Ketika Kebebasan Berekspresi Terancam: Nasib Itch.io dan Kreativitas Indie
Beberapa waktu lalu, ribuan karya di-deindex dari Itch.io, membuat banyak pihak was-was soal mata pencaharian mereka. Itch.io, platform yang menjadi rumah bagi developer, seniman, penulis, dan pembuat zine, tiba-tiba menjadi sorotan. Platform ini, yang dikenal sebagai wadah beragam karya – mulai dari pornografi tabu hingga game indie dan proyek-proyek amal besar – kini menghadapi tantangan serius.
Itch.io memang dikenal karena keberaniannya menampung karya-karya yang mungkin ditolak oleh platform lain. Nathalie Lawhead, seorang developer yang karyanya bahkan dipamerkan di Museum of Modern Art, mengakui bahwa karya-karyanya sering ditolak karena alasan-alasan seperti “simulasi error” (glitch art) atau gaya visual yang dianggap tidak pantas. Itch.io menjadi pelabuhan terakhir bagi karya-karya unik dan “aneh” ini.
Namun, tekanan dari kelompok anti-pornografi sayap kanan dan intervensi dari payment processors telah memaksa Itch.io untuk menghapus banyak konten, mengancam keberagaman dan kebebasan berekspresi yang selama ini mereka junjung tinggi. Para developer khawatir tentang efek jangka panjang dari censorship ini terhadap kreativitas mereka.
Sensor dan Self-Censorship: Ancaman Nyata Bagi Kreativitas
Sensor tidak hanya berdampak pada karya yang sudah ada, tetapi juga pada proses kreatif itu sendiri. Developer visual novel, Kastel, mengungkapkan kekhawatirannya tentang self-censorship. Dia merasa tertekan untuk tidak memasukkan adegan seks dalam game-nya, Spring Gothic, karena takut di-delist.
Olivia Nenmyx, pendiri Howling Angel Games, juga merasakan hal yang sama. Mereka, yang telah berjuang melawan rasa bersalah religius dan psikologis terkait kink abnormal, kini takut bahwa tekanan untuk “fall-in-line” akan semakin kuat. Banyak orang mungkin akan menghindari ekspresi yang kontroversial.
Kastel menambahkan bahwa para eksekutif payment processors mungkin tidak peduli apakah suatu karya SFW (Safe for Work) atau NSFW (Not Safe for Work). Mereka memiliki paradigma sendiri, dan pada akhirnya, mereka yang menentukan segalanya. Ini adalah ancaman bagi kebebasan berekspresi di dunia digital.
Itch.io dalam Pusaran Kontroversi: Salahkah Mereka?
Situasi ini juga menimbulkan kebingungan dan informasi yang salah. Beberapa game yang disebutkan sebagai contoh karya yang terdampak sebenarnya sudah di-deindex sebelum adanya tekanan dari payment processors. Hal ini membuat beberapa developer mengkritik Itch.io karena dianggap kurang melindungi developer dan kurang transparan.
Namun, Lawhead berpendapat bahwa Itch.io pantas mendapatkan sedikit kepercayaan. Mereka tidak memiliki sumber daya seperti Steam, dan mudah untuk menjatuhkan platform indie seperti itu. Satu-satunya cara untuk melawan ini adalah dengan memahami bahwa kita semua berada dalam situasi yang sama, termasuk Itch.io.
Mencari Alternatif: Mungkinkah?
Lantas, di mana para seniman independen harus berbagi karya mereka? Lawhead, yang sudah mencoba berbagai alternatif, mengaku skeptis bahwa ada pengganti yang nyata untuk Itch.io. Memang, belum ada opsi baru yang jelas sejak kebijakan ini mengubah lanskap Itch.io. Ancaman yang ditimbulkan oleh payment processors terhadap karya-karya marginal lebih besar dari sekadar Itch.io atau bahkan Steam.
Beberapa developer sudah mulai merencanakan untuk divest. Nenmyx, misalnya, tetap ingin menjalin hubungan dengan Itch.io, tetapi juga aktif mencari alternatif dan telah menambahkan storefront ke situs web studionya. Mereka berencana untuk terus mengunggah demo gratis di Itch.io untuk menarik pengunjung ke situs mereka, tetapi tidak yakin akan terus menjual konten berbayar di sana.
Kastel percaya bahwa kepercayaan akan sulit pulih, kalaupun bisa. Bahkan jika Itch.io selamat, orang-orang akan khawatir game mereka akan dihapus. Solusi optimal mungkin adalah membuat jam di Itch.io, tetapi juga mengunggah salinan mirror di tempat lain, seperti Internet Archive.
Lebih dari Sekadar Platform: Implikasi yang Lebih Luas
Namun, sementara individu berjuang mencari solusi potensial, taruhannya jauh lebih tinggi. Bagi Lawhead, nasib Itch.io dapat menjadi preseden yang akan memengaruhi kehidupan online kita dalam segala hal. Monopoli korporasi telah menggiring semua orang ke dalam “walled gardens” yang terkontrol ketat, dan dampaknya bisa sangat besar.
Ketika Wikipedia terancam di Inggris dan Steam menghapus game seperti Vile: Exhumed, kita melihat betapa rapuhnya kebebasan berekspresi online. Kita membutuhkan Itch.io untuk bertahan, untuk menciptakan preseden kita sendiri.
Masa Depan Kreativitas Indie: Harapan dan Kekhawatiran
Kejadian ini membuka mata kita tentang pentingnya platform alternatif yang memberikan ruang bagi karya-karya yang tidak sesuai dengan mainstream. Walaupun masa depan Itch.io masih belum jelas, satu hal yang pasti: kita harus terus berjuang untuk kebebasan berekspresi dan mendukung para seniman independen yang berani berkarya di luar zona nyaman. Mungkin kita perlu mulai berpikir di luar kotak (thinking outside the box) dan menciptakan ekosistem yang lebih tangguh dan mandiri untuk kreativitas digital. Jangan biarkan payment processors menentukan apa yang boleh dan tidak boleh kita lihat dan nikmati.