Siapa bilang drama hanya terjadi di sinetron? Dunia musik pun punya cerita seru, bahkan lebih kompleks dari algoritma TikTok! Mari kita kulik behind the scene pergolakan di salah satu band rock legendaris, The Who.
Sekilas Kilas Balik: The Who dan Drummer Andalannya
The Who, band yang sudah malang melintang di dunia musik sejak lama, dikenal dengan energi panggung yang membara dan lagu-lagu anthemic yang menggema lintas generasi. Salah satu elemen penting dalam energi tersebut adalah drumming yang powerful. Nah, sosok Zak Starkey, putra dari Ringo Starr (The Beatles), sudah lama menjadi bagian integral dari sound The Who. Ia mengisi posisi drummer dengan gaya khas yang mewarisi sentuhan sang ayah, namun tetap memiliki identitasnya sendiri.
Zak Starkey bukan hanya sekadar drummer pengganti. Ia adalah musisi dengan reputasi mentereng. Sebelum bergabung dengan The Who, ia juga pernah menjadi bagian dari band britpop ikonik, Oasis. Bisa dibilang, Zak punya jam terbang yang tinggi dan pengalaman segudang di dunia musik rock.
Namun, hubungan Zak dengan The Who ternyata tidak selalu berjalan mulus. Ibarat hubungan percintaan, ada kalanya badai menerjang. Dan, baru-baru ini, badai tersebut kembali menghantam band legendaris ini.
"The Song Is Over" dan Momen yang Mengubah Segalanya
Semuanya berawal dari penampilan live "The Song Is Over" di acara amal Teenage Cancer Trust di Royal Albert Hall, London. Zak mengklaim bahwa Roger Daltrey, vokalis The Who, melakukan kesalahan dengan masuk satu bar lebih cepat dari seharusnya. Bayangkan, lagi asyik nge-drum, eh, vokalisnya malah nyelonong!
Setelah kejadian itu, Zak menerima telepon dari Bill Curbishley, manajer The Who. Isinya? Zak dikeluarkan dari band. Alasan yang diberikan? Roger Daltrey merasa Zak "kehilangan beberapa ketukan." Sebuah tuduhan yang langsung dibantah oleh Zak, yang bahkan sudah memeriksa rekaman penampilannya.
Zak berpendapat bahwa Pete Townshend, gitaris The Who, terpaksa menyetujui keputusan tersebut karena sudah 60 tahun berdebat dengan Roger. Bisa dibilang, ini adalah drama internal yang sudah mendarah daging di The Who.
Drama The Who: Ketika Drum Dibutuhkan Kembali?
Drama ini ternyata belum selesai. Setelah dikeluarkan, Zak sempat kembali bergabung dengan The Who, namun dengan syarat yang kurang mengenakkan: ia harus mengakui kesalahannya dalam penampilan live tersebut. Tapi, reuni itu tidak berlangsung lama.
"Jelas bahwa Roger tidak bisa bekerja denganku," ujar Zak. Meskipun demikian, Zak tidak menyalahkan siapapun secara spesifik. Ia hanya menyalahkan The Who secara keseluruhan, menggambarkan mereka sebagai band yang "tidak terduga, agresif, dan gila." Sounds like a typical rock band, right?
Menariknya, Zak masih membuka pintu untuk kembali ke The Who. Roger Daltrey bahkan sempat mengatakan kepadanya untuk tidak mengeluarkan drumnya dari gudang The Who, siapa tahu mereka membutuhkannya lagi. Jadi, masih ada secercah harapan bagi para penggemar yang ingin melihat Zak kembali menggebuk drum bersama The Who.
Zak Starkey vs. The Who: Akhir Sebuah Era?
Saat ini, posisi drummer di The Who diisi oleh Scott Devours. The Who sedang mempersiapkan tur perpisahan mereka di Amerika Serikat yang bertajuk "The Song Is Over." Tur ini akan dimulai pada tanggal 16 Agustus di Sunrise, Florida, dan berakhir pada tanggal 28 September di Las Vegas, Nevada.
Namun, pertanyaan besar tetap menggantung: apakah Zak Starkey akan benar-benar meninggalkan The Who? Atau, apakah ia akan kembali suatu hari nanti, seperti lagu lama yang kembali diputar? Waktu yang akan menjawab. Yang jelas, drama ini menjadi bukti bahwa dunia musik, seperti dunia coding, penuh dengan bugs, glitches, dan kejutan tak terduga.
The Show Must Go On: Pelajaran dari Pergolakan di The Who
Terlepas dari drama yang terjadi, satu hal yang pasti: The Who adalah band yang telah meninggalkan jejak abadi dalam sejarah musik rock. Pergolakan internal, perubahan personil, dan segala macam drama hanyalah bagian dari perjalanan panjang mereka.
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah ini adalah bahwa konflik adalah bagian tak terhindarkan dari kolaborasi. Dalam tim manapun, pasti ada perbedaan pendapat dan gesekan. Yang terpenting adalah bagaimana kita mengelola konflik tersebut dan tetap fokus pada tujuan bersama.
Mungkin, suatu hari nanti, Zak Starkey akan kembali menggebuk drum bersama The Who, dan drama ini hanya akan menjadi bagian dari legenda mereka. Atau, mungkin, ini adalah akhir dari sebuah era. Apapun yang terjadi, the music will live on.
Keep rockin'!