Dark Mode Light Mode

Johnny Marr Tolak Reuni The Smiths: Firasatnya Tak Mendukung

Siapa yang tidak kenal The Smiths? Band legendaris yang musiknya menemani galau generasi 80-an ini hampir saja comeback di tahun 2025. Kabar mengejutkan ini tentu membuat banyak penggemar lama berharap, namun sayangnya, harapan itu harus pupus di tengah jalan. Kenapa? Mari kita bedah drama di balik panggung musik ini.

The Smiths: Antara Nostalgia dan Realita

The Smiths, ikon musik indie rock, telah lama menjadi bagian dari sejarah musik dunia. Dikenal dengan lirik puitis Morrissey dan permainan gitar khas Johnny Marr, band ini berhasil menciptakan identitas unik yang membedakan mereka dari band lain seangkatannya. Lagu-lagu mereka, seperti "This Charming Man" dan "There Is a Light That Never Goes Out," masih sering diputar hingga kini, membuktikan bahwa musik mereka timeless. Legacy The Smiths bukan hanya tentang musik, tetapi juga tentang pengaruh mereka terhadap budaya pop dan fashion.

Namun, di balik kesuksesan itu, tersembunyi perseteruan internal yang akhirnya membubarkan band ini di puncak kejayaannya. Hubungan antara Morrissey dan Johnny Marr, dua otak di balik The Smiths, selalu penuh gejolak. Perbedaan visi dan ego menjadi bom waktu yang akhirnya meledak. Setelah bubar, masing-masing personil melanjutkan karir solo dengan kesuksesan yang bervariasi.

Tawaran Reunion yang Menggiurkan, Tapi…

Tahun 2024, sebuah tawaran fantastis datang menghampiri The Smiths: reuni dan tur dunia di tahun 2025. Tawaran ini tentu sangat menggiurkan, terutama dari segi finansial. Bayangkan saja, jutaan dolar bisa diraup dari penjualan tiket konser dan merchandise. Bagi penggemar, ini adalah kesempatan emas untuk menyaksikan kembali band idola mereka tampil di atas panggung.

Morrissey, sang vokalis kontroversial, dikabarkan menerima tawaran tersebut. Ia beralasan bahwa ini mungkin kesempatan terakhir bagi mereka untuk mengucapkan terima kasih kepada para penggemar yang telah setia mendukung mereka selama ini. Selain itu, faktor usia juga menjadi pertimbangan Morrissey. Ia merasa bahwa waktu terus berjalan, dan reuni ini bisa menjadi penutup yang manis bagi karir mereka.

Johnny Marr: Prinsip di Atas Materi

Namun, jawaban berbeda datang dari Johnny Marr, sang gitaris jenius. Ia menolak tawaran reuni tersebut. Alasannya? "The vibe’s not right." Alasan ini terdengar sederhana, tetapi memiliki makna yang mendalam. Marr merasa bahwa chemistry antara dirinya dan Morrissey sudah tidak sejalan lagi. Memaksakan reuni hanya demi uang akan merusak warisan The Smiths.

Marr menambahkan bahwa ia sangat menikmati karir solonya saat ini. Ia masih bersemangat untuk menciptakan musik baru dan menjadi musisi yang lebih baik. Baginya, prinsip dan idealisme lebih penting daripada sekadar mengejar keuntungan materi. Keputusan Marr ini menunjukkan bahwa ia memiliki integritas yang kuat sebagai seorang seniman.

Morrissey vs. Marr: Perseteruan yang Tak Kunjung Usai

Reaksi Morrissey terhadap penolakan Marr cukup pedas. Ia menyebut Marr sebagai orang yang insecure dan penakut, sama seperti saat mereka masih tergabung dalam The Smiths di era 80-an. Pernyataan ini tentu semakin memperkeruh suasana dan memperjelas bahwa hubungan antara keduanya masih sangat dingin.

Perseteruan antara Morrissey dan Marr memang sudah menjadi rahasia umum. Sejak bubarnya The Smiths, keduanya sering terlibat dalam perang kata-kata di media. Perbedaan pandangan dan ego yang besar menjadi penyebab utama perseteruan ini. Sulit membayangkan keduanya bisa bersatu kembali dalam waktu dekat.

Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Kisah Ini?

Kisah reuni The Smiths yang gagal ini memberikan beberapa pelajaran berharga. Pertama, prinsip lebih penting daripada uang. Johnny Marr menunjukkan bahwa integritas seorang seniman tidak bisa dibeli dengan uang. Kedua, chemistry itu penting. Sebuah band tidak akan bisa sukses jika personilnya tidak memiliki chemistry yang baik. Ketiga, jangan memaksakan sesuatu yang sudah tidak sejalan. Memaksakan reuni hanya akan menghasilkan pertunjukan yang hambar dan mengecewakan.

The Smiths Tanpa Marr? Bukan The Smiths yang Kita Kenal

Meskipun Morrissey menerima tawaran reuni, tanpa kehadiran Johnny Marr, The Smiths tidak akan sama. Musik The Smiths bukan hanya tentang lirik Morrissey yang kontroversial, tetapi juga tentang permainan gitar Marr yang khas dan inovatif. Tanpa keduanya, esensi The Smiths akan hilang.

Akankah Ada Harapan Reuni di Masa Depan?

Meskipun reuni The Smiths di tahun 2025 gagal terwujud, bukan berarti tidak ada harapan di masa depan. Siapa tahu, suatu hari nanti Morrissey dan Johnny Marr bisa berdamai dan melupakan ego masing-masing. Namun, untuk saat ini, sepertinya reuni The Smiths hanya akan menjadi angan-angan para penggemar. Mungkin, lebih baik kita menikmati lagu-lagu mereka yang sudah ada dan mengenang masa lalu.

Lesson Learned: Jangan Terlalu Berharap pada Reuni Band Favoritmu

Sebagai penutup, kisah reuni The Smiths ini mengingatkan kita untuk tidak terlalu berharap pada reuni band favorit kita. Terkadang, warisan yang sudah ada lebih baik dibiarkan utuh daripada dirusak oleh reuni yang dipaksakan. Lebih baik kita menikmati musik mereka yang sudah ada dan mengenang masa lalu. Siapa tahu, suatu hari nanti keajaiban terjadi, tetapi untuk saat ini, let's just enjoy the memories.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Bahasa Indonesia Jadi Lebih Inklusif di Steam

Next Post

Putin Janjikan Tambahan Pasokan Minyak ke Indonesia, Prabowo Sambut Baik