Dulu gitaris shredder era 80-an sering dianggap cuma pamer skill. Padahal, dibalik solo gitar yang ngebut dan tapping heboh itu, ada cerita dan kerja keras. Salah satunya adalah Jake E. Lee, gitaris yang pernah mengguncang panggung bersama Ozzy Osbourne. Tapi, tahu kah kamu kisah sebenarnya di balik solo ikonik “Bark at the Moon”? Bukan sekadar asal nge-jam, lho!
Dari Garasi ke Panggung Dunia: Perjalanan Jake E. Lee Bersama Ozzy
Jake E. Lee bukan nama baru di dunia musik rock. Sebelum bergabung dengan Ozzy Osbourne, ia sudah malang melintang di berbagai band. Tapi, kesempatan bergabung dengan Prince of Darkness adalah titik balik dalam kariernya. Bayangkan, dari latihan di garasi, langsung manggung di stadion!
Lee menggantikan posisi gitaris legendaris Randy Rhoads yang tragis meninggal dunia. Tugas berat, memang. Rhoads punya gaya bermain yang khas dan sangat dicintai penggemar. Tapi Lee berhasil membawa angin segar, dengan sentuhan blues yang lebih terasa, tanpa kehilangan energy dan kegilaan khas Ozzy.
Hubungan kerja antara Ozzy dan Jake bisa dibilang unik. Ozzy yang kadang impulsif dan Jake yang lebih tenang. Perbedaan ini justru menghasilkan karya yang luar biasa. Mereka saling melengkapi, menciptakan lagu-lagu yang catchy sekaligus powerful.
Proses kreatif mereka juga menarik. Jake sering membuat riff gitar yang kemudian dikembangkan bersama Ozzy. Ozzy memberikan arahan, menambahkan vokal, dan jadilah lagu yang siap mengguncang dunia. Proses yang organik dan spontan, seperti masak mie instan tengah malam, tapi hasilnya Michelin Star!
Kolaborasi mereka menghasilkan dua album studio yang sukses besar: Bark at the Moon (1983) dan The Ultimate Sin (1986). Album-album ini menjadi soundtrack masa remaja banyak anak muda di era 80-an. Solo gitar Jake E. Lee di lagu-lagu seperti “Bark at the Moon” dan “Shot in the Dark” jadi inspirasi banyak gitaris muda saat itu.
Namun, seperti kisah sukses lainnya, kerja sama mereka tidak berlangsung selamanya. Pada tahun 1987, Jake E. Lee keluar dari band Ozzy Osbourne. Alasannya beragam, mulai dari perbedaan visi musik hingga masalah manajemen. Tapi, kenangan tentang masa-masa kejayaan itu tetap membekas di hati mereka berdua.
“Bark at the Moon”: Lebih dari Sekadar Solo Gitar Cepat
Lagu “Bark at the Moon” adalah salah satu lagu signature Ozzy Osbourne. Intro lagu ini, dengan suara keyboard yang spooky, langsung membawa pendengar ke suasana yang mencekam. Tapi, yang paling ikonik dari lagu ini adalah solo gitarnya.
Solo “Bark at the Moon” bukan hanya sekadar pamer kecepatan. Ada melodi yang catchy, improvisasi yang cerdas, dan tone gitar yang khas. Solo ini punya identitas yang kuat, sehingga mudah dikenali dan diingat. Bayangkan, tanpa solo itu, lagu ini mungkin hanya akan jadi lagu rock biasa.
Menurut Jake E. Lee, proses pembuatan solo ini cukup unik. Ia mengaku bahwa awalnya ia hanya membuat riff sederhana. Namun, Ozzy kemudian memberikan masukan dan arahan yang mengubah riff tersebut menjadi solo yang ikonik. “Ozzy masuk dan berkata, ‘What the F**k Is That?'” kata Jake, mengenang momen tersebut. “Dia kemudian memberikan ide-ide yang membuat solo itu menjadi lebih baik.”
Lee mengakui bahwa Ozzy memiliki peran penting dalam membentuk gaya bermainnya. Ozzy mendorongnya untuk berani bereksperimen dan mencari sound yang unik. “Ozzy membuatku menjadi gitaris yang lebih baik,” kata Jake. “Dia memberiku kebebasan untuk berekspresi dan mengeluarkan semua yang ada di dalam diriku.” Ini membuktikan, terkadang ide gila justru membuahkan hasil yang out of the box.
Reuni yang Manis: Akhir dari Sebuah Perseteruan
Setelah bertahun-tahun tidak berhubungan, Jake E. Lee dan Ozzy Osbourne akhirnya berbaikan. Pertemuan ini terjadi di sebuah festival musik. Jake mengaku bahwa ia selalu ingin berdamai dengan Ozzy. Ia ingin mengakhiri segala perseteruan dan mengenang masa-masa indah bersama.
“Aku selalu ingin berbaikan, memberitahunya bahwa tidak ada perasaan pahit dan mengakhiri semuanya dengan catatan persahabatan,” kata Jake. “Aku bisa melakukan itu.” Momen ini sangat berarti bagi Jake. Ia merasa lega karena akhirnya bisa berbaikan dengan orang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Pertemuan ini juga menjadi bukti bahwa waktu bisa menyembuhkan luka. Perseteruan yang pernah terjadi di masa lalu akhirnya bisa dimaafkan dan dilupakan. Yang tersisa hanyalah kenangan indah tentang masa-masa kejayaan bersama. Bahkan, bisa jadi ada rencana kolaborasi baru di masa depan? Kita tunggu saja!
Pelajaran dari Kisah Jake E. Lee: Jangan Takut Bereksperimen!
Kisah Jake E. Lee dan solo “Bark at the Moon” mengajarkan kita bahwa kesuksesan tidak datang dengan sendirinya. Ada kerja keras, dedikasi, dan kolaborasi yang terlibat di dalamnya. Jangan takut untuk bereksperimen dan mencari sound yang unik. Siapa tahu, eksperimen itu justru akan menghasilkan karya yang ikonik. Seperti Jake E. Lee, tetaplah berkarya dan menginspirasi!