Dark Mode Light Mode

Indonesia di Jantung Indo-Pasifik, Poros Barat Australia

Siapa bilang Australia hanya peduli sama tetangga di Pasifik? Ternyata, Negeri Kanguru ini juga mulai melirik ke arah barat, tepatnya ke Samudra Hindia. Menteri Pertahanan Richard Marles baru-baru ini melakukan tur penting ke Maladewa, Sri Lanka, India, dan Indonesia, menunjukkan keseriusan Australia dalam menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara di kawasan ini. Ini bukan sekadar liburan sambil menyelam, tapi langkah strategis yang patut diperhatikan.

Australia dan Samudra Hindia: Bukan Lagi Sekadar Mitos

Dulu, Australia cenderung mengandalkan sekutu-sekutunya, seperti Inggris dan Amerika Serikat, untuk menjaga kepentingannya di Samudra Hindia. Namun, dengan perkembangan pesat di Asia, Australia menyadari pentingnya memiliki peran yang lebih aktif. Konsep "Indo-Pasifik" yang menekankan keterhubungan antara Samudra Hindia dan Pasifik pun semakin memperkuat alasan ini. Australia mulai ngeh, bahwa Samudra Hindia bukan sekadar tempat lewat kapal.

Selama ini, keterlibatan Australia di Samudra Hindia seringkali dikaitkan dengan dominasi militer Amerika Serikat. Canberra lebih fokus membangun kemitraan di Pasifik, di mana kepentingan keamanan nasionalnya dianggap lebih besar. Tapi, kekhawatiran tentang strategi dan keandalan Amerika Serikat, terutama di bawah kepemimpinan tertentu, memaksa Australia untuk memikirkan ulang kebijakan luar negerinya. Ibarat kata, jangan taruh semua telur dalam satu keranjang, kan?

Penolakan Australia terhadap desakan Washington untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga 3,5% dari PDB menunjukkan bahwa Australia ingin memiliki autonomy, alias kemandirian, dalam batasan aliansinya dengan Amerika Serikat. Pemerintah Albanese berani bilang, "Kita punya rencana sendiri, bro!" Inilah konteks mengapa pendekatan Australia ke Samudra Hindia menjadi semakin penting.

Northeast Indian Ocean: Wilayah yang Terlupakan Kini Jadi Prioritas

Dengan meningkatkan kemitraan di timur laut Samudra Hindia, wilayah yang seringkali diabaikan dalam kebijakan Indo-Pasifik Amerika Serikat, Australia memberikan sinyal yang jelas tentang prioritasnya sendiri. Strategi Pertahanan Nasional 2024 bahkan menyebut timur laut Samudra Hindia sebagai bagian dari "wilayah terdekat" Australia.

Pada tahun 2022, Australia mengalokasikan dana sebesar $36,5 juta selama lima tahun untuk mendukung peluang perdagangan, investasi, dan konektivitas di timur laut Samudra Hindia. Ini bukan sekadar uang jajan, tapi investasi serius untuk membangun hubungan yang lebih kuat. Faktanya, negara-negara seperti Bangladesh, Maladewa, dan Sri Lanka melihat Australia sebagai mitra yang benign, alias baik hati, yang berkomitmen untuk membangun kemampuan mereka dan berkontribusi pada stabilitas regional.

Kunjungan Marles, tidak lama setelah Albanese terpilih kembali, mengirimkan pesan yang kuat bahwa Australia berkomitmen untuk meningkatkan keterlibatan di Samudra Hindia. Penunjukan Tim Watts sebagai Utusan Khusus Australia pertama untuk Urusan Samudra Hindia juga merupakan indikasi penting. Watts adalah advokat kuat bagi Australia untuk memainkan peran sebagai "mitra yang terlibat, bukan penonton pasif" dalam membentuk kawasan Samudra Hindia. Artinya, Australia nggak mau cuma jadi penonton sinetron, tapi ikut jadi sutradara.

Hadiah Kapal Patroli dan Sonar Canggih: Bentuk Nyata Dukungan

Selama kunjungannya ke Maladewa, Marles memberikan kapal patroli kelas Guardian buatan Australia kepada Malé. Ia menyebutnya sebagai "langkah signifikan menuju peningkatan kemampuan Maladewa untuk melindungi perairan kedaulatannya dan berkontribusi pada keamanan maritim di Samudra Hindia." Sebagai bagian dari Program Kapal Patroli Pasifik, Australia telah menyediakan kapal-kapal ini ke negara-negara Pasifik. Ini adalah contoh langka pemberian kapal kepada negara di luar Pasifik.

Sri Lanka juga menerima peralatan dari Australia, termasuk pesawat KA-350 Beechcraft dan sonar Shallow Water Multi-Beam Echo Sounder canggih. Peralatan ini secara signifikan meningkatkan kemampuan pengawasan negara kepulauan tersebut. Australia telah lama khawatir tentang sindikat penyelundupan manusia di Sri Lanka, tetapi dukungan terbaru ini tampaknya merupakan perpanjangan dari tujuan kebijakan Canberra untuk mendukung negara-negara kecil di Samudra Hindia dan Pasifik. Support system ala Australia nih!

Kunjungan Marles ke India mengirimkan sinyal penting bahwa Australia mengakui dan menghormati peran sentral India sebagai penyedia keamanan di kawasan Samudra Hindia. Sementara Australia memiliki ambisi eksplisit untuk menjadi "mitra pilihan" keamanan bagi negara-negara kepulauan Pasifik, ia tidak memiliki ambisi serupa di Samudra Hindia, karena pertimbangan pragmatis yang berasal dari keterbatasan sumber daya.

Namun, dengan terlibat dengan banyak aktor di Samudra Hindia – alih-alih hanya bergantung pada India sebagai penjamin keamanan kawasan seperti yang dilakukan Washington – Australia berada dalam posisi yang baik untuk menavigasi lingkungan regional yang kompleks. Australia nggak mau cuma punya satu bestie, biar circle pertemanannya luas dan fleksibel.

Australia harus bekerja keras untuk mengintegrasikan diri ke dalam komunitas Samudra Hindia, mengingat sejarah panjang pengabaian relatif. Namun, langkah-langkah awal yang diambil oleh pemerintah yang baru terpilih kembali, menekankan keamanan kolektif melalui keterlibatan dan kolaborasi, tidak diragukan lagi merupakan perkembangan yang menggembirakan.

Misi Samudra Hindia: Australia Jadi Pemain Penting?

Jadi, apa yang bisa kita simpulkan? Australia nggak main-main dalam upayanya memperkuat posisinya di Samudra Hindia. Dengan memberikan bantuan konkret, menjalin kemitraan strategis, dan menunjukkan kemandirian dalam kebijakan luar negeri, Australia berusaha menjadi pemain penting di kawasan ini. Keterlibatan aktif, bukan sekadar nongkrong di pinggir pantai, adalah kunci keberhasilan Australia di Samudra Hindia.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

<p><strong>Nuclear Blast Records Tinggalkan X: Era Baru Tanpa Twitter Dimulai</strong></p>

Next Post

Pemain Xbox girang dengan game gratis baru: 'Saya acungi jempol' - Dampaknya luar biasa bagi Xbox