Dark Mode Light Mode

John Fogerty Tak Ingin Gitar CCR Kembali, Istri Justru Membelinya: Pertanda Apa

Bisa dibilang, hidup itu kadang kayak lagu Creedence Clearwater Revival (CCR): ada bagian yang catchy, ada juga bagian blues-nya. Nah, cerita John Fogerty, pentolan CCR, ini salah satu contohnya. Sempat ‘cerai' dari gitar kesayangannya dan terlibat drama hukum yang bikin kepala pusing, akhirnya dia balikan lagi sama ‘mantan'. Lebih seru dari sinetron, kan?

Lika-Liku Hidup Ala Rockstar: Dari Gitar Sampai Gugatan

John Fogerty, nama yang tak asing bagi penggemar classic rock, pernah berada di titik terendah. Bayangkan, gitar Rickenbacker kesayangannya yang bertuliskan "Acme" saja membuatnya mual. Gitar itu mengingatkannya pada pahitnya pertempuran hukum dengan mantan rekan band dan label rekaman. Ini bukan sekadar masalah gitar, tapi lebih ke masalah sentimen dan masa lalu yang kelam.

Di era '70-an, Fogerty berpisah dengan gitar ikoniknya itu. Dua dekade kemudian, ia ditawari untuk membelinya kembali dengan harga $40,000. Tapi, kenangan buruk tentang perseteruan hukum membuatnya enggan. Baginya, gitar itu bukan sekadar alat musik, melainkan simbol trauma dan kekecewaan.

Fogerty mengakui bahwa masa-masa bersama CCR dan setelahnya tidaklah membahagiakan. Ia merasa terluka dan ‘rusak'. Padahal, ia memulai karirnya dengan penuh semangat dan keceriaan. Perjalanan karirnya yang seharusnya menjadi panggung kebahagiaan malah berubah menjadi medan pertempuran hukum. Ironis, ya kan?

Namun, semua berubah ketika sang istri, Julie, diam-diam membeli gitar itu dan memberikannya sebagai hadiah Natal. Kejutan ini menjadi titik balik dalam hidup Fogerty. Ia mulai merasakan kembali kegembiraan dalam bermusik. Bahkan, gitar itu ia gunakan untuk merekam album terbarunya, Legacy – The Creedence Clearwater Revival Years.

Album Legacy sendiri adalah rekaman ulang lagu-lagu klasik CCR dengan aransemen yang cermat. Bagi Fogerty, ini adalah cara untuk menghubungkan kembali dirinya dengan masa lalu dan menemukan kembali semangat bermusik yang sempat hilang. Ia ingin merasakan kembali kegembiraan yang pernah ia rasakan saat pertama kali bermain musik.

Peristiwa ini membuktikan bahwa kadang, move on itu butuh bantuan dari orang tersayang. Julie, sang istri, adalah pahlawan tanpa tanda jasa dalam cerita ini. Kalau kata pepatah, di balik pria sukses, ada wanita hebat. Setuju, kan?

Reuni Sang Gitar: Lebih Dari Sekadar Alat Musik

Kembalinya gitar "Acme" ke tangan Fogerty bukan hanya sekadar reuni dengan alat musik. Lebih dari itu, ini adalah simbol rekonsiliasi dengan masa lalu dan pemulihan diri. Gitar itu menjadi jembatan yang menghubungkan Fogerty dengan semangat bermusik yang dulu pernah membara.

Menurut Fogerty, ia memutuskan untuk merekam ulang lagu-lagu CCR karena tiga alasan. Pertama, ia merasa bebas melakukan apa pun yang ia inginkan di usia 80 tahun. Kedua, ia menyadari bahwa ia mungkin tidak akan pernah memiliki hak kepemilikan atas rekaman asli lagu-lagu CCR. Ketiga, ia merasa ada kegembiraan yang lebih terasa dalam rekaman barunya dibandingkan dengan versi aslinya.

Fogerty mengibaratkan situasinya dengan Taylor Swift, yang berjuang untuk mendapatkan kembali hak atas musiknya. Meskipun ia tidak memiliki hak kepemilikan atas rekaman asli CCR, ia tetap ingin memberikan sentuhan pribadinya dan menghadirkan kembali lagu-lagu tersebut dengan semangat yang baru.

Meskipun sempat merilis lagu baru berjudul "Weeping in the Promised Land" pada tahun 2021, Fogerty tidak terlalu bersemangat untuk membuat album berisi lagu-lagu orisinal baru. Namun, ia mengakui bahwa ia terinspirasi setelah menerima American Music Honors. Saat itu, Bruce Springsteen melantiknya dan Jackson Browne memimpin penampilan lagu "Take It Easy" dari Eagles.

Setelah acara tersebut, Fogerty merasa sangat bersemangat untuk menulis dan merekam lagu. Inspirasi bisa datang dari mana saja, ya kan? Bahkan dari sesama musisi legendaris! Ia merasa seolah-olah semangat bermusik dalam dirinya kembali menyala setelah sekian lama padam.

Alasan Utama John Fogerty Rekam Album ‘Legacy'

Legacy bukan hanya tentang nostalgia, tapi juga tentang mengambil kendali atas narasi sendiri. Fogerty ingin menghadirkan kembali lagu-lagu CCR dengan versinya sendiri, dengan semangat dan kegembiraan yang mungkin tidak terasa dalam rekaman aslinya. Ini adalah cara untuk merayakan warisan musiknya dan memberikan hadiah kepada dirinya sendiri.

Jadi, pelajaran yang bisa kita petik dari kisah John Fogerty ini adalah: jangan pernah menyerah pada mimpi, seberat apa pun rintangannya. Dan yang paling penting, keep rocking!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Perplexity Labs Incar Pekerjaan Anda di Indonesia

Next Post

Menteri Dorong Daerah Manfaatkan Aset Negara untuk Koperasi Desa Demi Kemandirian Ekonomi