Dark Mode Light Mode

KATAKLYSM Terjun ke Dunia Bahasa Indonesia dengan Single ‘The Rabbit Hole’

Dunia terasa makin absurd, kan? Rasanya kayak lagi nonton sinetron azab tanpa akhir. Untungnya, ada band metal yang sadar dan siap memberikan soundtrack untuk kebingungan kita ini.

Genre death metal mungkin terdengar menakutkan, tapi sebenarnya banyak band yang menyuarakan kegelisahan eksistensial kita. Dari sekadar gebukan drum yang brutal sampai lirik yang bikin mikir, musik metal punya cara tersendiri buat menyampaikan pesan.

Sejarah musik metal sendiri panjang dan berliku, dari akar blues rock sampai evolusi menjadi subgenre yang semakin kompleks. Tiap generasi punya band metal favoritnya masing-masing, dan setiap band punya cara unik untuk mengekspresikan diri. Kita juga bisa melihat evolusi genre metal yang mencerminkan perubahan sosial dan politik di masyarakat.

Dari thrash metal yang penuh amarah hingga doom metal yang melankolis, spektrumnya luas banget. Nah, kalau death metal, biasanya identik dengan tema-tema kelam, kecepatan tempo yang gila, dan vokal yang… well, kayak lagi ngamuk. Tapi justru di situlah letak daya tariknya.

Tapi jangan salah, di balik keganasan musik metal, seringkali tersimpan pesan-pesan penting. Kegelisahan sosial, kritik terhadap otoritas, bahkan refleksi filosofis tentang kehidupan dan kematian bisa kita temukan di lirik-lirik lagu metal. Dan kadang, cuma lewat musik keras seperti ini, pesan itu bisa tersampaikan dengan lebih efektif.

Kataklysm Menggali Lebih Dalam: "The Rabbit Hole" Siap Mengguncang Dunia!

Kataklysm, band death metal asal Montreal, Kanada, baru saja merilis single terbaru mereka yang berjudul "The Rabbit Hole". Single ini bukan sekadar lagu metal biasa; ini adalah ajakan untuk bangun, melawan, dan menolak ilusi kontrol. Singkatnya, ini lagu wajib denger buat kita yang lagi merasa dunia makin sinting.

"The Rabbit Hole" direkam di beberapa studio di Amerika Serikat dan Kanada, diproduseri, dimix, dan dimastering oleh gitaris band, Jean-François Dagenais. Yang menarik, lagu ini juga melibatkan Clemens Wijers dari Carach Angren yang bertanggung jawab atas ambient sound effects dan bagian synth. Bayangin deh, death metal dipadu sentuhan ambient dan synth? Pasti bikin penasaran, kan?

Maurizio Iacono, vokalis Kataklysm, menjelaskan bahwa "The Rabbit Hole" adalah single standalone pertama band ini sejak lagu klasik "Iron Will". Menurutnya, di tengah dunia yang makin kacau dan orang-orang mencari tujuan dan kebenaran, mempertanyakan berbagai hal adalah sesuatu yang penting untuk dilakukan.

Kataklysm Menantang Status Quo: Musik sebagai Protes Abad Ini

Lagu ini seolah jadi soundtrack untuk kita yang lagi skeptis sama dunia. Banyak banget noise dan distorsi di sekitar kita, jadi penting buat percaya sama insting dan membedakan mana yang benar dan mana yang cuma dijejalkan ke kita. Kataklysm mengajak kita buat berpikir kritis dan gak gampang kemakan omongan orang. Think for yourself, guys!

"The Rabbit Hole" hadir dengan visualizer video yang digarap oleh Ingo Sporl dari Hard Media. Videonya dijamin bikin merinding dan menambah kesan dark dan misterius dari lagu ini. Jadi, selain dengerin lagunya, jangan lupa tonton juga videonya, ya!

Album kelima belas Kataklysm, "Goliath", dirilis pada Agustus 2023 melalui Nuclear Blast Records. Album ini juga diproduseri dan direkayasa oleh Dagenais. Untuk mixing dan mastering, band ini kembali bekerja sama dengan Chris Clancy dibantu oleh Colin Richardson. Album Goliath sendiri mengangkat tema pertarungan epik antara David dan Goliath, yang tercermin dalam musik dan artwork album.

"Goliath": Kisah Epik dalam Raungan Death Metal

Artwork album "Goliath" digarap oleh ilustrator metal terkenal asal Berlin, Eliran Kantor (Testament, Fleshgod Apocalypse). Kantor berhasil menangkap esensi tema David melawan Goliath dengan sentuhan macabre yang sesuai dengan nuansa album yang gelap dan penuh kegelisahan.

Kataklysm: Lebih dari Sekadar Death Metal, Sebuah Refleksi Zaman

Kataklysm membuktikan bahwa death metal bukan cuma sekadar musik bising. Mereka menggunakan musik sebagai wadah untuk menyuarakan keresahan, mempertanyakan kebenaran, dan mengajak kita untuk berpikir kritis. "The Rabbit Hole" adalah bukti nyata bahwa musik metal bisa jadi soundtrack yang tepat untuk menghadapi dunia yang makin absurd ini.

Lagu ini bukan cuma buat headbanging, tapi juga buat mikir. Dengerin baik-baik liriknya, resapi pesannya, dan jangan biarkan diri kita hanyut dalam arus informasi yang menyesatkan. Percaya sama diri sendiri, pertanyakan semuanya, dan lawan ilusi kontrol.

Buat kamu yang lagi merasa lost atau kebingungan, dengerin "The Rabbit Hole". Siapa tahu, musik keras ini justru bisa jadi penuntun jalan keluar dari labirin kebingungan.

Jadi, tunggu apa lagi? Langsung aja dengerin "The Rabbit Hole" dan rasakan sendiri kekuatan musik Kataklysm. Siapa tahu, kamu juga jadi pengen bikin band metal sendiri dan menyuarakan keresahanmu.

Jangan lupa juga buat dengerin album "Goliath" dan menjelajahi dunia Kataklysm yang penuh kegelapan dan refleksi. Dijamin, pengalaman mendengarkan Kataklysm bakal bikin kamu berpikir ulang tentang banyak hal.

Pada akhirnya, "The Rabbit Hole" lebih dari sekadar lagu. Ini adalah panggilan untuk bertindak, untuk mempertanyakan, dan untuk melawan. Ini adalah soundtrack untuk generasi yang menolak untuk diam.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Pengamatan Dampak Eksisi Bantalan Lemak Infrapatelar terhadap Fungsi Lutut

Next Post

<p><strong>Gaya "Bottom-Up" Monolith Soft: Tim Dev Diberi Otonomi Penuh</strong></p>