Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

CIFTIS: Siswa Indonesia Promosikan Budaya, Banggakan Negeri

Karir Melejit: Pertanyaan Penting VP Google Sebelum Pindah Kerja

Dilema Karier: Antara Gaji Gede dan Belajar Jadi Lebih Gede

Pernah merasa terjebak dalam lingkaran setan karier? Tawaran gaji menggiurkan datang silih berganti, tapi kok ya rasanya hampa. Ibaratnya, punya pacar tajir melintir tapi nggak nyambung diajak ngobrolin deep web. Nah, Yulie Kwon Kim dari Google punya resep jitu: daripada sibuk ngejar jabatan mentereng, mending fokus cari ilmu baru yang bikin otak makin kinclong.

Yulie Kwon Kim, yang sekarang menjabat sebagai VP of Product di Google Workspace (rumah bagi Gmail, Meet, Drive, dan Docs), punya prinsip unik dalam meniti karier. Alih-alih terpaku pada tangga jabatan, ia selalu mempertimbangkan satu hal penting: “Apa yang bisa kupelajari dari pekerjaan ini?”. Prinsip ini membawanya dari eBay, Facebook, hingga akhirnya berlabuh di Google.

Jurus Jitu Yulie: Belajar Dulu, Sukses Kemudian

Kim memulai kariernya di eBay dan bertahan hingga tahun 2010. Pada masa itu, dunia teknologi sedang demam aplikasi mobile. Semua orang di Silicon Valley berlomba-lomba bikin aplikasi, dan para venture capitalist (VC) nggak ragu menggelontorkan dana untuk startup macam Uber dan Airbnb. Kim pun tertarik untuk mendalami dunia aplikasi mobile.

Setelah beberapa tahun malang melintang di startup, Kim merasa butuh tantangan baru. Ia ingin merasakan bagaimana rasanya bekerja di perusahaan raksasa. “Sebagai seorang product leader, saya ingin belajar bagaimana cara membangun produk untuk bisnis berskala besar. Ini adalah kemampuan yang berbeda,” ujarnya.

Keputusannya untuk fokus pada pembelajaran membawanya ke Facebook, di mana ia mengembangkan keahliannya dalam manajemen produk berskala besar. Pengalaman ini menjadi batu loncatan untuk meraih posisinya saat ini di Google.

Karier Itu Marathon, Bukan Sprint

Menurut Kim, karier itu seperti maraton, bukan sprint. Jangan cuma terpaku pada kesempatan yang paling “berkilau” atau bergengsi. Terkadang, perpindahan lateral (pindah posisi yang setara) justru lebih bermanfaat untuk jangka panjang. Dengan memperkaya pengalaman, seseorang akan memiliki lebih banyak keterampilan, relasi, dan bekal untuk meraih kesuksesan.

Intinya: Jangan cuma lihat cover-nya, tapi lihat juga isinya. Ibarat beli gadget, jangan cuma lihat merek dan desainnya, tapi perhatikan juga spesifikasi dan fungsinya.

Di Era AI, Belajar Itu Harga Mati

Fokus pada pembelajaran menjadi semakin penting di era AI. Kecerdasan buatan mengubah banyak industri dengan cepat. Untuk tetap relevan, seseorang harus terus belajar dan beradaptasi.

“Ini adalah hal terpenting yang bisa dilakukan untuk diri sendiri, terutama di era perubahan dan teknologi baru ini. Untuk bisa mengimbangi perkembangan zaman, seseorang harus menjadi pembelajar sejati,” kata Kim.

Jangan Sampai Jadi “Gaptek” di Usia Senja: Tips dari Sang Ahli

Kim memberikan beberapa tips agar tidak menjadi “gaptek” di usia senja:

  1. Jangan takut mencoba hal baru. Keluar dari zona nyaman dan eksplorasi bidang-bidang yang belum pernah disentuh sebelumnya.
  2. Manfaatkan sumber daya yang ada. Ada banyak kursus online, workshop, dan buku yang bisa membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
  3. Bergabung dengan komunitas. Bertukar pikiran dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dapat memberikan inspirasi dan motivasi.
  4. Jangan pernah berhenti bertanya. Rasa ingin tahu adalah kunci untuk terus belajar dan berkembang.
  5. “Ojo dumeh,” jangan merasa sudah paling pintar dan enggan belajar dari orang lain.

Belajar dari Pengalaman: Lebih Berharga dari Sekadar Angka

Kim menekankan bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Jangan hanya terpaku pada teori, tapi juga praktikkan ilmu yang didapat. Dengan terjun langsung ke lapangan, seseorang akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang suatu hal.

Analogi sederhana: Belajar masak dari buku resep itu penting, tapi lebih penting lagi adalah praktik langsung di dapur. Dengan praktik, seseorang akan tahu bagaimana cara mengatasi masalah yang mungkin timbul, seperti kurang garam atau terlalu banyak merica.

Jangan Jadi Katak dalam Tempurung: Perluas Wawasan

Selain fokus pada bidang yang dikuasai, penting juga untuk memperluas wawasan di bidang lain. Dengan memiliki pengetahuan yang luas, seseorang akan lebih mudah beradaptasi dengan perubahan dan melihat peluang-peluang baru.

Contohnya: Seorang programmer yang juga memahami marketing akan lebih mudah membuat aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan pasar.

Jadi Pembelajar Sejati: Investasi Terbaik untuk Masa Depan

Dengan fokus pada pembelajaran, seseorang tidak hanya meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan. Di era yang serba cepat dan penuh dengan ketidakpastian ini, kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi adalah aset yang tak ternilai harganya. Jadi, tunggu apa lagi? Mari kita jadi pembelajar sejati dan raih kesuksesan di masa depan!

Jangan Biarkan Kariermu Jadi Monoton: Saatnya Upgrade Diri!

Daripada cuma scrolling TikTok tanpa henti, mending manfaatkan waktu luang untuk belajar hal baru. Ikut kursus online, baca buku, atau dengerin podcast yang bermanfaat. Jangan biarkan kariermu stagnan. Saatnya upgrade diri dan jadi versi terbaik dari dirimu!

Previous Post

Rolls Phantom: 100 Tahun Ikon, Apa Artinya Bagi Generasi Muda?

Next Post

Super Mario Galaxy: Beli Switch, Nostalgia Bareng Gak Nih?

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *