Dunia ini memang penuh drama, tapi beberapa drama tidak perlu diangkat ke layar lebar, apalagi kalau itu drama terorisme. Untungnya, Indonesia dan Australia sama-sama sepakat untuk tidak memberikan panggung bagi kelompok-kelompok yang ingin membuat kekacauan. Jadi, mari kita bahas bagaimana dua negara tetangga ini bekerja sama menjaga keamanan kawasan.
Kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam melawan terorisme bukanlah hal baru. Kedua negara ini sudah lama menjalin hubungan yang erat, khususnya dalam bidang keamanan. Kedekatan geografis dan tantangan keamanan yang serupa membuat kolaborasi ini menjadi sebuah keharusan, bukan hanya sekadar pilihan. Ibaratnya, kalau rumah tetangga kebakaran, masa kita diam saja?
Kemitraan Strategis Komprehensif: Pilar Keamanan Bersama
Hubungan bilateral ini semakin diperkuat dengan adanya Kemitraan Strategis Komprehensif antara Indonesia dan Australia. Ini bukan sekadar perjanjian di atas kertas, tapi sebuah kerangka kerja yang konkret untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang, termasuk counter-terrorism. Plan of Action untuk kemitraan ini (2025–2029) secara khusus menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi dalam melawan terorisme.
Pertemuan bilateral ke-10 tentang Countering Terrorism and Violent Extremism yang diadakan di Jakarta pada 24 Juli lalu adalah salah satu wujud nyata dari komitmen tersebut. Pertemuan ini menjadi wadah bagi kedua negara untuk bertukar informasi, mengevaluasi kerja sama yang sudah berjalan, dan merumuskan strategi baru untuk menghadapi ancaman terorisme yang terus berkembang.
Kepala BNPT, Komjen Eddy Hartono, menyatakan bahwa pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan PM Australia Anthony Albanese pada 15 Mei 2025. Ini menunjukkan bahwa masalah keamanan ini mendapat perhatian serius di tingkat tertinggi pemerintahan kedua negara.
Kerja sama ini tidak hanya melibatkan aparat penegak hukum, tapi juga organisasi masyarakat sipil. Pelibatan masyarakat sipil penting karena mereka memiliki peran krusial dalam mencegah radikalisasi dan menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Kita semua punya peran, lho!
Dukungan untuk program Australia–Indonesia Partnership for Justice (AIPJ) juga menjadi bagian penting dari kerja sama ini. Program ini, yang kini memasuki fase ketiga, fokus pada penanganan terorisme dan kejahatan transnasional lainnya. Dengan kata lain, AIPJ ini semacam blueprint untuk memperkuat sistem hukum dan keadilan dalam menghadapi ancaman keamanan.
Bertukar Informasi: Senjata Utama Melawan Terorisme
Salah satu aspek krusial dalam kerja sama ini adalah information sharing. Bayangkan, kalau kita mau menangkap penjahat, tentu kita butuh informasi tentang siapa dia, di mana dia bersembunyi, dan apa rencananya, kan? Begitu juga dengan terorisme. Informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk mencegah serangan dan menangkap pelaku.
Gemma Huggins, Duta Besar Australia untuk Kontra-Terorisme, menegaskan komitmen negaranya untuk terus bekerja sama dengan Indonesia dalam melawan terorisme. Beliau juga membawa delegasi whole-of-government dari komunitas kontra-terorisme Australia. Ini menunjukkan betapa seriusnya Australia dalam menjalin kemitraan dengan Indonesia.
Membangun Kawasan yang Lebih Aman: Tanggung Jawab Bersama
Konsultasi bilateral ini mencerminkan komitmen bersama kedua negara untuk membangun kawasan yang lebih aman dan stabil melalui kerja sama strategis dan berkelanjutan. Ini bukan hanya tentang melindungi diri sendiri, tapi juga tentang berkontribusi pada keamanan regional dan global.
Kita tahu, ancaman terorisme itu dinamis dan terus berkembang. Dulu mungkin kita hanya khawatir dengan serangan fisik, tapi sekarang ancamannya juga datang dari dunia maya. Oleh karena itu, kerja sama ini juga harus adaptif dan mampu merespons tantangan-tantangan baru.
Mencegah Lebih Baik Daripada Mengobati: Fokus pada Pencegahan
Selain penegakan hukum, pencegahan juga menjadi fokus utama dalam kerja sama ini. Mencegah radikalisasi dan ekstremisme jauh lebih efektif daripada hanya menangani akibatnya. Ini berarti kita perlu bekerja keras untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, keberagaman, dan inklusi sosial.
Indonesia dan Australia sama-sama memiliki pengalaman dalam menangani terorisme. Dengan berbagi pengalaman dan best practices, kedua negara dapat saling belajar dan meningkatkan kemampuan dalam menghadapi ancaman ini. Jangan lupa, pengalaman adalah guru terbaik.
Investasi dalam Keamanan: Bukan Hanya Soal Uang
Kerja sama ini bukan hanya tentang menggelontorkan dana untuk program-program kontra-terorisme. Lebih dari itu, ini adalah investasi dalam keamanan jangka panjang. Investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan yang paling penting, dalam kepercayaan dan kerja sama.
Pada akhirnya, keamanan itu bukan sesuatu yang bisa dicapai sendirian. Dibutuhkan kolaborasi dan komitmen dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil, maupun individu. Jadi, mari kita terus dukung kerja sama antara Indonesia dan Australia dalam melawan terorisme demi masa depan yang lebih aman dan damai. Karena keamanan itu expensive, tapi jauh lebih mahal kalau kita harus hidup dalam ketakutan.