Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Budaya Asli Amerika Dirayakan di Discovery Park 2025

Kendrick Lamar Ukir Sejarah: 50 Miliar Stream di Spotify

Mungkin para server Spotify sekarang sedang pusing tujuh keliling, mencoba menghitung setiap bit dan byte dari puluhan miliar stream yang digelontorkan oleh satu nama: Kendrick Lamar. Bukan sulap bukan sihir, fenomena ini nyata. Artis sekaliber Lamar ini baru saja menorehkan angka fantastis yang bikin dompet digital pun minder: resmi melampaui 50 miliar total stream di platform musik raksasa tersebut. Sebuah pencapaian yang menempatkannya dalam daftar eksklusif, seolah ia baru saja membuka cheat code tersembunyi untuk mendominasi jagat streaming.

Ketika Angka Bicara: Bukan Sekadar Jago Ngerap, Tapi Juga Jago Ngumpulin Angka

Kendrick Lamar kini menjadi artis ke-14 dalam sejarah Spotify yang berhasil menembus batas 50 miliar stream tersebut. Angka ini bukan sekadar deretan nol, melainkan bukti nyata dominasi dan daya tariknya di panggung musik global. Lebih spesifik lagi, di kategori hip-hop, ia menjadi rapper kelima yang berhasil mencapai tonggak monumental ini.

Pencapaian ini menempatkannya dalam jajaran elite di samping nama-nama besar lain yang sudah lebih dulu mencicipi kejayaan streaming. Rapper lain yang telah melampaui 50 miliar stream di Spotify adalah Travis Scott, Eminem, Kanye West, dan tentu saja, rival bebuyutannya saat ini, Drake. Kehadiran Lamar di daftar ini menegaskan posisinya sebagai salah satu maestro hip-hop paling berpengaruh di generasinya.

Sepanjang kariernya yang gemilang, Lamar telah merilis total enam album studio yang menjadi fondasi kesuksesan streaming-nya. Mulai dari “Section.80” yang menjadi pintu gerbangnya, hingga karya-karya ikonik seperti “Good Kid, M.A.A.D City” dan “To Pimp a Butterfly” yang memenangkan pujian kritis. “Damn.” dan “Mr. Morale & The Big Steppers” juga turut menyumbang pundi-pundi stream yang tidak sedikit.

Baru-baru ini, ia juga meluncurkan “GNX”, menambah panjang daftar mahakaryanya. Kumpulan album ini, dengan narasi dan produksi yang mendalam, telah menarik jutaan pendengar untuk kembali dan menekan tombol putar berulang kali. Ini bukan hanya tentang kuantitas, tetapi juga kualitas yang mampu menciptakan loyalitas pendengar.

Beberapa lagunya bahkan telah menjadi anthem di berbagai playlist dan skenario kehidupan modern. Sebut saja “luther,” “All The Stars,” “Not Like Us,” dan “Money Trees,” yang secara konsisten menempati posisi teratas di tangga lagu Spotify. Lagu-lagu ini tidak hanya populer karena beat yang catchy atau lirik yang kuat, tetapi juga karena resonansinya dengan pengalaman pendengar.

Daya tarik musik Kendrick Lamar, yang terbukti dari angka streaming fantastis ini, memang sulit terbantahkan. Namun, di balik semua kemeriahan itu, perjalanan Kendrick Lamar di jagat musik tidak selalu mulus tanpa hambatan. Seringkali, semakin tinggi pohon menjulang, semakin kencang angin menerpa.

Drama di Balik Layar: Stream Lancar, Tapi Pengadilan Menanti?

Salah satu “angin” kencang yang sedang menerpa Lamar datang dari rivalitasnya dengan Drake. Rapper asal Kanada itu saat ini sedang dalam proses menempuh jalur hukum terhadap Universal Music Group (UMG), label yang menaungi Lamar, terkait promosi lagu hit “Not Like Us.” Ini adalah plot twist yang mungkin tidak banyak diprediksi oleh penggemar.

