Siapa bilang band indie pop nggak bisa comeback? Kisah Heavenly dimulai di dapur Amelia Fletcher dan Rob Pursey, ketika putri bungsu mereka tiba-tiba ngamuk karena menemukan orang tuanya “nongol” di timeline TikTok-nya. Padahal, Fletcher dan Pursey sama sekali nggak ngerti apa yang terjadi! Ini membuktikan bahwa kadang, ketenaran bisa datang dari arah yang paling nggak terduga.
Heavenly, yang terbentuk dari abu band C86 kesayangan, Talulah Gosh, sempat merajai kancah indie di era 90-an. Dengan empat album dan sejumlah EP, mereka meninggalkan jejak manis sebelum tragedi menimpa mereka di tahun 1996. Setelah bertahun-tahun vakum, kebangkitan Heavenly ditandai dengan viral-nya lagu mereka di TikTok, menarik perhatian generasi baru ke musik indie pop klasik mereka. Dan voila!, Heavenly kembali hadir.
TikTok dan Kebangkitan Tak Terduga: Saat Gen Z Jatuh Cinta pada Musik 90-an
Fenomena “P.U.N.K. Girl” di TikTok adalah contoh sempurna bagaimana social media bisa memberikan napas segar bagi karya-karya lama. Bayangkan, lagu yang dirilis 30 tahun lalu tiba-tiba jadi soundtrack video anak muda! Bahkan, lagu “Me and My Madness” juga ikut-ikutan viral. Ini menunjukkan bahwa musik yang bagus akan selalu menemukan jalannya, terlepas dari platform atau zaman.
Kebangkitan Heavenly bukan cuma soal nostalgia. Mereka nggak mau jadi band yang cuma manggungin lagu-lagu lama. Makanya, mereka merilis single baru, “Portland Town,” dan sedang menyiapkan album baru. Ini membuktikan bahwa mereka masih punya semangat dan kreativitas yang sama seperti dulu. Old but gold, kan?
Skep Wax: Label Indie yang Menghidupkan Kembali Semangat DIY
Selain aktif bermusik, Fletcher dan Pursey juga menjalankan label indie bernama Skep Wax, tempat mereka merilis karya band-band muda seperti Lightheaded, Jeanines, dan The Cords. Ini menunjukkan komitmen mereka untuk terus mendukung dan memajukan kancah musik indie. Skep Wax bukan cuma label, tapi juga wadah bagi komunitas indie untuk berkembang.
Pursey mengakui, daripada jadi “sesepuh” indie, mereka lebih memilih tetap jadi remaja dengan band dan label. Mungkin kombinasi ini nggak sehat, tapi itulah yang membuat Heavenly tetap relevan dan menyenangkan. Who needs a mid-life crisis when you can have a band revival?
Reissue Album dan Menghidupkan Kembali Kenangan
Awalnya, Heavenly nggak berencana merilis ulang album mereka. Tapi, setelah kompilasi single mereka sukses besar, mereka memutuskan untuk membuat label sendiri dan merilis ulang semua album mereka. Untungnya, hubungan baik mereka dengan Matt Haynes dan Claire Wadd dari Sarah Records memudahkan proses perizinan.
Fletcher bahkan menemukan klausul ajaib dalam kontrak lama mereka dengan Wiiija yang memungkinkan mereka mendapatkan kembali hak atas album “Operation Heavenly.” Talk about a lucky break! Intinya, semua berjalan lancar dan album-album klasik Heavenly kini bisa dinikmati dalam format vinyl yang keren.
Gigs, Album Baru, dan Semangat yang Tak Pernah Padam
Awalnya, Heavenly cuma berniat manggung sekali. Tapi, setelah latihan dan mengingat-ingat lagu lama, mereka sadar bahwa mereka masih menikmati bermain musik bersama. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menjadi band aktif lagi. One gig led to another, and suddenly, they’re back in the game!
Bagi Pursey, penting untuk menciptakan lagu baru agar nggak bosan cuma memainkan lagu-lagu lama. Lagu baru adalah cara untuk menghibur diri sendiri, sekaligus memberikan sesuatu yang segar bagi penggemar. Ini adalah langkah komersial yang brilian, meskipun dia mengakuinya dengan nada bercanda.
“Operation Heavenly”: Babak Baru Setelah Tragedi
Proses perilisan album “Operation Heavenly” diwarnai dengan kesedihan mendalam atas meninggalnya Mathew. Banyak lagu di album itu belum pernah mereka mainkan secara live, sehingga terasa segar dan baru bagi mereka. Inilah yang membuat Pursey lebih bersemangat memainkan lagu-lagu dari album itu dibandingkan yang lain.
Cathy Rogers mengakui bahwa mereka sempat gugup mendengarkan kembali album-album lama mereka. Tapi, ternyata musik mereka masih terdengar fresh dan relevan. Mereka merasa bahwa mereka sudah semakin mahir dalam bermusik. Turns out, they still got it!
Daylight vs. Darkness: Perdebatan Abadi Soal Gigs
Heavenly punya pandangan yang berbeda soal manggung di festival. Amelia ingin bermain di festival karena bisa menjangkau penggemar muda yang mungkin belum pernah mendengar musik mereka. Sementara itu, Rob nggak suka bermain musik di udara terbuka atau di siang hari.
Pete Momtchiloff, sang gitaris, justru mendukung gigs siang hari karena alasan sosial. Dia bilang, ada lebih banyak waktu untuk ngobrol dengan orang-orang dan transportasi umum masih beroperasi. Who knew daytime gigs could be so practical?
Album Favorit dan Rencana Masa Depan
Setiap anggota Heavenly punya album favorit masing-masing. Cathy menyukai “Operation Heavenly” karena perpaduan lagunya yang menarik dan semangatnya yang chipper. Amelia menyukai EP “Atta Girl” karena mereka punya visi yang jelas saat membuatnya. Sementara itu, Rob juga menyukai “Operation Heavenly” karena produksinya yang bagus dan energinya yang kuat.
Saat ini, Heavenly sedang mengerjakan album baru. Mereka sudah merekam sebagian lagu dan berencana merilisnya dalam waktu dekat. Proses penulisan lagu berjalan lancar berkat kontribusi Ian Button, yang kini menjadi drummer mereka. New music, new energy, same old Heavenly!
Kondisi Musik Underground Saat Ini: Tantangan dan Peluang
Heavenly punya pandangan yang optimis tentang kondisi musik underground saat ini. Mereka melihat banyak band muda yang berbakat dan bersemangat. Tantangannya adalah bagaimana mempromosikan band-band ini agar bisa dikenal lebih luas.
Rob Pursey menekankan pentingnya komunitas dalam musik underground. Dia bilang, bermain gig bersama band lain membuat mereka merasa seperti bagian dari geng. Ini adalah perasaan yang menyenangkan dan selalu menjadi daya tarik musik underground.
Pesan untuk Band Underground: Jangan Jual Jiwa!
Pete Momtchiloff memberikan pesan bijak untuk band underground yang merasa tertekan untuk berkompromi demi menghasilkan uang. Dia bilang, nggak ada salahnya menjual musik untuk menghasilkan uang. Tapi, jangan sampai hal itu membuat kamu nggak menikmati musik atau berkarya dengan baik. Sell out if you want, but don’t lose yourself in the process!
Intinya, Heavenly adalah bukti bahwa musik yang bagus akan selalu menemukan jalannya. Dengan semangat DIY, dukungan komunitas, dan sedikit keberuntungan, band indie bisa terus berkarya dan menginspirasi generasi baru. Jadi, jangan pernah berhenti bermimpi dan teruslah bermain musik!