Apakah kamu pernah merasa ingin reset kehidupan? Seperti menekan tombol Ctrl+Alt+Del pada diri sendiri dan memulai semuanya dari awal? Nah, sepertinya Kesha, sang ikon pop yang selalu jujur apa adanya, juga merasakan hal serupa. Konser terbarunya seakan menjadi representasi dari perjalanan emosionalnya, dari keterpurukan hingga kebahagiaan yang akhirnya ia raih.
Perjalanan seorang artist seringkali tidak semulus jalan tol Cipularang saat mudik Lebaran. Ada kalanya penuh lika-liku, bahkan terjal berlubang. Sama halnya dengan Kesha, yang dikenal dengan lagu-lagu party anthem-nya seperti “Die Young” dan “We R Who We R”, ternyata menyimpan cerita perjuangan panjang di balik gemerlap panggung. Kontrak yang mengekang dan tuntutan industri musik yang keras, sempat membuatnya terpuruk.
Namun, seperti phoenix yang bangkit dari abu, Kesha tidak menyerah. Ia terus berkarya, menuangkan segala emosinya ke dalam musik. Album terbarunya, Period, menjadi bukti nyata kebangkitannya. Album ini tidak hanya berisi lagu-lagu catchy yang membuat pendengar ingin berdansa, tapi juga lirik-lirik jujur yang menyentuh hati.
Performa Emosional Lagu “Happy”: Air Mata dan Kebahagiaan di Panggung
Baru-baru ini, sebuah momen mengharukan terjadi saat Kesha membawakan lagu “Happy” dalam konsernya di Ohio. Lagu yang merupakan deep cut dari album Gag Order, album terakhirnya di bawah kontrak lama, ternyata memiliki makna mendalam baginya. Saat menyanyikan lirik-lirik tentang penyesalan dan keinginan untuk mengubah masa lalu, Kesha tak kuasa menahan air mata.
Momen ini terekam dalam video TikTok yang kemudian viral. Terlihat Kesha berjuang menahan isak tangis sambil tetap memetik gitar dan bernyanyi. Di tengah emosi yang meluap, ia bahkan sempat berujar, “Fuck, sorry,” sebelum melanjutkan lagu. Reaksi jujur ini membuat penonton semakin terharu dan memberikan dukungan penuh.
Penonton pun memberikan semangat dengan mengangkat lampu handphone mereka. Aksi spontan ini menunjukkan betapa besar dukungan penggemar terhadap Kesha. Mereka memahami bahwa di balik sosok party girl yang selama ini dikenal, ada seorang wanita yang telah melalui banyak hal dan kini tengah merayakan kebebasannya. Momen ini membuktikan bahwa musik memiliki kekuatan untuk menghubungkan manusia, bahkan dalam kesedihan sekalipun.
“Tits Out Tour”: Merayakan Kebebasan dan Album Baru
Konser di Ohio tersebut merupakan bagian dari “Tits Out Tour”, sebuah tur yang merayakan kebebasan Kesha dari kontrak lamanya dan peluncuran album terbarunya, Period. Tur ini seakan menjadi simbol statement bahwa Kesha telah move on dan siap untuk berkarya dengan passion-nya yang membara. Ia ingin menunjukkan kepada dunia bahwa dirinya adalah dirinya, tanpa terikat oleh aturan dan ekspektasi orang lain.
Tur ini juga menjadi ajang baginya untuk berinteraksi langsung dengan penggemar dan mempersembahkan lagu-lagu terbarunya, termasuk “Joyride”, “Boy Crazy”, dan “Delusional”. Lagu-lagu ini memiliki vibes yang berbeda dari lagu-lagu sebelumnya. Ada sentuhan experimental yang lebih terasa, namun tetap dengan lirik-lirik jujur dan catchy yang menjadi ciri khas Kesha.
Kesha Records: Lahirnya Label Independen, Babak Baru dalam Karier
Kesha tidak hanya merilis album baru, tetapi juga meluncurkan label rekaman independennya sendiri, Kesha Records, bekerja sama dengan Warner Music Group. Langkah ini menunjukkan bahwa Kesha tidak hanya ingin menjadi seorang artist, tetapi juga seorang entrepreneur yang memiliki kendali penuh atas kariernya. Ia ingin memiliki kebebasan untuk berkarya, mengeksplorasi berbagai genre musik, dan mendukung artist lain yang memiliki visi yang sama dengannya.
Peluncuran Kesha Records juga menjadi sinyal bahwa Kesha ingin berkontribusi lebih besar dalam industri musik. Ia ingin menciptakan lingkungan yang lebih suportif dan inklusif bagi para artist, khususnya para artist perempuan. Ia ingin memberikan platform bagi mereka untuk mengekspresikan diri secara bebas dan berkarya tanpa tekanan.
Perjalanan Panjang Menuju Kebahagiaan: Sebuah Inspirasi
Perjalanan Kesha menuju kebahagiaan bukanlah jalan pintas yang bisa ditempuh dengan mudah. Ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi. Namun, ia tidak pernah menyerah. Ia terus berjuang, terus berkarya, dan terus menjadi dirinya sendiri.
Kisah Kesha ini bisa menjadi inspirasi bagi kita semua. Bahwa despite segala kesulitan yang kita hadapi, kita tetap bisa meraih kebahagiaan. Asalkan kita memiliki keberanian untuk menjadi diri sendiri, berjuang untuk impian kita, dan tidak pernah menyerah.
Memeluk Ketidaksempurnaan: Pesan Utama dari Kesha
Kesha mengajarkan kita untuk memeluk ketidaksempurnaan. Ia tidak pernah berusaha untuk menjadi sempurna. Ia justru merayakan keunikannya, termasuk segala kekurangan dan keanehannya. Ia mengajarkan kita untuk mencintai diri sendiri apa adanya.
Jadi, lain kali jika kamu merasa terpuruk atau tidak percaya diri, ingatlah Kesha. Ingatlah perjuangannya, keberaniannya, dan kebahagiaannya. Jadikan kisahnya sebagai motivasi untuk terus berjuang, terus berkarya, dan terus menjadi dirimu sendiri. Siapa tahu, suatu saat nanti kamu bisa menekan tombol Ctrl+Alt+Del pada dirimu sendiri dan memulai babak baru yang lebih bahagia.
Jangan lupa untuk terus mendukung Kesha dan karya-karyanya. Dengarakan album Period, tonton konsernya, dan ikuti perkembangannya di media sosial. Dengan begitu, kamu tidak hanya mendukung seorang artist, tetapi juga mendukung pesan positif tentang kebebasan, keberanian, dan kebahagiaan yang ia bawa.