Musik Lil Wayne: Antara Nostalgia dan Evolusi yang Tak Terhindarkan
Dua tahun lalu, kompilasi I Am Music dirilis, mencoba merangkum perjalanan musik Lil Wayne selama tiga dekade. Sebuah tugas yang nyaris mustahil mengingat rentang waktunya yang luas, dari debutnya di B.G.z hingga rentetan hits di Billboard Hot 100 dan mixtape tak terhitung jumlahnya. Namun, I Am Music seolah melupakan karya-karya awalnya dan lebih memilih lagu-lagu pop arena yang membuatnya menjadi megastar setelah Lollipop. Apakah itu representasi yang akurat? Mungkin tidak sepenuhnya.
Perpecahan dalam katalog Lil Wayne setelah Tha Carter III (2008) menjadi semakin jelas. Di satu sisi, penggemar masih mengaguminya sebagai rapper jenius dengan punchline tajam dan gaya Dirty South yang khas. Di sisi lain, ia telah berevolusi menjadi ikon pop. Elemen-elemen yang dulu membuatnya unik – vokal khas New Orleans, skema rima lucu – kini telah menyatu dalam genre musik secara keseluruhan. Pertanyaannya adalah, apakah ia bisa menciptakan karya yang kurang bergantung pada bakat mentah dan lebih pada konsep?
Reaksi online terhadap Tha Carter VI, album terbarunya, beragam. Tidak separah Funeral (2020) atau I Am Not a Human Being II (2013), Tha Carter VI terdengar lebih bahagia, seolah seorang juara tinju yang sedang bersenang-senang memukul samsak di ruang rekreasinya. Sentuhan ini membuat album ini cukup catchy dan enjoyable untuk didengarkan.
Nostalgia Era Emas: Ketika Lil Wayne Mengingat Akarnya
Tha Carter VI sarat dengan referensi hip-hop klasik. Mungkin terinspirasi oleh kesuksesan Uproar (2018), yang menggunakan beat dari Special Delivery (2001) milik G. Dep, Wayne semakin memperdalam sampling lagu-lagu lama. Dia rap di atas beat Rock the Bells (1985) milik LL Cool J dalam lagu Bells dan menggunakan keyboard fanfare Banned from TV (1998) milik N.O.R.E. dalam lagu Banned from NO. Ini seperti mesin waktu yang membawa kita kembali ke era keemasan hip-hop.
Referensi ini menunjukkan bahwa Wayne tidak melupakan akarnya. Dia menghormati para pendahulu yang telah membuka jalan baginya. Namun, pertanyaan besar kemudian muncul: apakah nostalgia ini cukup untuk membuat Tha Carter VI relevan di era modern? Apakah Wayne hanya mencoba mengulang kejayaan masa lalu atau justru ingin menciptakan sesuatu yang baru dengan elemen-elemen lama?
Relevansi yang Dipertanyakan: Apakah Lil Wayne Masih Punya "Api"?
Masalah utama dengan Tha Carter VI bukanlah relevansinya, tetapi kurangnya taruhan yang berarti. Tidak seperti Tha Carter V (2018), di mana Wayne terdengar emosional dan jujur tentang perjuangannya, Tha Carter VI terasa kurang memiliki tujuan yang jelas. Di album sebelumnya, lirik "I am not number 1, it’s true/I’m number 9-27-82" dari lagu Don’t Cry (bersama XXXTENTACION) terdengar seperti rasa syukur karena masih hidup, terlepas dari posisinya di dunia hip-hop.
Pada Tha Carter VI, motivasi Wayne tampaknya hanya untuk memukau pendengar seperti dulu. Hasilnya adalah lagu-lagu seperti Cotton Candy, Hip-Hop, dan Written History (jika kita bermurah hati). Namun, ada juga lagu-lagu yang kurang memuaskan, seperti The Days (bersama Bono), Peanuts 2 N Elephant (bersama Lin-Manuel Miranda), dan Mula Komin’ In (bersama Lil Novi). Kolaborasi ini terkesan aneh dan tidak menyatu dengan baik dengan gaya Wayne.
Kolaborasi Aneh dan Kritik Politik yang Sepintas: Ke Mana Arah Kreativitas Wayne?
Lagu Peanuts 2 N Elephant menampilkan kolaborasi yang tidak terduga dengan Lin-Manuel Miranda, yang beat-nya terasa amatiran dan canggung. Selain itu, Wayne hanya sekilas menyinggung hubungannya dengan Donald Trump, "I’ma red elephant like Donald Trump, but I still act a donkey like, ‘Ha, what’s up’". Komentar ini terasa kurang bermakna dan tidak memberikan wawasan yang mendalam tentang pandangan politik Wayne. Kolaborasi dan referensi ini menghadirkan pertanyaan: apakah Wayne hanya mencoba mencari perhatian atau justru bereksperimen dengan ide-ide baru yang belum matang?
Lil Wayne: Seniman yang Merasa Nyaman dengan Dirinya Sendiri?
Dalam lagu Bein’ Myself (bersama Mannie Fresh), Wayne bernyanyi, "I can’t be nothing, just me…don’t try to make me someone else". Mannie Fresh menggunakan loop dari melodi Just Being Myself (Dionne Warwick), dan Wayne meyakinkan pendengar mengapa ia harus dibiarkan menjadi dirinya sendiri dan tidak dipaksa untuk berevolusi menjadi seniman yang berbeda. Lirik "Get off my lawn because your lawn chair ain’t a throne yet" menunjukkan bahwa Wayne merasa nyaman dengan posisinya dan tidak peduli dengan ekspektasi orang lain.
Tidak ada yang salah dengan seorang seniman yang merasa puas dengan karyanya. Namun, pendengar tetap memiliki hak untuk memilih karya-karya klasik Wayne daripada yang terbaru. Apakah Wayne hanya ingin bersenang-senang dan menciptakan musik yang ia sukai, atau justru kehilangan sentuhan ajaib yang membuatnya menjadi legenda hip-hop?
Warisan Abadi: Lil Wayne dan Tempatnya dalam Sejarah Hip-Hop
Lil Wayne telah menciptakan warisan yang tak terbantahkan dalam sejarah hip-hop. Dia adalah salah satu rapper paling berpengaruh dari generasinya, dan musiknya telah menginspirasi banyak seniman lain. Walaupun Tha Carter VI mungkin bukan karya terbaiknya, album ini tetap menunjukkan bahwa Wayne masih memiliki bakat dan kemampuan untuk menciptakan musik yang menarik.
Namun, Tha Carter VI juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh seniman yang telah berkarya selama bertahun-tahun. Bagaimana mereka bisa tetap relevan dan terus berevolusi tanpa kehilangan identitas mereka? Bagaimana mereka bisa memuaskan penggemar setia sambil menarik pendengar baru? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang mudah, dan setiap seniman harus menemukan jalannya sendiri.
Pada akhirnya, Tha Carter VI adalah pengingat bahwa Lil Wayne adalah seorang seniman yang kompleks dan terus berkembang. Dia tidak selalu sempurna, tetapi dia selalu jujur pada dirinya sendiri. Dan itulah yang membuatnya menjadi salah satu legenda hip-hop yang paling dicintai. Jangan salahkan dia jika dia hanya ingin menjadi dirinya sendiri, ya kan?
Apakah Tha Carter VI akan menjadi klasik? Mungkin tidak. Namun, album ini tetap merupakan bagian penting dari perjalanan musik Lil Wayne, dan layak untuk didengarkan dan diapresiasi.