Siapa bilang ekonomi Islam itu kuno? Buktinya, Indonesia makin kece di kancah global. Bayangin aja, dulu peringkatnya masih belasan, sekarang udah podium tiga! Keren, kan?
Indonesia Makin Mantap di Peta Ekonomi Islam Global
Prestasi ini bukan sulap, bukan sihir. Ini adalah hasil kerja keras dan strategi jitu dari berbagai pihak. Indonesia berhasil menduduki peringkat ketiga dalam laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) Indicator 2024–2025 yang dirilis oleh DinarStandard. Artinya, kita nggak kalah saing dengan negara-negara lain dalam mengembangkan potensi ekonomi berbasis syariah. Bahkan, kita punya ambisi besar untuk menjadi yang nomor satu!
Laporan SGIE menyoroti tujuh sektor utama dalam ekonomi Islam global: makanan halal, keuangan syariah, pariwisata ramah Muslim, fesyen modest, kosmetik halal, farmasi, serta media dan rekreasi. Indonesia menunjukkan performa yang gemilang di beberapa sektor tersebut.
Bayangkan, dulu kita cuma jadi penonton, sekarang malah jadi pemain utama. Perjalanan Indonesia menuju posisi ini nggak instan. Butuh waktu dan proses yang panjang. Pada lima tahun pertama setelah indikator ini diperkenalkan, Indonesia masih berada di peringkat 10 dan 11.
Kemudian, kita mulai merangkak naik ke peringkat 5 pada tahun 2019–2020, dan bertahan di peringkat 4 selama dua periode laporan berturut-turut dari tahun 2020–2022. Akhirnya, di laporan 2023–2024 dan yang terbaru 2024–2025, Indonesia berhasil merebut posisi ketiga. Mantap!
Fesyen Modest Kita Nomor Satu, Lho!
Selain menduduki peringkat tiga secara keseluruhan, Indonesia juga mencatatkan prestasi gemilang di sektor-sektor spesifik. Kita berhasil meraih peringkat pertama dalam indikator fesyen modest, peringkat kedua dalam pariwisata ramah Muslim, dan peringkat kedua dalam farmasi dan kosmetik. Ini membuktikan bahwa produk dan layanan kita nggak cuma berkualitas, tapi juga diterima dengan baik di pasar global.
Posisi kita di sektor lain juga nggak kalah membanggakan. Indonesia menduduki peringkat keempat dalam makanan halal, peringkat keenam dalam keuangan syariah, dan peringkat ketujuh dalam media dan rekreasi. Tentu saja, masih ada ruang untuk perbaikan, tapi pencapaian ini menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat.
Investasi Mengalir Deras ke Ekonomi Halal Indonesia
Dari segi investasi, Indonesia nggak main-main. Kita berhasil melampaui negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) lainnya dalam jumlah transaksi. Pada tahun 2023, Indonesia menyelesaikan 40 transaksi dengan nilai mencapai US$1,6 miliar. Angka yang fantastis! Ini menunjukkan bahwa Indonesia semakin dipercaya sebagai pusat investasi ekonomi halal yang menjanjikan.
Investasi besar-besaran di sektor ekonomi Islam oleh pemerintah Indonesia telah mendorong produksi makanan halal lokal, mengurangi ketergantungan pada impor, dan memperkuat rantai pasokan. Ini adalah langkah strategis untuk menjadikan Indonesia lebih mandiri dan berdaya saing di pasar global.
Optimis Jadi Nomor Satu? Kenapa Nggak?
Wakil Presiden ke-13 Indonesia, Ma’ruf Amin, yang turut hadir dalam acara peluncuran laporan SGIE, menyampaikan optimisme bahwa Indonesia dapat mencapai posisi puncak pada tahun 2028 atau 2029. “Saya kira itu bukan sesuatu yang sulit dicapai,” ujarnya. Sebuah keyakinan yang patut kita dukung!
Pencapaian ini adalah bukti nyata bahwa ekonomi Islam memiliki potensi besar untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia. Dengan dukungan dari pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh masyarakat, bukan tidak mungkin kita bisa menjadi yang terbaik di dunia.
Peluang Emas: Rangkul Ekonomi Islam untuk Masa Depan
Jadi, tunggu apa lagi? Saatnya kita move on dari pandangan kuno tentang ekonomi Islam dan mulai melihat peluang-peluang emas yang ada di depan mata. Dengan inovasi, kreativitas, dan kolaborasi, kita bisa menjadikan Indonesia sebagai pemimpin global dalam ekonomi Islam. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan untuk semua.