Dark Mode Light Mode

Lebih dari sekadar tur, rekaman ini membantu kami melewati masa sulit

The Black Keys Kembali dengan Energi Positif di Album Baru ‘No Rain, No Flowers'

Kita semua pernah mengalami masa-masa sulit, kan? Sama halnya dengan band rock legendaris, The Black Keys. Setelah tahun 2024 yang penuh gejolak, mereka siap membuka lembaran baru yang lebih cerah dengan album terbaru mereka, ‘No Rain, No Flowers'. Mungkin ini adalah alarm bagi kita semua, bahwa setelah badai pasti ada pelangi (atau bunga, dalam kasus ini).

The Black Keys, yang terdiri dari Dan Auerbach dan Patrick Carney, memang bukan nama baru di industri musik. Dengan 13 album di bawah sabuk mereka, mereka telah membuktikan diri sebagai salah satu band rock paling konsisten dan inovatif saat ini. Dari ‘Ohio Players' tahun lalu hingga single terbaru ‘Man On A Mission', mereka terus bereksperimen dengan suara mereka, menjaga penggemar tetap terpikat. Album baru ini dijadwalkan rilis pada 8 Agustus mendatang via Easy Eye Sound/Parlophone, dan sudah bisa di pre-order lho!

Namun, di balik musik yang selalu catchy, ada cerita tentang tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh Auerbach dan Carney. Pembatalan tur dan perpisahan dengan manajemen lama tentu bukan hal yang mudah. Bayangkan saja, sudah siap manggung, eh tiba-tiba dibatalkan. Nyesek banget!

Namun, alih-alih menyerah, The Black Keys memilih untuk mengubah pengalaman pahit ini menjadi sumber inspirasi. Seperti judul albumnya, ‘No Rain, No Flowers', mereka melihat kesulitan sebagai kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua: jangan biarkan masalah mengendalikan kita, tapi kendalikan masalah!

Dan Auerbach sendiri mengakui bahwa pembuatan album ini membantu mereka mengatasi emosi negatif. Musik memang punya kekuatan penyembuhan yang luar biasa, ya? Bahkan bisa jadi lebih ampuh dari therapy (tapi jangan salah paham, therapy tetap penting!).

Kolaborasi juga menjadi kunci dalam album ini. Setelah bekerja sama dengan nama-nama besar seperti Noel Gallagher dan Beck di album sebelumnya, kali ini The Black Keys menggandeng para penulis lagu hebat di balik layar. Rick Nowels (yang pernah bekerja dengan Lana Del Rey), Scott Storch (yang dikenal dengan karyanya bersama Dr. Dre dan Nas), dan Daniel Tashian (yang sukses bersama Kacey Musgraves) turut berkontribusi dalam album ini.

Kerja sama dengan berbagai penulis lagu ini memberikan warna baru dalam proses kreatif The Black Keys. Mereka mencoba pendekatan yang berbeda, bahkan sampai menyanyi tanpa iringan musik di awal proses penulisan lagu. Ini membuktikan bahwa setelah berkarya selama 20 tahun, mereka masih mampu menemukan hal baru dan menantang diri sendiri.

Kolaborasi Kreatif: Rahasia Album ‘No Rain, No Flowers'

Bagaimana rasanya berkolaborasi dengan penulis lagu yang memiliki gaya dan pendekatan yang berbeda? Bagi The Black Keys, ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Setiap kolaborator membawa sesuatu yang unik ke meja, memaksa mereka untuk beradaptasi dan keluar dari zona nyaman.

Patrick Carney mengungkapkan bahwa pengalaman serupa juga dirasakan saat berkolaborasi dengan Noel Gallagher di album sebelumnya. Gallagher mengaku belum pernah menulis lagu secara live di studio sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi dapat mendorong semua pihak untuk berpikir out of the box dan menciptakan sesuatu yang tidak terduga.

Namun, pembatalan tur 2024 menjadi pukulan telak bagi The Black Keys. Carney menjelaskan bahwa mereka telah bekerja keras untuk album ‘Ohio Players' dan memberikan waktu yang cukup bagi tim manajemen untuk mempersiapkan tur dengan baik. Namun, mereka hanya diberikan sembilan tanggal konser di Eropa, yang jelas tidak cukup untuk menutupi biaya operasional. It's a logistical nightmare!

Parahnya lagi, tur tersebut terus diubah-ubah karena manajer mereka ingin mereka bermain di sebuah venue yang bermasalah. Alhasil, seluruh rencana mereka berantakan. Talk about bad luck! Tapi, seperti kata pepatah, when life gives you lemons, make lemonade. The Black Keys memilih untuk kembali ke studio dan menciptakan musik baru.

Bangkit dari Keterpurukan: Musik Sebagai Terapi

Keputusan untuk membuat album baru setelah pembatalan tur adalah bukti ketahanan dan kreativitas The Black Keys. Mereka tidak membiarkan kekecewaan menguasai mereka, tetapi mengubahnya menjadi motivasi untuk menciptakan karya yang lebih baik. Bisa dibilang, musik menjadi terapi bagi mereka.

