Dark Mode Light Mode

Komisaris BUMN Tak Lagi Dapat Bonus: Istana Dorong Reformasi

Oke, berikut adalah artikel yang kamu minta:

Pernah nggak sih, kamu kepikiran, “Enak ya jadi komisaris BUMN, kerjanya kayaknya nyantai tapi dapat bonus gede”? Nah, siap-siap kaget, karena pemerintah punya kejutan yang bakal bikin para komisaris mikir dua kali sebelum nyambi jadi influencer dadakan.

BUMN, singkatan yang sering bikin kita menguap karena bahasannya selalu serius, ternyata punya sisi menariknya juga. Mereka ini, kan, tulang punggung ekonomi negara. Ibaratnya, kalau BUMN batuk, seluruh Indonesia bisa ikut flu. Makanya, pengelolaannya nggak boleh main-main.

Selama ini, salah satu hal yang jadi perdebatan adalah soal tantiem. Istilah kerennya sih performance-based bonus, tapi sederhananya, ya bonus yang dikasih ke eksekutif dan komisaris BUMN kalau perusahaan untung. Nah, bonus ini kadang bikin alis kita naik sebelah, apalagi kalau kinerja perusahaannya so-so.

Masalahnya, kadang bonusnya lebih gede dari gaji pokok. Sementara, kita yang kerja keras banting tulang, bonus akhir tahunnya cuma bisa buat beli skin care yang lagi diskon. Life is unfair, kan? Tapi tenang, pemerintah lagi gerak cepat untuk membereskan ini semua.

Pemerintah melihat, pemberian tantiem ini perlu ditinjau ulang. Bukan karena pemerintah pelit, tapi lebih karena pengen BUMN lebih transparan, efisien, dan akuntabel. Bayangin aja, kalau semua pemimpin BUMN mikirnya cuma kejar bonus, gimana nasib rakyat kecil?

Menteri Sekretaris Negara, Bapak Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa peran komisaris BUMN itu adalah amanah pengabdian, bukan lahan basah buat cari cuan. Intinya, yang ditugaskan di BUMN itu harusnya fokus benerin sistem, bukan fokus ngitung tantiem. Setuju banget, Pak!

Dengan begitu, kepercayaan publik ke BUMN bisa meningkat. Kalau BUMN dikelola dengan integritas, rakyat juga yang diuntungkan. Dana BUMN bisa dipakai buat bangun infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan, bukan buat memperkaya segelintir orang.

Goodbye Tantiem: Era Baru Komisaris BUMN yang Lebih Berintegritas

Kabar baiknya, tantiem untuk komisaris BUMN dan anak usahanya resmi dilarang! Ini bukan cuma wacana, tapi sudah ada surat resminya. Bayangkan, goodbye bonus besar yang mungkin saja membuat mata gelap. Keputusan ini adalah langkah berani untuk mewujudkan tata kelola perusahaan yang lebih baik.

Badan Pengelola Investasi Danantara (BPI Danantara) sudah mengeluarkan arahan kebijakan yang melarang komisaris BUMN menerima tantiem atau bonus terkait kinerja lainnya. Surat bernomor S-063/DI-BP/VII/2025 itu menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menata BUMN. Ini bukan main-main, guys.

Ketua Eksekutif Danantara, Bapak Rosan P. Roeslani, menandatangani langsung surat tersebut. Beliau menekankan pentingnya menjaga kepentingan BUMN dan seluruh pemangku kepentingan. Dengan begini, diharapkan komisaris BUMN bisa lebih fokus pada peningkatan kinerja perusahaan secara berkelanjutan.

Perubahan ini menandakan adanya pergeseran paradigma. Dulu, mungkin komisaris BUMN merasa berhak atas bonus besar. Sekarang, mereka harus membuktikan kinerja mereka dengan kerja keras dan integritas tinggi. No more entitlement, only accountability.

Dengan penghapusan tantiem, diharapkan komisaris BUMN bisa lebih fokus pada pengawasan dan pemberian arahan strategis. Mereka harus memastikan bahwa BUMN dikelola dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi negara dan masyarakat.

BUMN Bersih, Indonesia Makmur: Reformasi untuk Masa Depan

Keputusan ini bukan cuma soal menghilangkan bonus, tapi juga soal revolusi mental di tubuh BUMN. Pemerintah ingin menanamkan nilai-nilai integritas, profesionalisme, dan pelayanan publik. Ibaratnya, BUMN harus jadi pelayan masyarakat, bukan sapi perah pejabat.

Kalau BUMN bersih dan sehat, efeknya bisa kemana-mana. Investasi akan meningkat, lapangan kerja akan tercipta, dan pertumbuhan ekonomi akan terpacu. Kita semua pasti pengen Indonesia jadi negara maju yang sejahtera, kan? Nah, BUMN punya peran penting dalam mewujudkan impian itu. Cek juga peluang investasi di BUMN lainnya.

Komisaris Zaman Now: Lebih Mikirin Impact Daripada Gimmick

Ini adalah era komisaris BUMN zaman now. Mereka harus melek teknologi, paham digital marketing, dan punya mindset yang growth-oriented. Nggak cukup cuma datang rapat, kasih arahan normatif, terus pulang. Komisaris harus jadi leader yang inspiratif dan visioner.

Komisaris BUMN juga harus berani mengambil risiko dan berinovasi. Mereka harus mencari cara baru untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan daya saing BUMN. Nggak boleh lagi ada BUMN yang jalan di tempat atau cuma jadi beban negara. Coba deh pelajari strategi inovasi BUMN biar makin paham.

Beyond Bonus: Membangun Sistem BUMN yang Lebih Kuat

Reformasi ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan BUMN dan Indonesia. Dengan tata kelola yang baik, BUMN bisa menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang handal dan berkelanjutan. Kita semua berharap, keputusan ini bisa membawa perubahan positif bagi BUMN dan negara kita tercinta.

Intinya, jadi komisaris BUMN itu bukan soal dapat bonus gede, tapi soal tanggung jawab besar. Ini adalah kesempatan untuk berkontribusi bagi negara dan membuktikan bahwa kita bisa mengelola BUMN dengan baik dan benar. So, let’s do it right!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Metallica Gelar Konser Intim Eksklusif untuk 250 Fans: Rebut Tiketnya

Next Post

Bertanam Sendiri: Panduan Menuju Pai Lezat