Radio Zaman Dulu: Nostalgia yang Bikin Kita Merasa Tua (Sedikit)
Dulu, sebelum streaming musik merajalela, kita punya CD, kaset, bahkan 8-tracks. Belum lagi radio AM dan FM yang menemani kita setiap saat. Siapa yang ingat walkman atau iPod? Rasanya seperti artefak purbakala sekarang. Tapi, mari kita bahas radio, khususnya satu stasiun radio di Birmingham yang meninggalkan kesan mendalam.
Pergeseran Era: Dari Big Band ke Rock and Roll
Saya masih ingat jelas momen itu, sekitar tahun 1974. Sedang santai di rumah, tiba-tiba terdengar pengumuman, “Ini akan menjadi acara terakhir saya. Senin depan, format stasiun akan berubah.” Perubahan format memang biasa terjadi. Dulu, WERC beralih dari musik “banal” middle-of-the-road ke Pop/Rock. Ayah saya sampai mengeluh karena stasiun yang memutar musiknya semakin sedikit. Dunia memang berputar, kan?
Era Keemasan Radio “Free Form”
Tapi, kejadian dengan WZZK (dulu WJLN-FM) terasa berbeda. Ini karma, mungkin? Jujur, dulu saya bahkan tidak tahu apa itu “Free Form, Underground FM”. No playlist, alias bebas merdeka! WJLN-FM, yang merupakan stasiun saudara WJLD-AM (stasiun soul ternama), memulai acara progresifnya dengan DJ bernama Father Tree. Konon, Father Tree adalah legenda. Bahkan saya mendengarnya di gereja!
FM Radio: Inovasi yang Mengubah Segalanya
FM radio masih tergolong barang baru di awal tahun 70-an. Saya ingat ketika WBRC-FM (106.9) memutuskan untuk memutar rock and roll, dengan selipan lagu-lagu “solid gold”. Ayah saya bahkan membeli mobil baru dengan radio AM/FM, tapi tetap setia dengan AM. Generasi memang mempengaruhi selera ya. Tapi, bagaimana awal mula saya benar-benar mendengarkan WJLN?
Awal Mula Petualangan Musik Underground
Sejujurnya, saya lupa. Mungkin karena bosan merasa kurang keren dibandingkan teman-teman yang menggandrungi band-band seperti Wishbone Ash, Cactus, atau Black Sabbath. Dulu, mendengarkan stasiun progresif terasa seperti sebuah rebellion, sebuah petualangan. Tapi, mari kita lupakan sejenak kesan rebel itu.
Summer of ’72: Ketika Musik dan Duit Berpadu
Mari kita sebut saja musim panas tahun 1972. Saya bekerja untuk ayah saya di toko perhiasan grosirnya. Tugas saya membungkus dan memberi harga barang baru, atau memberi harga ulang barang lama. Gaji $1.65 per jam memungkinkan saya membeli banyak single 45s, lalu beralih ke LP 33 1/3. Tentunya saya tetap menabung untuk kuliah, meskipun terasa jauh di masa depan.
Ruang Rahasia dan Radio Tabung
Saya bekerja di ruang belakang, jauh dari pegawai lainnya. Saya tidak keberatan, karena di ruangan itu ada radio tabung kuno. Radio itu butuh waktu untuk panas, tapi setelah itu saya bisa mendengarkan apa pun yang saya mau. Musim panas itu, saya memutuskan untuk mencoba WJLN, yang relatif bebas iklan. Iklannya pun kebanyakan untuk head shop, toko kaset, dan tempat bernama The Angry Revolt. Zaman memang berbeda.
Dari Michael Quatro Jam Band Sampai Yes: Kebebasan Berkreasi
Radio tanpa format, tanpa playlist yang kaku, terasa seperti melayang. Banyak band yang baru saya dengar: The Michael Quatro Jam Band, Manfred Mann’s Earth Band. Mereka bahkan memutar sisi album utuh atau lagu 15 menit seperti “Close to the Edge” dari Yes. Yang paling asyik, mereka menerima request. Tapi bukan request ala stasiun AM yang memutar lagu yang sudah ada di playlist.