Drake menuduh bahwa UMG telah menggunakan “taktik terselubung” untuk secara artifisial meningkatkan popularitas lagu “Not Like Us.” Alih-alih merayakan kesuksesan komersial, gugatan ini menyoroti tuduhan manipulasi streaming yang berpotensi merugikan reputasi industri. Tuduhan ini tentu saja menambahkan bumbu perseteruan mereka ke level yang lebih serius daripada sekadar adu lirik di diss track.

Pokok masalah utama bagi Drake adalah lirik dalam “Not Like Us” yang menurutnya bersifat pencemaran nama baik. Di dalam lagu tersebut, Lamar secara terang-terangan melontarkan rima yang menyengat: “Certified Lover Boy? Certified pedophiles… Why you trollin’ like a btch? Ain’t you tired? / Tryna strike a chord and it’s probably A minor.” Lirik ini jelas menargetkan Drake dengan tuduhan yang sangat serius, mengubah beef* musik menjadi masalah hukum.

Gugatan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang batasan ekspresi artistik dan tanggung jawab label musik. Dalam era di mana streaming adalah raja, integritas angka-angka tersebut menjadi krusial. Tuduhan “taktik terselubung” ini berpotensi mengguncang fondasi kepercayaan dalam sistem streaming itu sendiri, bukan hanya antara dua rapper papan atas.

Dari Panggung Dunia ke Server Spotify: Membelah Benua Sambil Terus Bertengkar?

Selain drama hukum yang sedang berlangsung, Kendrick Lamar juga disibukkan dengan petualangan global. Ia saat ini sedang menjalani tur konsernya yang bertajuk Grand National Tour. Tidak sendirian, Lamar ditemani oleh SZA, yang secara konsisten bertindak sebagai co-headliner.

Kombinasi dua kekuatan musik ini tentu saja menjanjikan pengalaman konser yang tak terlupakan bagi para penggemar. Mereka berhasil menjual habis tiket di berbagai kota, membuktikan bahwa daya tarik Lamar melampaui batasan streaming dan perseteruan digital. Energi panggungnya tetap menjadi magnet yang kuat.

Setelah tampil di Stockholm, Swedia, pada tanggal 9 Agustus, kedua bintang ini mengambil jeda singkat dari jadwal tur yang padat. Ini mungkin waktu yang tepat untuk mengisi ulang energi, atau mungkin, bagi Lamar, untuk berkoordinasi dengan tim hukumnya. Sebuah jeda yang sangat dibutuhkan di tengah hiruk-pikuk kesuksesan dan masalah hukum.

Tur Grand National Tour akan kembali bergulir pada tanggal 23 September, dengan pemberhentian berikutnya di Mexico City, Meksiko. Para penggemar di Amerika Latin dan Australia patut berbahagia, karena Lamar dan SZA masih memiliki jadwal yang panjang.

Jadwal tur mereka masih mencakup negara-negara seperti Brasil, Kolombia, Argentina, dan Chili di Amerika Selatan. Setelah itu, mereka akan melanjutkan perjalanan ke benua Australia, memastikan bahwa penggemar di belahan dunia tersebut juga dapat menikmati penampilan langsung mereka. Tur ini adalah bukti nyata bahwa meskipun ada riak-riak di permukaan, mesin musik Kendrick Lamar terus berputar kencang, menembus batasan geografis.

Kendrick Lamar adalah anomali yang menarik di industri musik. Ia berhasil mencapai puncak streaming dengan puluhan miliar play, menggelar tur dunia yang sukses besar, namun di saat yang sama, ia juga terlibat dalam perseteruan hukum kelas kakap yang menyoroti sisi gelap industri. Ini adalah potret seorang seniman yang terus berinovasi, berani bersuara, dan menghadapi segala konsekuensi yang datang bersamanya, membuktikan bahwa menjadi seorang legenda hip-hop di era digital adalah sebuah paket lengkap yang penuh kejutan dan drama.

Previous Post

Cameron Boozer: Perbandingan NBA Ungkap Masa Depan Bintang

Next Post

One UI 8 Beta Kini Terbuka untuk Lebih Banyak Samsung Galaxy

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *