Dark Mode Light Mode

Kementerian Pariwisata RI Berang: Pemerasan Turis di Destinasi Unggulan Rusak Citra Indonesia

Indonesia itu indah, tapi jangan sampai bikin kantong bolong! Ada kabar kurang sedap nih soal praktik pemerasan terhadap turis di beberapa destinasi wisata. Untungnya, pemerintah gercep ambil tindakan. Yuk, simak selengkapnya!

Turis Resah, Pemerintah Bertindak!

Wakil Menteri Pariwisata, Ni Luh Puspa, langsung tancap gas mengadakan rapat online dengan para pemangku kepentingan pariwisata. Gara-garanya? Laporan pemerasan terhadap turis yang semakin meresahkan, salah satunya di Sumba, Nusa Tenggara Timur. Jangan sampai pengalaman liburan yang seharusnya healing malah jadi dealing dengan oknum nggak bertanggung jawab.

Indonesia memang lagi gencar-gencarnya mempromosikan destinasi wisata di luar Bali. Tujuannya bagus, biar ekonomi merata dan keindahan Indonesia semakin dikenal dunia. Tapi, promosi tanpa pengawasan dan penegakan hukum yang tegas, bisa jadi bumerang. Don't get me wrong, Sumba itu keren banget dengan budaya unik dan alam yang memukau. Tapi, kalau ada oknum yang merusak citra, ya sayang banget kan?

Laporan pemerasan ini mencuat setelah video seorang Youtuber "Jajago Keliling Indonesia" viral. Mereka mengalami kejadian kurang menyenangkan saat mengunjungi kawasan Jalan Poros Tengah Ratenggaro, dekat Pantai Ratenggaro dan Kampung Adat Ratenggaro di Sumba. Kejadian ini jadi wake-up call buat kita semua.

Singkat cerita, Youtuber tersebut ditawari jasa foto oleh anak-anak muda setempat. Awalnya sih biasa aja, tapi lama-lama mereka dikelilingi banyak orang yang meminta uang, donasi, dan dukungan lainnya. Mirisnya, ada juga orang dewasa yang ikut-ikutan. Ini jelas bukan budaya yang kita inginkan di destinasi wisata kita.

Menanggapi hal ini, Wamenpar Ni Luh Puspa menegaskan bahwa praktik seperti ini tidak boleh terjadi. Pemerintah pusat dan Kementerian Pariwisata mendukung tindakan tegas dari pemerintah daerah dan aparat penegak hukum untuk menindak pelaku pemerasan. Tapi ingat, pendekatan yang compassionate, preventif, dan edukatif juga penting, terutama untuk anak-anak lokal.

Fokus Pemerintah: Wisata Aman dan Nyaman

Kementerian Pariwisata akan terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan dinas pariwisata provinsi dan kabupaten agar masyarakat mendapatkan bantuan dalam mengelola destinasi dan meningkatkan kesadaran wisata. Ini bukan cuma soal menindak pelaku, tapi juga memberikan solusi jangka panjang.

Jangan Kasih Ikan, Ajari Mancing!

Wamenpar juga mengimbau para turis untuk tidak memberikan hadiah, donasi, atau treats secara langsung kepada anak-anak. Sebaiknya, salurkan bantuan melalui lembaga desa, tokoh masyarakat, LSM, atau pemerintah daerah agar bantuan tersebut bisa didistribusikan secara tepat dan bertanggung jawab.

Tujuannya adalah untuk mencegah anak-anak memiliki ekspektasi berlebihan terhadap turis dan orang asing. Ini penting banget, terutama di destinasi yang sedang mengembangkan sektor pariwisatanya, termasuk di Bali. Kita nggak mau kan, generasi muda kita tumbuh dengan mentalitas "minta-minta"?

Sumba Harus Jadi Contoh yang Baik

Wamenpar berharap kejadian ini menjadi titik balik bagi pariwisata di Sumba dan NTT. Kolaborasi harus ditingkatkan untuk membangun pariwisata berkualitas yang tertib dan inklusif. Kita juga mendukung penguatan sumber daya manusia lokal melalui pelatihan digital, pemasaran, dan pengelolaan destinasi berbasis masyarakat (Community-Based Tourism).

Bupati Sumba Barat Daya, Ratu Ngadu Bonu Wulla, juga menegaskan komitmennya untuk memastikan praktik pemerasan terhadap turis tidak terulang kembali. Masyarakat menyadari bahwa tindakan tersebut memalukan dan melanggar aturan.

Pemerintah daerah akan memasang papan informasi di pintu masuk dan di area Kampung Adat Ratenggaro yang berisi daftar harga resmi aktivitas wisata, termasuk tiket masuk, tarif naik kuda, tarif foto, dan aktivitas wisata lainnya berdasarkan peraturan desa. Ini penting agar turis punya pegangan dan nggak gampang diperdaya.

Pengawasan juga akan diperketat dengan dukungan dari TNI, Polri, dan Satpol PP. No more drama, Sumba harus jadi destinasi yang aman dan nyaman buat semua orang.

Bali: Belajar dari Pengalaman

Bali, sebagai destinasi wisata yang lebih matang, juga perlu belajar dari kejadian di Sumba. Jangan sampai kasus serupa terjadi di Bali. Antisipasi dan edukasi adalah kunci utama. Kita harus menjaga citra Bali sebagai surga yang ramah dan menyenangkan.

Kunci Sukses: Edukasi dan Kesadaran

Intinya, memberantas praktik pemerasan terhadap turis bukan cuma tugas pemerintah dan aparat penegak hukum. Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Masyarakat, pelaku usaha pariwisata, dan turis sendiri harus saling bahu-membahu menciptakan ekosistem pariwisata yang sehat dan berkelanjutan. Mari kita wujudkan Indonesia sebagai destinasi wisata impian yang aman, nyaman, dan berkesan!

Mari budayakan wisata bertanggung jawab, menghormati budaya lokal, dan melaporkan jika menemukan praktik mencurigakan. Dengan begitu, kita bisa menikmati keindahan Indonesia tanpa rasa khawatir. Jangan lupa, liburan itu untuk relaksasi, bukan untuk negosiasi harga yang nggak jelas!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

BOYNEXTDOOR Raih Kemenangan Perdana dengan "I Feel Good" di "M Countdown"; HI-BOYZ, (G)I-DLE, dan Lainnya Meriahkan Panggung

Next Post

Capcom Fighting Collection 2 Rebut Puncak Tangga Jepang dengan Baku Hantam Sengit