Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

CIFTIS: Siswa Indonesia Promosikan Budaya, Banggakan Negeri

India Rumah Hati Acyuta Gopi: Koneksi Spiritual Tak Terpisahkan

Bagi sebagian besar individu, mencari “rumah” seringkali menjadi petualangan seumur hidup yang kadang lebih rumit dari mencari sinyal Wi-Fi di pelosok desa. Namun, ada kalanya rumah itu ditemukan bukan di alamat KTP, melainkan di dalam getaran spiritual. Inilah kisah Acyuta Gopi, penyanyi devosi nominasi Grammy, yang menemukan “rumah keduanya” di India, siap menggelar konser akbar “Chal Man Vrindavan” yang siap bikin hati adem sekaligus nge-beat.

## India, Panggilan Jiwa (Bukan Cuma Destinasi Liburan)

Acyuta Gopi, penyanyi berbakat yang berbasis di New York, memiliki ikatan batin yang mendalam dengan India. Sejak kunjungan pertamanya pada tahun 2009, ia telah bolak-balik ke negeri itu berkali-kali, hingga akhirnya India terasa seperti rumah kedua baginya. Fenomena ini bukanlah sekadar efek candu chai latte, melainkan koneksi spiritual yang lebih dalam.

Kecintaannya pada India bukan hanya sekadar obrolan ringan. Ia akan mengukuhkan ikatan tersebut melalui tur konser spiritual musik “Chal Man Vrindavan” yang dijadwalkan berlangsung dari Oktober hingga Desember tahun ini. Tur ini akan menyambangi berbagai kota besar di India, menjanjikan pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi para penggemarnya.

Konser perdana “Chal Man Vrindavan” akan dimulai di Hyderabad pada tanggal 4 Oktober. Setelah itu, Acyuta Gopi dijadwalkan akan berkeliling ke kota-kota lain seperti Jaipur, Bengaluru, Mumbai, Pune, Kolkata, Delhi, Indore, Ahmedabad, dan Lucknow. Agendanya padat, seolah sedang menjelajahi semua level dalam game petualangan spiritual.

Dalam sebuah wawancara, Gopi mengungkapkan perasaannya, “Ini bukan pertama kalinya saya di India. Saya sudah datang ke India sejak 2009. Saya sudah ke sini berkali-kali… Saking seringnya, rasanya seperti rumah kedua.” Pernyataan ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan emosional dan spiritual yang ia rasakan.

## Menguntit Krishna: Petualangan Spiritual di Setiap Sudut

Saat ditanya tentang tempat-tempat yang sudah ia kunjungi, Gopi menyebut Jaipur, Karauli, Rishikesh, Delhi, dan tentu saja, Vrindavan. Ia menemukan bahwa esensi Lord Krishna dapat ditemukan di mana saja, di setiap sudut dan celah negeri tersebut, seolah Krishna adalah karakter tersembunyi yang bisa muncul kapan saja.

“Hal yang luar biasa tentang India adalah Anda bisa menemukan Krishna di mana saja, di mana-mana, di seluruh tempat,” katanya. “Ke mana pun saya pergi, hal yang luar biasa adalah saya bisa mencari Krishna dan menemukannya di mana saja, di mana-mana.” Ini adalah testimoni betapa India adalah ladang subur bagi pencarian spiritualnya.

Koneksi Acyuta Gopi dengan Lord Krishna sendiri sudah terjalin jauh sebelum kelahirannya. Ia lahir prematur, dan orang tuanya, anggota setia Gerakan Hare Krishna, berdoa untuk sebuah keajaiban. “Dan di sinilah saya,” ujarnya, menjelaskan bahwa ikatan ini melampaui segalanya, bahkan sebelum ia memahami dirinya sendiri, Krishna sudah mengenalnya.

Melangkah ke dunia tarik suara devosi bukanlah hal baru baginya. Ia berasal dari latar belakang keluarga penyanyi spiritual, seolah sudah diwariskan dari _gene_ yang paling dalam. Kakak laki-lakinya lah yang berperan penting dalam mengenalkannya pada _kirtan_, sebuah praktik musik devosi.

## Kirtan: Party Anti-Mainstream ala Acyuta Gopi

“Bahkan sejak usia 14 tahun, kami selalu bernyanyi di kuil. Ini adalah kehidupan,” kenangnya. Gaya hidupnya jauh dari pesta-pesta malam Minggu ala kebanyakan remaja. “Bagi kami, jika ingin berpesta, kami akan berpesta di kuil.” Seluruh budayanya adalah _Krishna consciousness_, tak ada pilihan lain, seolah hidupnya sudah diprogram dari awal.

