bikin nagih, ternyata ada drama baru: Artificial Intelligence (AI). Dan, developer 11 Bit Studios, pembuat The Alters, lagi kena sentil gara-gara ini. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?
AI dalam Game: Inovasi atau Malapetaka?
Sejak Januari 2024, Valve, pemilik platform Steam, mewajibkan semua game yang menggunakan AI – baik untuk seni, kode, suara, atau lainnya – untuk mengungkapkannya secara transparan. Tujuannya jelas: biar pemain tahu apa yang mereka beli. Tapi, The Alters kayaknya lupa (atau sengaja?) soal ini.
- Kejadian Pertama: Beberapa pemain menemukan kejanggalan dalam subtitle dan deskripsi item dalam game. Teksnya aneh, kayak hasil copas dari prompt AI.
- Contoh Nyata: Ada satu layar dalam game yang seharusnya kelihatan sci-fi banget, eh, malah diawali dengan kalimat, "Tentu, ini versi revisi yang fokus pada data ilmiah dan astronomi." What?!
- Terus, Apa Masalahnya? Masalahnya, ini melanggar aturan Steam. Pemain berhak tahu kalau game yang mereka mainkan dibuat dengan bantuan AI.
Dugaan Penggunaan AI yang Tidak Terungkap
Kasus ini mencuat setelah pemain menemukan snippet teks yang mencurigakan. Potongan teks tersebut, sepintas, terlihat seperti instruksi atau prompt untuk sebuah Large Language Model (LLM). Pemain curiga bahwa 11 Bit Studios menggunakan AI untuk menghasilkan beberapa konten dalam game tanpa memberikan disclosure.
- Bahasa yang "Aneh": Beberapa pemain yang memainkan game dengan subtitle Bahasa Portugis Brasil juga melaporkan hal serupa. Subtitle seringkali "ngaco," dengan terjemahan yang tidak akurat dan kalimat yang tidak alami.
- Screenshot Jadi Bukti: Seorang pemain bahkan membagikan screenshot yang menunjukkan subtitle yang berbunyi: "Tentu! Teks yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Portugis Brasil adalah: Setiap percakapan yang dapat dilakukan dua orang, kan? Jadi kami-"
Reaksi Pemain: Antara Santai dan Kecewa Berat
Reaksi terhadap temuan ini beragam. Ada yang santai, menganggapnya sebagai hal sepele. Mereka bilang, itu cuma teks kecil di latar belakang yang nggak seharusnya dibaca serius. Dulu juga sering kok, teks-teks kayak gitu isinya cuma Lorem Ipsum atau omong kosong.
- Yang Kecewa Nggak Kalah Banyak: Tapi, banyak juga pemain yang kecewa berat. Mereka merasa dibohongi dan menuntut transparansi dari 11 Bit Studios. "Kami berhak tahu apa yang kami beli," kata seorang pemain di forum Steam.
- Dampak pada Penerjemahan: Yang paling kena imbas mungkin tim penerjemah. Beberapa spesialis game localisation bilang, ini sama aja kayak "meludahi muka" audiens internasional.
Dampak pada Industri Penerjemahan Game
Lucile Danilov, seorang spesialis lokalisasi game, menyatakan kekecewaannya. Menurutnya, kesalahan ini bisa disebabkan oleh penerjemah yang ceroboh atau oleh pihak developer yang malas mengirimkan baris-baris teks yang hilang dan memutuskan untuk menggunakan LLM tanpa pengawasan.
- Pengakuan Penerjemah Korea: Handong Ryu, yang bertanggung jawab atas terjemahan Bahasa Korea untuk game tersebut, mengkonfirmasi bahwa masalah serupa juga terjadi dalam versi Korea. Ia menduga bahwa bagian tertentu dari lokalisasi Bahasa Korea jelas telah diproses melalui LLM tanpa pengeditan yang tepat.
- Kritik dari Komunitas Gaming Korea: Ryu juga menyebutkan bahwa ada reaksi keras dari komunitas gaming Korea, dan ia merasa sangat terpukul, terutama karena kritik tersebut berasal dari bagian game yang tidak dapat ia kendalikan.
Keharusan Mengungkap Penggunaan AI: Aturan Steam yang Harus Diperhatikan
Valve mewajibkan pengungkapan penggunaan AI karena berbagai alasan. Salah satunya adalah memberikan informasi yang cukup kepada konsumen. Konsumen berhak tahu bagaimana sebuah produk dibuat, termasuk seberapa besar peran AI di dalamnya. Hal ini memungkinkan konsumen untuk membuat keputusan pembelian yang lebih terinformasi.
- Transparansi itu Kunci: Penggunaan AI dalam pembuatan game bukanlah hal yang haram. Banyak developer yang menggunakan AI untuk mempercepat proses pengembangan dan meningkatkan kualitas game.
- Yang Penting Jujur: Masalahnya adalah ketika developer menyembunyikan penggunaan AI. Ini bisa menimbulkan kecurigaan dan ketidakpercayaan dari pemain.
Jurassic World Evolution 3 Jadi Contoh: Menghapus AI Setelah Mendapat Feedback
Kasus The Alters ini bukan yang pertama. Sebelumnya, Jurassic World Evolution 3 juga sempat menggunakan AI untuk membuat potret ilmuwan. Tapi, setelah mendapat feedback negatif, mereka akhirnya menghapus fitur tersebut.
11 Bit Studios Bungkam: Sikap yang Dipertanyakan
Sampai saat artikel ini ditulis, 11 Bit Studios belum memberikan komentar apa pun terkait tuduhan ini. Sikap bungkam mereka tentu saja dipertanyakan. Apakah mereka merasa bersalah? Atau mereka punya alasan lain? Yang jelas, transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan dengan pemain.
- Pentingnya Tanggung Jawab: Dengan kebungkaman 11 Bit Studios, muncul pertanyaan tentang tanggung jawab developer terhadap transparansi penggunaan AI. Pemain semakin menyadari bahwa transparansi ini bukan hanya tentang mengikuti aturan, tetapi juga tentang etika dan rasa hormat terhadap audiens.
Akankah AI Menggantikan Kreativitas Manusia?
Muncul kekhawatiran bahwa penggunaan AI yang berlebihan akan mengurangi peran manusia dalam pembuatan game. Apakah AI akan menggantikan artist, penulis, dan developer game? Jawabannya tentu saja tidak sesederhana itu.
- AI Sebagai Alat Bantu: AI seharusnya digunakan sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganti kreativitas manusia. AI bisa membantu mempercepat proses pengembangan, tapi sentuhan manusia tetaplah penting untuk menciptakan game yang benar-benar berkesan.
- Kolaborasi Manusia dan AI: Masa depan pembuatan game mungkin terletak pada kolaborasi antara manusia dan AI. Dengan memanfaatkan kelebihan masing-masing, kita bisa menciptakan game yang lebih inovatif dan berkualitas.
The Alters: Pembelajaran Berharga untuk Industri Game
Kasus The Alters ini menjadi pembelajaran berharga bagi seluruh industri game. Penggunaan AI harus dilakukan secara bertanggung jawab dan transparan. Pemain berhak tahu bagaimana game yang mereka mainkan dibuat. Jangan sampai game yang seharusnya jadi hiburan, malah jadi sumber kekecewaan.
Jangan Sampai Kejadian Lagi: Transparansi adalah Kunci
Jadi, intinya adalah: kalau mau pakai AI, ngomong aja terus terang. Nggak usah malu-malu. Lebih baik jujur daripada ketahuan belakangan, kan? Lagipula, pemain sekarang udah pada pinter. Mereka bisa kok, bedain mana game yang beneran niat, mana yang cuma asal jadi.
Inovasi yang Bertanggung Jawab: Masa Depan Game di Tangan Kita
Industri game terus berkembang. Inovasi adalah kunci untuk menciptakan pengalaman bermain yang lebih seru dan imersif. Namun, inovasi harus diimbangi dengan tanggung jawab dan etika. Jangan sampai kita kebablasan dan mengorbankan nilai-nilai penting seperti transparansi dan kreativitas manusia. Ingat, game itu bukan cuma soal teknologi, tapi juga soal seni dan cerita.