Dan Auerbach mengakui bahwa mereka merasa sangat bersyukur bisa kembali touring pada tahun 2025. Setelah pandemi COVID-19 dan masalah dengan manajemen, mereka merasa lebih menghargai kesempatan untuk tampil di depan penggemar dan berbagi musik mereka. Bahkan, mereka mengunjungi kota-kota yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya, seperti Wilmington, North Carolina.

Patrick Carney menambahkan bahwa bermain musik di depan penggemar adalah cara mereka untuk heal atau menyembuhkan diri. Mereka telah melewati berbagai fase dalam karier mereka, dari bermain di bar kecil hingga tampil di arena besar. Pengalaman ini telah membentuk mereka menjadi band yang lebih kuat dan lebih tangguh.

Refleksi Masa Lalu: Dari Camden Metro Hingga Coachella

Melihat kembali perjalanan karier mereka, The Black Keys mengakui bahwa mereka telah mencapai kesuksesan yang tidak pernah mereka bayangkan sebelumnya. Dari bermain di depan 30 orang di Camden Metro hingga menjadi headliner di Coachella dan Lollapalooza, mereka telah menaklukkan berbagai panggung.

Namun, kesuksesan yang datang begitu cepat juga membawa tantangan tersendiri. Mereka terlalu fokus untuk memanfaatkan momen dan melupakan kesehatan mereka. Akibatnya, hubungan mereka dengan satu sama lain dan dengan orang-orang di sekitar mereka menjadi renggang. Ini adalah pelajaran penting: jangan sampai kesuksesan membuat kita lupa diri dan mengorbankan hal-hal yang lebih penting.

Setelah 10 tahun berlalu, The Black Keys melihat bahwa suara mereka telah menginspirasi generasi baru musisi. Mereka bangga bisa menjadi panutan bagi band-band muda dan membantu mereka memulai karier mereka. Mereka juga mendirikan label rekaman dan studio di Nashville untuk mendukung para seniman muda.

Inspirasi Generasi Baru: The Black Keys dan Talenta Muda

The Black Keys tidak hanya fokus pada kesuksesan mereka sendiri, tetapi juga peduli dengan perkembangan musik dan para musisi muda. Mereka menyadari bahwa industri musik saat ini sangat berbeda dengan dulu. Sekarang, segalanya bergantung pada streaming numbers dan hal-hal lain yang di luar kendali para seniman.

Carney mengungkapkan bahwa di masa lalu, mereka tidak memiliki akses ke radio atau streaming. Mereka mendapatkan eksposur pertama mereka dari acara radio John Peel. Sekarang, acara semacam itu sudah tidak ada lagi dan digantikan oleh playlists. Ini membuat para seniman muda semakin sulit untuk menembus pasar.

Meskipun demikian, The Black Keys percaya bahwa masih mungkin bagi para seniman muda untuk mencapai kesuksesan. Mereka mencontohkan Clairo, seorang penyanyi dan penulis lagu yang berhasil meraih popularitas di era streaming. Yang terpenting adalah memiliki bakat, kerja keras, dan keberuntungan.

Masa Depan The Black Keys: Tetap Semangat dan Kreatif

Lalu, bagaimana dengan masa depan The Black Keys? Mereka menegaskan bahwa mereka masih memiliki semangat yang sama untuk menciptakan musik baru seperti 20 tahun lalu. Bahkan, mereka merasa lebih percaya diri dan memiliki lebih banyak ide sekarang.

Tujuan utama mereka adalah untuk tetap bersenang-senang dan menghindari burnout. Mereka menyadari bahwa tur musim panas ini adalah batas maksimal yang bisa mereka lakukan. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

Sayangnya, mereka tidak bisa menyaksikan reuni Oasis secara langsung karena jadwal mereka yang bentrok. Namun, mereka sangat senang melihat Noel dan Liam Gallagher kembali bersama. Mereka mengenal kedua bersaudara itu dengan baik dan mengagumi selera humor mereka.

Secara keseluruhan, ‘No Rain, No Flowers' adalah album yang mencerminkan perjalanan The Black Keys sebagai band. Dari masa-masa sulit hingga kesuksesan besar, mereka telah melewati semuanya bersama. Album ini adalah bukti ketahanan, kreativitas, dan semangat mereka untuk terus berkarya. Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setelah badai pasti ada pelangi, dan bahwa kesulitan bisa menjadi sumber inspirasi untuk tumbuh dan berkembang. Album ini bukan hanya sekadar musik, tapi juga sebuah narasi tentang kehidupan itu sendiri. So, are you ready to rock?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

Danantara, Bank Himbara Sokong Program Pembiayaan Perumahan 8 Miliar Dolar

Next Post

Klaster oksigen pentakoordinat yang dianggap baru ternyata punya implikasi yang lebih luas