Meskipun ia bersekolah umum seperti anak-anak lain, segala aspek hidupnya berpusat pada _bhakti_ dan _Krishna consciousness_. Ini membuktikan bahwa seseorang bisa menjalani kehidupan modern tanpa kehilangan akarnya pada spiritualitas, bahkan bisa menjadikan spiritualitas sebagai “gaya hidup” yang autentik.

Acyuta Gopi mengungkapkan kegembiraannya terhadap jadwal tur “Chal Man Vrindavan”. Ia berharap setiap orang akan melihat sekilas isi hatinya, dan ini adalah kesempatan untuk membawa festival spiritual ke tempat-tempat yang mungkin belum pernah merasakannya. Tujuannya adalah menyajikan _kirtan_ sebagai bentuk pelayanan.

“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk benar-benar membawa _kirtan_ dalam mode pelayanan,” katanya. Ia juga ingin menghubungkan diri dengan orang-orang yang berdedikasi setiap hari, melayani dengan cinta tulus untuk Krishna dan _Bhakti_. “Sekarang kami bisa membawa Vrindavan kepada Anda,” tambahnya, seolah menawarkan paket wisata spiritual _all-inclusive_.

## Bukan Sekadar Tren: Spiritualitas ala Generasi Milenial

Acyuta Gopi pernah dinominasikan di Grammy Awards pada tahun 2016 untuk album Madi Das berjudul “Bhakti Without Border” dalam kategori Best New Age Album. Album tersebut menampilkan berbagai artis, dan lagu spesialnya berjudul “Jamuna Puline.” Nominasi ini membuktikan bahwa musik spiritual punya tempat di panggung dunia.

Namun, ia menegaskan bahwa ia mencari lebih dari sekadar orang yang mengikuti tren. “Saat spiritualitas terasa seperti sebuah tren, saya selalu mengatakan kepada seluruh tim saya, ‘Oke, bagaimana kita mengubahnya?'” baginya, spiritualitas bukanlah “15 menit ketenaran” seperti di TikTok, melainkan perjalanan seumur hidup dalam memupuk hubungan dengan Tuhan.

Baginya, tidak masalah jika seseorang tertarik karena ada embel-embel ketenaran atau nominasi Grammy. Ia menganggap hal itu luar biasa karena dapat menjangkau dan mengakui musik spiritual, seolah ini adalah _cheat code_ untuk menarik perhatian, yang pada akhirnya membawa mereka ke inti kebenaran.

Mengenai _bhajans_ (lagu-lagu devosi), Gopi mengungkapkan bahwa ia “menyanyikan kembali” lagu-lagu yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu. “Banyak dari _bhajans_ ini terkenal puluhan tahun yang lalu. Kita hanya berhenti menyanyikannya. Kita berhenti berpikir bahwa itu keren,” katanya. Ia percaya bahwa yang perlu dilakukan hanyalah menyanyikannya lagi, untuk membuatnya kembali relevan.

## Bhajans: Nostalgia Spiritual yang Kembali Gaul

Ia mengenang masa di mana _bhajans_ dan _kirtans_ adalah lagu pengantar tidur untuk anak-anak, dan orang tidak akan meninggalkan rumah tanpa berdoa. “Sekarang, ini menjadi seperti menjembatani kembali kesenjangan dan membawa kembali, karena ada budaya yang begitu kaya dan kemudian semua orang memutuskan untuk mengejar Barat.”

Gopi merasa beruntung bisa berada di posisi di mana ia bisa mengingatkan orang-orang, “‘Hei, ingat? Ini benar-benar bagus’,” dan mungkin hanya butuh seseorang yang lebih muda untuk menyanyikannya lagi agar terasa “gaul.” Ia seperti seorang _influencer_ spiritual yang _rebranding_ warisan budaya agar diterima generasi sekarang.

Acyuta Gopi dengan bangga menyebut dirinya sebagai “penggemar berat Tuhan.” Ia memiliki keinginan besar untuk menghabiskan lebih banyak waktu mengunjungi kuil-kuil di India, seolah sedang _farming_ pengalaman spiritual di setiap lokasi. Bagi Gopi, India bukan hanya peta di Google Maps, melainkan peta jiwanya.

Previous Post

Black Myth: Zhong Kui – Teaser Resmi Tanda Era Gelap Baru

Next Post

Google Pixel 10: Ledakan Inovasi Mengubah Permainan

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *