Dark Mode Light Mode

Kami Membuat Festival Isle of Wight: Ketika Bob Dylan Bermain Tenis Bersama The Beatles

Oke, ini dia artikelnya:

Siapa Bilang Festival Musik Itu Cuma Soal Joget? Nostalgia Isle of Wight!

Dulu, festival musik itu bukan cuma ajang pamer outfit atau cari jodoh (walau nggak ada yang salah juga, sih!). Ada era di mana festival benar-benar jadi blueprint budaya, tempat ide-ide liar bersemi dan musik jadi bahasa pemersatu. Mari kita intip sejarah Isle of Wight Festival, salah satu pionirnya.

Awal Mula yang (Agak) Aneh

Bayangkan: tahun 1968, tiga bersaudara iseng bikin festival buat ngumpulin duit buat kolam renang indoor! Kedengarannya kayak ide anak kuliahan yang kebanyakan begadang, kan? Tapi justru di situlah magisnya. Dengan modal seadanya dan keberanian ala kadarnya, mereka berhasil mendatangkan band-band keren zaman itu, seperti The Pretty Things dan Jefferson Airplane. Bayangkan, kolam renang jadi saksi bisu lahirnya legenda festival!

Bob Dylan dan Telepon Tengah Malam yang Mengubah Segalanya

Tahun berikutnya, mereka naik level. Ronnie, salah satu pendiri, terobsesi mendatangkan Bob Dylan. Usahanya? Menelpon manajer Dylan dari underground magazine! Kedengarannya mustahil, tapi begitulah cara kerja keajaiban. Sampai suatu malam, telegram datang: Dylan setuju! Rasanya kayak menang lotre, tapi versi indie.

Dari Kolam Renang ke Panggung Dunia

Kedatangan Dylan di Isle of Wight Festival 1969 mengubah segalanya. Tiba-tiba, festival ini jadi sorotan dunia. George Harrison, John Lennon, dan Ringo Starr bahkan ikut nimbrung! Bayangkan Dylan main tenis bareng The Beatles. Epic!

1970: Puncak dan Kontroversi

Puncaknya terjadi di tahun 1970. Lebih dari setengah juta orang hadir! The Who, Joni Mitchell, dan The Doors tampil memukau. Tapi, di balik gemerlap panggung, ada juga kontroversi. Kris Kristofferson dicemooh, dan ada gesekan dengan kelompok radikal yang pengin festival gratisan ala Woodstock.

Mitos dan Legenda yang Terus Hidup

Film tentang festival 1970 sempat menciptakan narasi negatif, seolah-olah festival ini adalah bencana. Padahal, kebanyakan orang justru menikmati momen tersebut. Dan soal Jimi Hendrix bakar panggung? Itu mitos! Yang benar, dia main dengan kembang api. Penampilan terakhirnya di Inggris sebelum kepergiannya yang tragis.

Warisan Abadi: Blueprint Festival Modern

Meski sempat vakum akibat tekanan politik, Isle of Wight Festival meninggalkan warisan abadi: blueprint festival modern dengan konsep camping. John Giddings, yang dulu datang sebagai remaja di tahun 1970, menghidupkan kembali festival ini di tahun 2002.

Festival Isle of Wight: Dari Api Neraka Hingga Kembang Api (yang Aman)

Api Abadi Arthur Brown: Lebih dari Sekadar Pertunjukan

Arthur Brown, dengan The Crazy World of Arthur Brown, adalah salah satu penampil ikonik di festival tersebut. Penampilannya yang nyentrik dengan helm menyala adalah trademark-nya. Sayangnya, kadang api itu nggak mau kompromi!

Ketika Helm Menyala Berubah Jadi Mimpi Buruk

Di festival lain, helm menyalanya sempat membakar dirinya sendiri! Untungnya, penonton sigap menyiramnya dengan bir Newcastle Brown. Bayangkan, jadi “Dewa Api Neraka” tapi lebih mirip rakun tenggelam. Awkward!

Gagal Terbang, Tetap Membara

Di Isle of Wight, Arthur Brown berencana terbang dengan balon udara. Tapi angin nggak bersahabat. Alhasil, dia tetap naik panggung dengan kostum dan face paint yang gila, dan gagal menyalakan helmnya. Tapi, penonton tetap cinta! Kadang, kegagalan bisa jadi lebih memorable daripada kesempurnaan.

Isle of Wight: Lebih dari Sekadar Festival, Sebuah Ruang Ekspresi

Isle of Wight Festival, baik di masa lalu maupun sekarang, adalah lebih dari sekadar festival musik. Ini adalah ruang ekspresi, tempat ide-ide berani dilahirkan, dan tempat orang-orang dari berbagai latar belakang berkumpul merayakan musik.

Merayakan Kebebasan di Tengah Kritik

Festival ini selalu berjuang melawan kritik dan batasan. Namun, semangat kebebasan dan kreativitas tetap membara. Inilah yang membuat Isle of Wight Festival tetap relevan hingga kini.

Festival Zaman Now: Apakah Spiritnya Masih Sama?

Festival Isle of Wight saat ini memang jauh berbeda dari versi jadul-nya. Lebih terorganisir, lebih aman, dan mungkin… lebih mainstream. Tapi, benih-benih pemberontakan dan semangat counterculture masih bisa kita rasakan di sana.

The Takeaway: Musik Itu Hidup!

Intinya? Musik itu hidup! Ia berevolusi, beradaptasi, dan terus menginspirasi. Isle of Wight Festival adalah bukti nyata bahwa musik bisa mengubah dunia, sedikit demi sedikit. Jadi, tunggu apa lagi? Cari festival yang sreg di hati, dengerin musik favoritmu, dan siapa tahu, kamu juga bisa bikin sejarah!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pratinjau Pokémon GO Kejuaraan Internasional Amerika Utara 2025: Apa Artinya Bagi Anda

Next Post

Varian NB.1.8.1 yang Lebih Menular Picu Lonjakan Kasus Covid di Asia