Dark Mode Light Mode

Landasan Kokoh untuk Masa Depan Game TRON

Oke, siap! Berikut adalah artikel yang kamu minta:

Dunia digital TRON kembali mencoba merebut hati para gamer lewat TRON: Catalyst. Sekuel dari TRON: Identity ini menjanjikan petualangan seru di Arq Grid, tapi apakah janjinya ditepati? Mari kita telusuri lebih dalam. Siapkan diri untuk terjun ke dunia neon, disk identitas, dan… time loop?

Bagi yang belum familiar, TRON adalah waralaba yang berpusat di dunia virtual bernama Grid. Dulu, mungkin kita cuma bisa membayangkan dunia seperti itu, tapi sekarang? Metaverse udah kayak obrolan sehari-hari di warung kopi. TRON: Catalyst mencoba memperluas dunia ini, melanjutkan cerita dari TRON: Identity.

Di TRON: Catalyst, kamu akan berperan sebagai Exo, seorang kurir yang terjebak dalam time loop. Kedengarannya familiar? Ya, konsep time loop memang lagi ngetren, tapi yang membedakan adalah bagaimana game ini memanfaatkannya. Janji awalnya cukup menarik: misteri, intrik, dan tentunya aksi seru.

Namun, jangan tertipu. TRON: Catalyst lebih fokus pada aksi daripada teka-teki atau elemen visual novel seperti pendahulunya. Ini bukan berarti game-nya tanpa cerita, kok. Dialognya cukup banyak, dan penggemar berat TRON mungkin akan senang menjelajahi Grid yang baru ini lebih jauh.

Aksi yang dijanjikan itu memang hadir. Tapi apakah cukup untuk membuat game ini layak dimainkan? Mari kita bahas lebih lanjut. Ingat, ekspektasi itu kayak Wi-Fi, kalau kencang, semua lancar, kalau lemot… ya, loading terus.

Combat yang Memuaskan di Arq Grid

Combat di TRON: Catalyst memang salah satu daya tarik utamanya. Mengendalikan Exo terasa responsif dan memuaskan. Ada juga sistem progression yang cukup baik, dengan penambahan ability baru sepanjang permainan. Rasanya seperti belajar jurus baru di game fighting.

Game ini pintar memberikan ability baru secara bertahap, jadi combat tidak pernah terasa membosankan atau terlalu rumit. Semuanya terasa alami, seperti kamu memang dilahirkan untuk bertarung di Grid. Salah satu highlight-nya adalah upgrade yang memungkinkan diskmu memantul di antara musuh, atau kemampuan untuk membalas serangan diskmu sendiri.

Bayangkan diskmu berputar-putar di medan perang, menghajar musuh sementara kamu fokus menghindar. Keren, kan? Ketika disk itu kembali, kamu bisa langsung melemparkannya lagi, atau menggunakannya untuk serangan melee. Strategi macam ini bikin combat jadi lebih dinamis dan seru.

Walaupun awalnya aku jarang menggunakan counter, setelah di-upgrade, jadi andalan banget! Jendela timing jadi lebih mudah, dan damage yang dihasilkan juga lebih besar. Belakangan, kamu juga bisa mencuri senjata dari musuh, yang bikin game jadi lebih segar. Sayangnya, sistem upgrade terasa kurang berkembang.

Sayang sekali, combat di TRON: Catalyst terasa seperti potensi yang terbuang. Beberapa ability unik lagi, atau senjata permanen daripada yang sementara, akan membuat combat jadi lebih kompleks dan meningkatkan replay value. Akan lebih asyik juga kalau kita bisa terus bermain dengan Exo yang sudah di-upgrade penuh. Sayangnya, game ini menghapus save file setelah credit roll. Say what?

Time Loop: Potensi yang Tidak Dimaksimalkan

Salah satu mekanik sentral di TRON: Catalyst adalah time loop. Kamu bisa menggunakannya untuk mengunjungi kembali area yang sama di waktu sebelumnya, bertemu dengan NPC yang terlewat, atau mencoba kembali skenario tertentu dengan skill dan informasi baru. Time loop ini kedengerannya keren, tapi sayangnya kurang dimanfaatkan.

Konsep time loop seharusnya bisa jadi alat pemecah teka-teki yang brilian. Sayangnya, di sini, lebih sering jadi gimmick daripada elemen penting. Rasanya kayak punya remote control yang bisa memutar waktu, tapi cuma dipakai buat ganti channel.

TRON: Catalyst adalah pengalaman yang linear, dan hanya ada beberapa bagian yang terasa seperti aku melakukan sesuatu selain mengikuti quest marker. Ini bukan berarti game-nya jelek, tapi bikin time loop jadi kurang bermakna. Kamu biasanya hanya me-reset loop ketika game menyuruhmu, jadi rasanya lebih seperti adegan cerita daripada mekanik yang bisa kamu kendalikan.

Di dekat akhir game, map terbuka untuk pertama kalinya, dan kamu bisa melompat ke lokasi sebelumnya. Awalnya aku senang, karena kupikir ini akan jadi kesempatan untuk memecahkan masalah dengan cara kreatif, menggunakan time travel. Tapi ternyata, bagian ini sama linear-nya dengan yang lain. Kamu tidak pernah dipaksa menggunakan time travel untuk memecahkan teka-teki, setidaknya bukan dengan cara yang tidak diberi petunjuk oleh objective marker atau prompt. So predictable.

Cerita yang Menarik, Tapi Kebanjiran Lore

Awalnya, cerita TRON: Catalyst cukup menjanjikan. Kamu diperkenalkan dengan Exo yang bekerja sebagai kurir. Tapi semuanya berubah ketika paket yang seharusnya ia kirim ternyata adalah bom. Exo terbangun sebagai tahanan dari Core authority bernama Conn, dan dipaksa bertarung di arena sebagai hukuman. Exo menghindari pertarungan dengan menggunakan time loop glitch, memperkenalkan ability misterius ini kepada dirinya sendiri dan pemain.

Aku tertarik dengan awal cerita TRON: Catalyst, dan bertanya-tanya: siapa yang mengirim bom? Siapa targetnya? Kenapa aku terjebak dalam time loop? Aku juga ingin tahu lebih banyak tentang Exo, motivasinya, dan kenapa ia bisa berada dalam situasi ini. Sayangnya, TRON: Catalyst lebih tertarik untuk mengembangkan dunia TRON daripada menciptakan cerita yang menarik atau karakter yang bisa kamu connect dengannya.

Aku jadi cepat bosan setiap kali ada adegan dialog baru. Di game story-rich yang bagus, aku biasanya malah senang berinteraksi dan mengikuti percakapan. Tapi di sini, aku malah ingin cepat-cepat kembali ke aksi. Ini karena aku merasa kewalahan dan tidak tertarik dengan lore tentang Arq Grid, dan juga karena pilihan dialogku tidak terlalu berpengaruh pada jalannya permainan. It’s like choosing between Sprite and 7-Up.

Mungkin kalau aku penggemar berat TRON, aku akan lebih tertarik dengan detail-detail kecil dunia ini. Atau kalau aku punya perasaan yang kuat terhadap TRON: Identity, aku mungkin akan senang ketika Query muncul kembali di game ini. Tapi karena aku bukan keduanya, aku tidak terlalu tertarik dengan cerita game ini.

TRON: Catalyst Terasa Belum Selesai

Meskipun aku menikmati beberapa bagian dari TRON: Catalyst, seringkali terasa seperti game-nya belum selesai. Penambahan skill tree ketiga memang membantu membuat combat lebih menarik, tapi progress dalam meningkatkan karakterku terasa stagnan di pertengahan game. Aku juga merasa Light Cycle tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

Aku sangat senang menghancurkan Light Cycle musuh dengan membuat dinding di belakangku seperti di TRON klasik. Tapi hanya ada dua atau tiga bagian game di mana kamu menggunakan Light Cycle selain untuk transportasi. Aku jadi ingin lebih banyak, yang menunjukkan betapa bagusnya desainnya, tetapi juga menunjukkan kurangnya integrasi ke dalam game.

TRON: Catalyst juga terasa pendek. Aku diberi perkiraan waktu bermain sekitar 12 jam, tetapi aku berhasil menyelesaikan game dalam waktu kurang dari delapan jam. Aku memang melihat ada beberapa area rahasia yang belum aku kunjungi, tetapi tidak ada alasan untuk pergi ke sana. Aku sudah punya lebih dari cukup Data Shard untuk meng-upgrade Exo sepenuhnya, jadi tidak ada alasan untuk mencari setiap sudut map.

Yang paling parah adalah glitch di game ini. Pernah, aku berhasil melakukan dodge roll melewati pintu yang terkunci, tetapi kuncinya ada di sisi lain. Meskipun berhasil membawaku ke tempat yang kutuju, aku jadi tidak bisa mengakses beberapa area tambahan. Lain kali, aku sedang menghindar dalam combat dan tiba-tiba tenggelam ke lantai dan mati. Game membawaku kembali ke checkpoint sebelumnya, yang untungnya tidak terlalu jauh, tetapi tetap saja menyebalkan.

TRON: Catalyst: Langkah ke Arah yang Benar

Meskipun begitu, ada secercah harapan. TRON: Catalyst adalah langkah ke arah yang benar untuk game TRON. Ada upaya dan cinta yang jelas untuk materi sumber di sini. Ini, bersama dengan highlight dari gameplay-nya – seperti combat dan mengendarai Light Cycle – membuatku berharap ada lebih banyak lagi di game ini.

Ada fondasi yang kokoh yang, jika dibangun di atasnya, dapat menghasilkan beberapa game hebat di masa depan, dan aku bersedia memberi kesempatan lain pada game TRON dari Bithell di masa depan. Kalau kamu penggemar berat TRON, kamu mungkin akan menemukan sesuatu yang kamu sukai di sini. Kalau tidak, mungkin lebih baik menunggu sekuel potensial di mana fondasi game ini dapat dibangun di atasnya, membuatnya terasa seperti produk yang lebih matang.

Jadi, TRON: Catalyst: worth it atau enggak? Kalau kamu fanatik TRON, mungkin iya. Tapi kalau cuma penasaran, tunggu diskon aja, deh.

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Indonesia Tegaskan Komitmen Eradikasi Malaria dalam Inisiatif Nasional di KTT APAC ke-9

Next Post

Alfalite Luncurkan Panel LED SKYPIX untuk Produksi Virtual, Tingkatkan Industri Kreatif Indonesia