Dark Mode Light Mode
Enam Album Metal Brutal untuk Menggempur Setelah Doom: The Dark Ages
Konferensi Bisnis Global Perdana di Jakarta Pacu Kerja Sama Infrastruktur BRI Berkelanjutan demi SDGs
D&D Suntik Semangat Baldur's Gate 3, Kelas Psion Hadir!

Konferensi Bisnis Global Perdana di Jakarta Pacu Kerja Sama Infrastruktur BRI Berkelanjutan demi SDGs

Halo generasi digital native dan para millennials yang budiman! Pernah gak sih kalian merasa dunia ini kayak rollercoaster tanpa rem? Kabar baiknya, ada secercah harapan di tengah hiruk pikuk ini, dan itu datang dalam bentuk investasi infrastruktur berkelanjutan. Mari kita bahas lebih dalam, karena masa depan kita semua ada di sini.

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan seringkali dianggap sebagai dua hal yang bertentangan. Tapi, bayangkan jika kita bisa membangun jembatan (secara harfiah dan kiasan) antara keduanya. Itulah visi di balik inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) yang berupaya menghadirkan infrastruktur modern ke berbagai pelosok dunia.

Namun, membangun jalan dan pelabuhan saja tidak cukup. Kita perlu memastikan bahwa proyek-proyek ini tidak merusak lingkungan, memberdayakan masyarakat lokal, dan mematuhi standar etika bisnis yang tinggi. Dengan kata lain, BRI perlu bertransformasi menjadi BRI yang sustainable.

Untuk mewujudkan visi ini, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) "Inaugural Global Business Summit on Belt and Road Infrastructure Investment for Better Business Better World and Sustainable Development Goals" diadakan di Jakarta pada tanggal 25 Mei lalu. Acara ini menjadi wadah bagi para pemimpin bisnis, pemerintah, dan organisasi internasional untuk berkolaborasi dan mencari solusi inovatif.

KTT ini diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia, UN Global Compact "Sustainable Infrastructure for the Belt and Road Initiative to Accelerate the SDGs" Action Platform (UN Global Compact BRI for SDG Action Platform), THK Forum, United in Diversity Foundation (UID), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), UN Global Compact Network Indonesia (IGCN), International Chamber of Commerce (ICC), dan Sustainable Development Solutions Network (SDSN). Bisa dibilang, ini adalah Avengers assemble versi pembangunan berkelanjutan.

Dalam pidato kuncinya, Wakil Sekretaris Jenderal PBB Li Junhua menekankan pentingnya infrastruktur "rendah karbon, resilien, dan dapat diakses secara universal". Sementara itu, Asisten Sekretaris Jenderal PBB dan Direktur Eksekutif UN Global Compact Sanda Ojiambo menggarisbawahi empat prioritas strategis bagi bisnis: mengadopsi target dekarbonisasi berbasis sains, memprioritaskan prinsip ekonomi sirkular, melibatkan masyarakat lokal, dan memanfaatkan blended finance.

Ketua Xiamen Airlines Zhao Dong menyoroti peran penting konektivitas penerbangan dalam memajukan "Air Silk Road". Intinya, kita butuh bandara yang ramah lingkungan dan terhubung dengan baik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

BRI yang Lebih Hijau: Investasi Berkelanjutan Jadi Kunci

Salah satu hasil konkret dari KTT ini adalah peluncuran laporan "Transition Finance for Sustainable Development of Traditional Industries" dan sembilan inisiatif lintas sektor yang mencakup transisi energi hijau, pemberdayaan UMKM, dan kerja sama kesehatan global. Laporan ini memberikan panduan praktis bagi perusahaan-perusahaan yang ingin berinvestasi dalam proyek-proyek BRI yang berkelanjutan. Investasi berkelanjutan bukan lagi sekadar tren, melainkan sebuah keharusan.

Deklarasi Bersama oleh UNGC BRI for SDG Action Platform High-Level Steering Committee menegaskan peran BRI sebagai global public good untuk investasi infrastruktur dan partisipasi bisnis. Komitmen ini mencerminkan tekad untuk mencapai pembangunan berkelanjutan melalui bisnis yang bertanggung jawab dan kemitraan multi-pihak di berbagai sektor, termasuk kesehatan, energi, telekomunikasi, konstruksi, manufaktur, transportasi, pangan, pertanian, dan infrastruktur digital.

Dari Tambang Hijau ke Industri Park yang Berkelanjutan

Empat diskusi meja bundar para ahli membahas tema-tema penting: rantai pasokan berkelanjutan dalam mineral hijau, inovasi perawatan kesehatan, kepatuhan ESG (Environmental, Social, and Governance), dan pengembangan green industrial park. ESG menjadi semakin penting bagi investor dan konsumen yang peduli dengan dampak lingkungan dan sosial dari bisnis.

Menandai 75 tahun hubungan diplomatik Tiongkok-Indonesia, kantor koordinator PBB di Indonesia dan Tiongkok bekerja sama dengan peserta perusahaan UN Global Compact untuk meluncurkan Sino-Indonesia Corporate Communities Action Network untuk pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan komunitas berkelanjutan dan SDGs. Ini adalah langkah konkret untuk memperkuat hubungan bilateral dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).

Para pemimpin bisnis mendukung pembentukan mekanisme KTT bisnis tahunan untuk memastikan proyek-proyek BRI selaras dengan SDGs dan mempromosikan standar internasional dan praktik terbaik sektor swasta. Dengan kata lain, kita perlu terus berdialog dan berkolaborasi untuk memastikan bahwa BRI berjalan sesuai dengan rencana dan memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak.

Standar ESG: Bukan Cuma Checklist, Tapi DNA Bisnis

Salah satu poin penting yang dibahas dalam KTT ini adalah pentingnya standar ESG dalam proyek-proyek BRI. ESG bukan hanya sekadar checklist yang harus dipenuhi, melainkan harus menjadi bagian dari DNA bisnis. Perusahaan yang berinvestasi dalam proyek-proyek BRI harus memiliki komitmen yang kuat terhadap perlindungan lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola perusahaan yang baik.

KTT ini menghasilkan seruan bersama untuk bertindak, menekankan tanggung jawab bersama dalam membangun masa depan yang inklusif dan tahan iklim melalui kolaborasi BRI yang diperkuat. Acara perdana ini telah menetapkan paradigma baru untuk kemitraan publik-swasta dalam pengembangan infrastruktur berkelanjutan, menyiapkan panggung untuk kerja sama jangka panjang yang berprinsip. Ini bukan hanya tentang membangun infrastruktur, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih baik untuk semua.

BRI: Masa Depan Ada di Tangan Kita (dan Dompet Kita Juga)

KTT ini membuktikan bahwa BRI memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan pendorong pembangunan berkelanjutan. Namun, untuk mewujudkan potensi ini, kita perlu memastikan bahwa proyek-proyek BRI berorientasi pada keberlanjutan, inklusif, dan transparan. Ini membutuhkan komitmen dari semua pihak yang terlibat, mulai dari pemerintah, bisnis, hingga masyarakat sipil.

Singkatnya, masa depan BRI dan pembangunan berkelanjutan ada di tangan kita. Mari kita manfaatkan momentum ini untuk membangun dunia yang lebih hijau, adil, dan sejahtera bagi generasi mendatang. Karena, at the end of the day, investasi terbaik adalah investasi pada masa depan.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Enam Album Metal Brutal untuk Menggempur Setelah Doom: The Dark Ages

Next Post

D&D Suntik Semangat Baldur's Gate 3, Kelas Psion Hadir!