Dark Mode Light Mode

Lenny Kravitz: Akankah Kau Mengikuti Jejakku? Ulasan Album Are You Gonna Go My Way

Dulu, pas pertama kali denger Are You Gonna Go My Way dari Lenny Kravitz, berasa kayak kesamber petir di siang bolong. Energinya itu lho, bikin pengen langsung rock and roll di tengah jalan. Tapi, bener nggak sih album ini se-ikonik lagunya? Mari kita bedah satu-satu, kayak lagi bongkar HP jadul buat nyari harta karun. Siapa tahu aja, ‘kan?

Kilas Balik: Era Grunge dan Lenny Kravitz

Tahun 1993, dunia lagi demam grunge. Kurt Cobain jadi poster boy generasi X, tapi Lenny Kravitz hadir dengan vibe yang beda. Dia lebih glam rock, lebih funky, dan yang pasti, lebih colorful. Album Are You Gonna Go My Way ini jadi semacam oase di tengah gurun pasir angst. Mencampuradukkan retro rock, funk, dan soul dengan sentuhan classic rock, album ini nggak takut tampil beda. Bahkan, sampul albumnya aja udah bikin penasaran, kayak lagi liat iklan parfum mahal.

Lenny sendiri yang turun tangan sebagai produser, bahkan mainin banyak instrumennya. Keren, kan? Liriknya juga nggak kalah seru. Mulai dari kebebasan personal, isu ras, perang, sampai renungan spiritual dan cinta, semua dibahas tuntas. Jadi, nggak cuma musiknya yang asik, tapi juga ada pesan yang pengen disampaikan. It’s not just about the music, it’s about the message.

“Are You Gonna Go My Way”: Lebih dari Sekadar Judul

Lagu Are You Gonna Go My Way sendiri meledak banget di pasaran. Video musiknya yang disutradarai Mark Romanek juga ikonik. Meskipun awalnya nggak dirilis sebagai single komersial di Amerika Serikat, lagu ini berhasil nangkring di posisi pertama Billboard’s Modern Rock chart. Albumnya sendiri terjual lebih dari dua juta kopi di AS, dan semakin mengukuhkan nama Lenny Kravitz sebagai musisi rock yang serius. Padahal, dulu banyak yang nganggep Lenny cuma modal tampang doang. Eits, jangan salah, skill juga ada!

Lenny sendiri bilang, proses pembuatan album ini magic. Kayak lagi di tengah badai, semua serba gila, dan dia cuma bocah yang kebingungan. Tapi, dari kebingungan itulah lahir karya yang melegenda. Kadang, ide brilian emang muncul pas lagi chaos, ya nggak sih?

Pendapat Kritikus: Antara Cinta dan Benci

Nah, kritikus musik punya pendapat yang beragam tentang album ini. Ada yang bilang ini album Lenny yang paling konsisten, tapi ada juga yang ngerasa Lenny terlalu meniru suara classic rock. Jadi, kayak dengerin cover band yang jago banget.

AllMusic bilang, sampai akhir album, reproduksi suara classic rock yang teliti terasa terlalu dipelajari, menunjukkan bahwa Kravitz mungkin telah mencapai creative wall. Los Angeles Times bilang ada beberapa lagu yang kurang oke, tapi ketika Kravitz berhasil, hasilnya bisa sangat indah atau sangat merdu. Entertainment Weekly bilang Kravitz masih memberi penghormatan kepada masa lalu, tapi secara keseluruhan, dia telah memangkas aransemen gimmicky.

Kata Mereka: Fans Bicara Soal “Are You Gonna Go My Way”

Henry Martinez: Lenny mencoba menindaklanjuti Mama Said, yang merupakan album yang lebih baik, tetapi gagal. Bahkan salah satu juara awalnya, Robert Plant, mengeluh bagaimana lagu judulnya terdengar seperti penulisan ulang dari The Wanton Song. Dia menempatkan Kravitz dalam posisi yang tidak nyaman untuk menjelaskan apakah dia seorang peniru atau inovator.

Brian Hart: Saya suka Lenny dan vibe hippie-nya. Saya pikir dia sangat berbakat dan saya suka betapa beragamnya dia. Dia menuju ke semua bidang – rock, funk, soul, dll. Yang mengatakan, saya belum bisa menemukan album lengkap yang bisa saya hubungkan.

Evan Sanders: Saya bersemangat ketika Are You Gonna Go My Way muncul sebagai pilihan minggu ini, karena saya tidak percaya saya belum pernah mendengarkan album penuh yang diawali dengan lagu rock abadi. Dan seperti banyak orang lain di sini, saya kecewa.

Gary Claydon: Seperti burung layang-layang dan musim panas, satu lagu bagus tidak membuat album menjadi bagus. Apa yang kurang dalam orisinalitas lagu judul, itu menebusnya dalam energi belaka, garis bas yang keren, dan hook anthemic. Dari sana, proses nose dive tajam menjadi membosankan dan mudah dilupakan.

Banyak yang setuju kalau lagu Are You Gonna Go My Way itu keren banget, tapi sisanya agak meh. Kayak beli martabak yang toppingnya cuma meses doang. Ada juga yang bilang album ini terlalu beragam, jadi nggak fokus. But hey, selera orang kan beda-beda. Yang penting, kita nikmatin aja musiknya.

Mike Canoe: Album ini ternyata menjadi pengalaman mendengarkan yang jauh lebih lembut dari yang saya antisipasi. Bukan berarti lembut itu selalu buruk. Kravitz’s verbalisasi tanpa kata yang menyakitkan dan solo gitar Craig Ross sama-sama menyayat jiwa saya.

Adam Ranger: Seperti banyak orang, saya menduga, saya membeli album ini saat dirilis karena kekuatan lagu judul yang hebat itu. Sayangnya, saya kecewa dengan sisa album. Album ini tidak memenuhi janji dari lagu pertama itu.

Greg Schwepe: Sementara Lenny Kravitz selalu memancarkan persona Rock Star 100%, album-albumnya tidak selalu memiliki mentalitas rock langsung yang berjalan sepenuhnya melalui mereka. Selain rocker yang diisi riff, Anda memiliki sedikit R&B, sedikit soul, dan sedikit funk.

Kesimpulan: Tetap Ikonik Meski Nggak Sempurna

Skor akhir untuk Are You Gonna Go My Way adalah 6.49 dari 10, berdasarkan 65 suara. Well, nggak jelek-jelek amat, kan? Meskipun banyak yang ngerasa album ini nggak sempurna, tapi nggak bisa dipungkiri kalau lagu Are You Gonna Go My Way itu ikonik banget. Energinya itu lho, nggak lekang dimakan waktu.

Jadi, apakah album ini layak didengerin? It depends on your taste. Kalau kamu suka musik rock yang funky, soulful, dan colorful, album ini mungkin cocok buat kamu. Tapi, kalau kamu lebih suka musik yang pure rock tanpa embel-embel lain, mungkin kamu bakal kecewa. At the end of the day, musik itu soal selera. Yang penting, kita nikmatin aja dan jangan terlalu serius. Hidup udah berat, jangan dibikin tambah berat lagi dengan mikirin selera musik orang lain. Yang penting Are You Gonna Go My Way?

Add a comment Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous Post

iPad 11 Inci Murah: Harga di Bawah 4,5 Juta Rupiah

Next Post

Pemerintah Naikkan Plafon Kredit Mikro 2026 Jadi Rp 430T: Peluang Emas Kepemilikan Rumah