Bob Gilmore: Sang DJ Sahabat Pendengar
Saya sering menelepon dan meminta lagu-lagu Neil Young dan Buffalo Springfield. Rasanya sangat personal ketika meminta “Bluebird” dan langsung mendengarnya beberapa menit kemudian. Salah satu momen terbaik adalah ketika saya menonton film Go Ask Alice di TV. Film itu menampilkan lagu menghantui yang saya kenal dari Jefferson Airplane.
“Go Ask Alice” Atau “White Rabbit”? Sebuah Pengalaman Berkesan
Keesokan harinya, saya menelepon WJLN dan meminta lagu berjudul “Go Ask Alice”. DJ bernama Bob Gilmore, selalu ramah dan memperkenalkan diri sebagai “Bob Gilmore, sahabatmu”. Dia berkata, “Oke, bro, aku putar sebentar lagi.” Dan ketika dia memutarnya, dia tidak mengoreksi saya yang salah menyebut judul lagu yang sebenarnya, “White Rabbit.” Sikap seperti itu tidak akan dilupakan seorang anak muda.
Brother Bill Levy dan Nuansa Hippie
DJ lainnya, yang mengisi pagi hari, adalah “Brother Bill Levy”. Bill cukup baik, meskipun agak menjaga jarak. Saya suka suaranya, dan tentu saja, saya ingin sekeren dia. Ingatan saya mengatakan bahwa dia sangat lihai dalam hippie banter, tapi juga senang memutar lagu-lagu deep cut dari Vanilla Fudge atau New Riders of the Purple Sage.
WZZK: Evolusi dan Akhir Sebuah Era
Saya setia mendengarkan stasiun itu selama bertahun-tahun. Akhirnya, stasiun itu berganti nama menjadi WZZK, dan kadang-kadang DJ menyebutnya sebagai Z-104. Tapi, mereka tidak pernah mengikuti format yang baku. Sampai akhir hayatnya, mereka masih memutar The Band, Jethro Tull, bahkan The Moody Blues. Sekarang dipikir-pikir, memang terdengar seperti stasiun classic rock, tapi stasiun classic rock zaman sekarang tidak akan memutar versi sepuluh menit dari “Cowgirl in the Sand,” kan?
Perpisahan dan “Watching and Waiting”
Jadi, saya menelepon Bob Gilmore setelah dia mengumumkan akhir dari era itu. Bob Gilmore yang dengan nada jijik memberi tahu saya bahwa stasiun itu akan beralih ke musik country (yang jika dipikir-pikir adalah keputusan bisnis yang cerdas). Dan Bob Gilmore yang memutar lagu terakhir yang pernah saya dengar di satu-satunya stasiun FM free form progresif yang pernah saya dengar di Birmingham di awal tahun 1970-an.
Lagu itu adalah lagu dari The Moody Blues, dari LP mereka To Our Children’s Children’s Children. Sebuah lagu berjudul “Watching and Waiting.” Dan selama bertahun-tahun setelah itu, itulah yang saya lakukan.
Pentingnya Radio di Era Digital: Nostalgia dan Penemuan Musik
Intinya, radio bukan sekadar media usang. Radio adalah time capsule, jendela ke masa lalu yang bisa menginspirasi kita di masa kini. Jadi, meskipun sekarang kita punya streaming dan podcast, jangan lupakan radio. Siapa tahu, Anda bisa menemukan lagu favorit baru Anda di sana.
Apa Kabar DJ Radio Idola? Mengenang Bob dan Bill
Jika ada yang tahu apa yang terjadi pada Bob atau Bill atau di mana mereka berada, tolong beritahu mereka bahwa saya sering memikirkan mereka, dengan cinta.