Popular Now

Pandemi Agreement WHO: Apa Artinya Bagi Generasi Muda Indonesia?

Taylor Swift Dominasi SiriusXM: Hadirkan “Taylor’s Channel 13” Jelang Album Baru

Jugband Blues: Ayah Penulis Surat Kabar Terkejut Jadi Bagian dari ‘Sonic Mayhem’ Pink Floyd

Koran Minggu: Rock Paper Shotgun Mengguncang Dunia Game

Siapa bilang hari Minggu cuma buat rebahan? Mari kita lupakan sejenak beban hidup dan fokus pada hal-hal yang lebih menggelitik pikiran, bukan hanya dompet.

Gooning: Lebih dari Sekadar… Ehem

Gooning, istilah yang mungkin masih asing di telinga sebagian besar dari kita, ternyata menyimpan cerita yang cukup dalam. Ini bukan sekadar aktivitas individu di kamar gelap, tetapi juga sebuah fenomena budaya yang menarik untuk diulik. Menurut Sam Bodrojan, gooning adalah erotisme apatis, gangguan kebinatangan. Hmm, terdengar sedikit berat ya? Intinya, ini tentang mencari kesenangan tanpa akhir, sendirian. Kadang, kita semua butuh me time, kan? Tapi, kenapa cuma praktik ini yang tidak disukai oleh Amerika modern? Itu pertanyaan yang lebih menarik.

Intinya, gooning adalah upaya untuk mendistorsi realitas dengan tujuan menciptakan fantasi. Hal ini mengkhawatirkan karena ini satu-satunya konten tidak senonoh yang tidak secara aktif ditentang di ranah seksual Amerika modern.

Sensor Konten Dewasa: Mastercard Jadi Kambing Hitam?

Isu sensor konten dewasa belakangan ini memang lagi panas. Kalian pasti dengar kan, kalau Itch dan Steam mendadak menghapus ribuan proyek NSFW. Nah, kartu kredit raksasa, Mastercard, dituding jadi dalang di balik semua ini. Katanya sih, mereka berusaha lepas tanggung jawab. Tapi, Valve (perusahaan di balik Steam) nggak tinggal diam. Mereka bilang, prosesor pembayaran (termasuk Mastercard) secara khusus menyebut aturan Mastercard tentang merusak brand. Aduh, ribet ya? Untungnya, GOG langsung gercep bikin bundle game gratis bertema seksual sebagai bentuk perlawanan terhadap sensor. Mantap!

Di satu sisi, Mastercard berusaha melindungi citra merek mereka, menghindari asosiasi dengan konten yang dianggap tidak pantas. Di sisi lain, platform seperti Itch dan Steam harus menyeimbangkan antara kebebasan berekspresi dan tuntutan dari mitra pembayaran mereka. Sebuah dilema klasik di era digital.

Alergi Anak: Antara Panik dan Perfeksionisme

Laura Goodman menulis tentang perjuangan membesarkan anak dengan alergi. Bayangkan, anak muntah 50-60 kali sehari! Panik? Pasti! Tapi, dokter malah kesal karena menganggapnya cuma refluks biasa. Belum lagi, petugas kesehatan yang mempertanyakan kenapa berat badan si anak kurang. Double kill! Ini potret nyata bagaimana orang tua, terutama ibu, seringkali dihakimi dan dituntut sempurna. Padahal, yang mereka butuhkan cuma dukungan.

Menjadi orang tua memang bukan perkara mudah, apalagi jika anak memiliki kondisi kesehatan khusus. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian, dan yang terpenting, dukungan dari orang-orang terdekat. Jangan sampai tekanan dari luar justru membuat kita semakin terpuruk.

“Techbro” Kiri: Ironi Dunia Teknologi?

Siapa bilang programmer dan hacker cuma peduli soal kode dan uang? Artikel panjang ini membahas potensi kaum kiri yang terabaikan di dunia teknologi. Dari era 90-an hingga sekarang, banyak techbro yang sebenarnya punya pandangan progresif. Mereka ingin membangun jaringan komunikasi alternatif, tapi menghindari techno-optimism. Masalahnya, kita baru mengeksplorasi sebagian kecil dari apa yang mungkin, dan tools yang tersedia masih kurang. Para aktivis juga bukan sumber pendapatan yang bagus, sehingga sulit mengharapkan mereka membuat tools yang sesuai kebutuhan. Ironis, ya?

Seorang techbro yang berhaluan kiri percaya bahwa tools yang ada di dunia teknologi juga ikut memengaruhi gerakan sosial. Tools tidak akan menghilangkan konflik dan perselisihan, tetapi tools yang lebih baik dapat mengatasi atau setidaknya mengurangi beberapa patologi terburuk yang muncul dari struktur tools yang ada.

Camera Obscura: Inspirasi Game Klasik?

Setelah membaca sejarah singkat camera obscura, jadi pengen ada yang bikin simulasinya di dalam game. Bayangin, kita bisa menjelajahi dunia game dari sudut pandang yang unik dan artistik. Mungkin ini ide bagus buat devs Outer Wilds? Pasti keren!

Camera obscura adalah cikal bakal kamera modern, sebuah ruang gelap dengan lubang kecil yang memproyeksikan gambar terbalik dari dunia luar. Ini adalah alat yang digunakan oleh seniman selama berabad-abad untuk membantu mereka menggambar dan melukis. Membayangkan camera obscura diintegrasikan ke dalam game dapat menambahkan elemen visual yang menakjubkan dan gameplay yang inovatif.

Historiografi Studi Game: Bacaan Wajib Para Gamer Cerdas?

Buat kalian yang pengen lebih dalam memahami perkembangan dunia game, ada buku akademik gratis berjudul Historiographies of Game Studies. Isinya 781 halaman refleksi tentang perkembangan bidang ini, dari Michael Lutz (podcaster Ranged Touch) dan Emma Vossen (mantan editor First Person Scholar). Lumayan buat bacaan sambil ngopi di hari Minggu.

Historiographies of Game Studies adalah sumber daya yang berharga bagi siapa pun yang tertarik dengan sejarah dan evolusi game. Buku ini membahas berbagai perspektif tentang studi game, mengeksplorasi perkembangan teori, metodologi, dan praktik dalam bidang ini.

Intinya, jangan cuma main game, tapi juga pahami sejarah dan budayanya. Biar makin gamer sejati!

Hari Minggu yang Produktif?

Jadi, daripada cuma rebahan sambil scroll TikTok, coba deh luangkan waktu buat baca artikel-artikel menarik ini. Siapa tahu, kamu bisa dapat inspirasi baru atau sekadar menambah wawasan. Ingat, hari Minggu bukan cuma buat istirahat, tapi juga buat upgrade diri!

Previous Post

Lift Overload Lumpuhkan 20 Orang di Rumah Sakit Jakarta

Next Post

Pemerintah Dukung MBG Tingkatkan Mutu Ternak dan Produksi Susu Nasional

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *