Dark Mode Light Mode

Krafton Salahkan Pimpinan Subnautica 2: Lalai Tanggung Jawab Jadi Biang Keterlambatan

Bayangkan, lagi asyik-asyiknya menyelam di dunia Subnautica, eh, malah dapat kabar studio dibaliknya lagi drama. Nggak kalah seru dari plot twist di film-film thriller! Jadi, mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi di balik layar game kesayangan kita ini.

Krafton, perusahaan induk Unknown Worlds, baru saja merilis pernyataan pedas tentang perubahan kepemimpinan di studio tersebut. Intinya, mereka menuduh para mantan petinggi Unknown Worlds “meninggalkan tanggung jawab” pada Subnautica 2, bahkan lebih memilih proyek pribadi ketimbang fokus pada pengembangan game. Wah, kok bisa?

Menurut Krafton, mereka sudah berulang kali meminta Charlie Cleveland dan Max McGuire, pendiri Unknown Worlds, untuk kembali ke posisi masing-masing sebagai Game Director dan Technical Director. Tapi, keduanya menolak. Bahkan, setelah game Moonbreaker kurang sukses, Krafton meminta Charlie untuk fokus total ke Subnautica 2. Namun, ia malah asyik bikin film sendiri. Prioritasnya ke mana, nih?

Krafton merasa absennya kepemimpinan inti ini bikin arah pengembangan jadi nggak jelas dan jadwalnya molor parah. Early Access yang tadinya direncanakan awal 2024, terpaksa diundur. Versi yang ada pun dianggap kurang konten. Sebuah pengkhianatan kepercayaan fans, begitu kira-kira nada yang disampaikan Krafton. Duh, pedih banget ya, jadi fans.

Nggak cuma itu, ada juga cerita soal bonus $250 juta yang dijanjikan ke tim pengembang. Kabarnya, 90% dari bonus itu seharusnya jatuh ke tangan Cleveland, McGuire, dan mantan CEO Ted Gill, sebelum mereka “ditendang” dari proyek. Sekarang, nasib bonus itu jadi tanda tanya besar. Bonus oh bonus, ke mana larimu?

Tapi tenang, Krafton janji bakal memberikan kompensasi yang adil dan setara untuk semua karyawan Unknown Worlds yang masih setia bekerja keras untuk Subnautica 2. Mereka mengakui kontribusi tim inti ini sangat penting dan akan terus mendukung mereka sepenuhnya. Semoga janji ini ditepati, ya!

Subnautica 2: Kisah Dibalik Layar yang Lebih Seru dari Game-nya

Subnautica, dengan dunia bawah lautnya yang memukau dan misterius, memang punya daya tarik tersendiri. Bukan cuma gamenya yang bikin penasaran, tapi juga kisah di balik pengembangannya. Kita udah kayak lagi nonton sinetron, ada konflik, drama, dan intrik. Tapi, mari kita fokus pada inti masalahnya: penundaan Subnautica 2.

Kok Bisa Sampai Ada Perombakan Tim?

Krafton mengklaim bahwa perubahan kepemimpinan ini inevitable alias nggak bisa dihindari. Mereka merasa kecewa karena para mantan petinggi Subnautica 2 nggak memenuhi ekspektasi dan malah “meninggalkan proyek”. Mereka berdalih bahwa 90% dari bonus senilai $250 juta itu memang diperuntukkan bagi ketiga mantan eksekutif, dengan harapan mereka akan memimpin pengembangan game dengan aktif. High risk, high reward, tapi sayangnya reward-nya belum kesampaian.

Siapa yang Salah? Perseteruan Krafton vs. Mantan Petinggi

Cleveland sendiri membantah tuduhan Krafton. Dalam sebuah post di Reddit, dia mengaku terkejut dengan pemecatannya. Dia mengklaim Subnautica 2 sudah siap untuk Early Release dan keputusan ada di tangan Krafton. “Rasanya sakit kalau nggak bisa lagi bekerja di perusahaan yang saya dirikan,” tulisnya. Drama banget, kan?

Lalu, muncul laporan dari Bloomberg yang menyebutkan bahwa perombakan tim ini terjadi tepat sebelum bonus besar dibagikan. Para karyawan yang tadinya berharap dapat bonus besar, sekarang was-was nggak kebagian. Wah, ini sih bikin panas! Menanggapi hal ini, Krafton membantah bahwa penundaan game ada hubungannya dengan masalah finansial. Mereka bilang, penundaan itu karena feedback dari playtester. Alasan yang klise, tapi cukup meyakinkan?

Nasib Subnautica 2 dan Dampaknya Bagi Penggemar

Konflik internal ini tentu saja berdampak pada Subnautica 2. Awalnya dijadwalkan untuk Early Access di awal 2024, sekarang game ini diprediksi baru akan rilis di tahun 2026. Lama banget, ya? Penundaan ini tentu saja bikin kecewa para penggemar yang sudah nggak sabar ingin menyelami dunia baru Subnautica.

Sebagai bentuk protes, para penggemar bahkan mengorganisir boikot Subnautica 2 di media sosial. Mereka merasa kasihan pada para pengembang yang sudah bekerja keras, tapi malah jadi korban konflik internal. Solidaritas fans memang nggak main-main!

Terlepas dari semua drama ini, kita sebagai penggemar tentu berharap Subnautica 2 bisa tetap dirilis dengan kualitas terbaik. Semoga Krafton bisa menyelesaikan masalah internal ini dan memberikan dukungan penuh pada tim pengembang yang masih bertahan. Jangan sampai game-nya jadi korban, ya!

Jadi, inti dari semua ini adalah: Jangan menilai buku dari sampulnya. Di balik game yang keren, ada proses pengembangan yang rumit dan nggak jarang diwarnai konflik. Kita sebagai konsumen, cuma bisa berharap yang terbaik dan terus memberikan dukungan pada para pengembang. Siapa tahu, dengan begitu, Subnautica 2 bisa segera menemui kita dalam kondisi yang lebih sempurna. Semoga aja, ya!

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Indonesia Mendorong Insentif untuk Pengelolaan Sampah Lebih Baik: Dampak Signifikan Menanti

Next Post

Para Pemimpin Industri Memetakan Inovasi Seluler Masa Depan di Galaxy Tech Forum – Samsung Global Newsroom