Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Hidden Cameras: Dari Indie Boy Jadi Bad Boy Lewat Musik Elektro Berlin yang Meditatif

CIFTIS: Siswa Indonesia Promosikan Budaya, Banggakan Negeri

Kompromi Masahiro Sakurai: Dampak Pengembangan Smash Bros

Ah, gaming, dunia di mana impian bertemu dengan deadline, dan bahkan seorang Masahiro Sakurai pun nggak kebal dari kompromi. Mari kita selami lebih dalam tentang lika-liku pengembangan game, langsung dari mulut sang legenda itu sendiri!

Rahasia Dapur Sakurai: Kompromi Dalam Pengembangan Game

Masahiro Sakurai, nama yang identik dengan kesuksesan Super Smash Bros., baru-baru ini mengungkapkan bahwa bahkan proyek-proyek yang paling dipoles pun nggak lepas dari yang namanya kompromi. Iya, bahkan karakter waifu kesayanganmu itu mungkin nggak sempurna seperti yang kamu kira.

Dalam sebuah wawancara dengan ITMedia, Sakurai mengakui bahwa pengembangan game, termasuk Super Smash Bros. Ultimate, seringkali melibatkan pengorbanan di berbagai bidang seperti model, animasi, suara, dan efek. "Kompromi-kompromi ini seringkali berujung pada penyesalan," ujarnya. Tapi tenang, penyesalan itu justru jadi pupuk untuk proyek selanjutnya, jadi anggap aja kayak skill tree di RPG.

Alasan di balik kompromi ini bermacam-macam. Mulai dari keterbatasan waktu hingga hasil yang nggak sesuai harapan. Intinya, membuat game itu bukan cuma soal coding dan gambar-gambar lucu, tapi juga tentang manajemen ekspektasi, baik dari developer maupun gamer.

"Semua Orang Ada Di Sini!" Kecuali… Mungkin Nggak Jadi…

Sakurai sebelumnya pernah bilang kalau dia nggak pernah sepenuhnya puas dengan hasil karyanya. Bahkan, ide “Everyone Is Here” di Super Smash Bros. Ultimate sempat disambut dengan keheningan total oleh timnya. Mungkin mereka mikir, "Serius, semua karakter? Kita nggak gila kan?"

"Perasaan ragu, atau keinginan untuk berbuat lebih banyak, adalah mesin saya untuk bergerak maju dan membuat iterasi berikutnya," kata Sakurai. Jadi, kalau kamu ngerasa ada yang kurang di Smash Ultimate, jangan khawatir, mungkin itu justru jadi trigger buat game selanjutnya.

Yang menarik, Sakurai sekarang lagi sibuk ngurusin Kirby Air Riders buat Switch 2, dan lagi-lagi kerja sama dengan Bandai Namco, salah satu developer utama Smash Ultimate. Apakah ini kode keras buat kolaborasi selanjutnya? Siapa tahu, kan?

Garis Batas Kompromi: Kapan Harus Bilang "Cukup"?

Sakurai ditanya tentang kapan dia memutuskan untuk membuat kompromi selama pengembangan game. Jawabannya? It depends. Nggak ada garis batas yang pasti, semua tergantung situasinya. Kalau keliatan bakal lancar, dia akan push revisi. Tapi kalau susah, ya udah, move on.

"Saya pikir saya mungkin lebih mudah menyerah di area yang jauh dari keahlian saya," ungkapnya. Jadi, kalau kamu ahli desain karakter, mungkin Sakurai bakal lebih dengerin pendapatmu daripada soal networking. Just saying.

Selain itu, waktu juga jadi faktor penting. "Jika sudah mendekati akhir pengembangan, maka Anda harus memprioritaskan deadline," jelas Sakurai. Bayangin aja, udah H-7 launching, masa’ iya mau ngubah gameplay total? Nggak mungkin, kan?

Super Smash Bros. Switch 2: Akankah Regret Jadi Inspirasi?

Sepanjang seri Smash, ada banyak karakter yang dicoret selama pengembangan. Keputusan ini pasti berat banget buat Sakurai, apalagi dia sendiri bilang proses pemilihan roster itu stressful almost to the brink of death. Nggak kebayang deh, beratnya kayak milih antara Indomie Goreng atau Rebus tengah malem.

Ke mana arah seri Smash selanjutnya? Kita semua penasaran. Banyak yang menduga Sakurai bakal mulai mengembangkan Super Smash Bros. baru buat Switch 2 setelah Kirby Air Riders kelar. Dan kita semua berharap, penyesalan-penyesalan sebelumnya bakal jadi inspirasi buat game yang lebih epic lagi!

Pada intinya, pengembangan game itu kayak roller coaster. Ada ups, ada downs, ada looping yang bikin pusing. Tapi, di balik semua itu, ada dedikasi dan passion yang nggak bisa diukur dengan uang. Jadi, lain kali kamu main game, ingetlah bahwa ada banyak kompromi di balik layar yang bikin game itu jadi seperti sekarang.

Previous Post

Transisi Prabowo-Jokowi: Kunci Stabilitas Ekonomi, Tantangan untuk Penerus

Next Post

Informasi Optik/Fotonik: Dampaknya bagi Dunia

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *